Hari Raya Saraswati
Serba-Serbi Hari Raya Saraswati: Mitos, Makna hingga Mantra Pemujaan pada Dewi Saraswati
Seluruh umat Hindu di Indonesia hari ini merayakan Hari Raya Saraswati yang jatuh pada Satbu Umanis Watugunung, 22 Oktober 2022.
Ilmu pengetahuan sifatnya mengalir untuk memberi kehidupan pada umat manusia.

Pada esensinya, seluruh umat Hindu di Bali merayakan Hari Saraswati, maknanya sebagai wujud bhakti dan terima kasih kepada Beliau, karena telah menurunkan ilmu pengetahuan untuk bisa lebih mudah menjalani kehidupan ini.
“Dewi Saraswati dilambangkan sebagai dewi yang cantik karena sesuatu yang cantik itu menarik. Demikian ilmu pengetahuan dilambangkan sebagai dewi yang cantik, agar setiap orang tertarik mencari pengetahuan itu,” jelas pria yang juga pengurus Majelis Desa Adat Provinsi.
I Nyoman Alit Putrawan memaparkan, Dewi Saraswati disimbolkan bertangan empat melambangkan Catur Weda, yang merupakan sumber pengetahuan itu. Catur Weda terdiri dari Reg Weda, Sama Weda, Yajur Weda, dan Atharwa Weda.
Keropak atau lontar yang dibawa Dewi Saraswati melambangkan ilmu pengetahuan, sumber dari sumber kehidupan.
“Seperti jik keropak itu dibuka, pengetahuan itu tidak terbatas,” ungkapnya.
Lotus atau bunga tunjung merupakan bunga yang bisa hidup di tiga alam.
“Akarnya di lumpur, batangnya di air, dan bunganya di udara. Ini adalah lambang bhur bwah swah. Ilmu pengetahuan ada di tiga alam sehingga bisa memberikan sesuluh,” jelas pria yang juga dosen ini.
Genitri simbol dari keabadian dan lambang Siwa. Maknanya, orang yang mempelajari ilmu pengetahuan maka sifat ilmu yang dipelajari tersebut abadi, bisa sebagai penuntun kehidupan.
Alat musik Wina adalah simbol kesenian dan budaya.
“Siapapun yang memiliki pengetahuan kesenian, seperti musik, tari, itu adalah hal yang menyenangkan. Maknanya, mengejar ilmu pengetahuan itu menyenangkan,” paparnya.
Sementara angsa sebagai lambang kebijaksanaan. Angsa bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Membedakan mana yang bisa dimakan dan tidak.
Sehingga manusia yang berpengetahuan bisa membedakan mana perbuatan yang baik dan buruk.
I Nyoman Alit Putrawan mengatakan, penjelmaan sebagai manusia adalah mulia, ini disebutkan dalam Sarasamuscaya, sebab dengan menjadi manusia dapat menolong dirinya dengan berbuat baik.
Merak merupakan lambang kewibawaan, orang yang mempelajari ilmu pengetahuan, digunakan untuk hal yang baik.