Berita Gianyar
BPBD Gianyar Imbau Waspadai Saluran Mampet Pada Musim Penghujan Ini
Di mana dalam penanganan yang dilakukan, diketahui sebagian besar penyebab utamanya adalah saluran mampet akibat sampah.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Membersihkan saluran air, baik sungai maupun got mampet karena sampah rumah tangga atau ranting.
Selama ini jarang terlihat, apalagi ketika memasuki musim hujan.
Sebab hal tersebut terkesan sepele.
Padahal selama bertahun-tahun, hal inilah yang menjadi salah satu penyebab bencana alam.
Seperti banjir hingga tanah longsor.
Baca juga: Rayakan Pagerwesi, Ratusan Warga Gunakan Jembatan Darurat Sembahyang di Pura Beji Bongan
Baca juga: Prakiraan Cuaca Tempat Wisata di Bali 27 Oktober 2022, Sebagian Besar Akan Diguyur Hujan

Kebid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Presasta, Rabu 26 Oktober 2022 mengatakan, setiap hujan lebat mengguyur kawasan Kabupaten Gianyar, Bali.
Pihaknya selalu mendapatkan laporan adanya banjir.
Di mana dalam penanganan yang dilakukan, diketahui sebagian besar penyebab utamanya adalah saluran mampet akibat sampah.
"Saluran mampet selalu menjadi penyebab utama banjir, itu kita temui dari tahun ke tahun," ujarnya.
Kata dia, saluran mampet bukan hanya terjadi karena sampah kiriman akibat hujan lebat yang membuat debit air meninggi.
Namun saluran mampet ini juga akibat sedimentasi.
"Jangankan banyak, satu kantong plastik yang menyumbat saluran air juga berdampak besar.
Karena satu kantong plastik itu menyumbat tanah, batu, dan pasir yang terbawa air, dan lama-lama menumpuk.
Sehingga menyebabkan saluran air dangkal.
Begitu hujan lebat, air pun meluber menjadi banjir," paparnya.

Dibya meminta masyarakat tak menyepelekan sumbatan ini.
Sebab hampir sebagian besar, banjir-banjir besar di Kabupaten Gianyar terjadi karena itu.
"Jadi kita imbau agar ketika memasuki musim hujan, yang diperhatikan bukan hanya pohon yang berpotensi tumbang.
Tapi juga saluran mampet.
Karena bisa menjadi penyebab tanah longsor, atau bangunan roboh akibat pondasinya terkikis banjir," tandasnya.
Dibya meyakini, jika masyarakat melakukan pembersihan saluran air dalam antisipasi bencana alam.
Serta tidak membuang sampah sembarangan ke saluran air, hal tersebut akan meminimalisir kebencanaan.
Bahkan hal tersebut akan mengoptimalkan kinerja pemerintah, ketika terjadi bencana alam.
Sebab dalam keterbatasan anggota dan peralatan, tak semua bencana alam bisa ditangani dalam waktu yang bersamaan.
"Biasanya ketika hujan lebat, kita terima laporan puluhan bencana alam seperti tanah longsor, pohon tumbang, dan banjir.
Karena keterbatasan, kita sangat kewalahan sampai-sampai mengklasifikasi mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu.
Untuk pohon tumbang, sudah mulai minim karena memasuki musim hujan masyarakat telah antisipasi dengan pemangkasan.
Jika pembersihan saluran air juga dimasukan dalam prioritas antisipasi oleh masyarakat, dipastikan bencana banjir dan longsor bisa lebih minim," tandasnya. (*)