KTT G20 di Bali

Ketua MDA Bali Libatkan Peran Desa Adat Jaga Kondusifitas Bali Saat Puncak KTT G20

Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet mengatakan, desa adat turut concern terhadap gelaran KTT g20

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Harun Ar Rasyid
Caption foto :
Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet mengatakan, desa adat turut concern terhadap gelaran KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G20 di Bali.

Ia mengatakan, desa adat di Bali turut terlibat dalam menyukseskan konferensi yang puncaknya berlangsung pada 14-16 November 2022 dihadiri para kepala negara dan delegasi peserta presidensi.

Ida Penglingsir Agung Sukahet mengimbau kepada seluruh masyarakat Bali untuk bersama-sama mendukung perhelatan bertaraf internasional itu.

Semua kelompok masyarakat di Bali agar menunda kegiatan maupun aksi yang berpotensi mengganggu jalannya KTT G20.

"Jangan ada kegiatan-kegiatan apapun atau aksi-aksi apapun yang bisa mengganggu jalannya G20, apalagi kemudian mengganggu keamanannya," tegas Sukahet kepada Tribun Bali, pada Rabu 26 Oktober 2022

Imbauan tersebut ditujukan kepada semua lapisan masyarakat di Bali, yakni desa adat, tokoh agama, mahasiswa, pemuda, serta organisasi masyarakat.

"Mari bersatu karena ini adalah martabat bangsa, juga momentum baik untuk kebangkitan Bali sebagai destinasi wisata," ujar dia

Menurut Ida Penglingsir Putra Sukahet kesuksesan gelaran KTT G20 bakal menjadi catatan bagi para kepala negara yang hadir.

"Nanti mereka (kepala negara G20,-red ) kembali ke negaranya berpidato memberi kesan pesan terhadap rakyat soal Bali," ujarnya.

Lanjut dia, apabila terdapat perbedaan sikap maupun aspirasi politik, ekonomi, serta kritik-kritik yang ingin diutarakan ke pemerintah, pihaknya meminta agar ditunda hingga G20 usai.

"Kalau ada perbedaan aspirasi politik, ekonomi, dan kritik-kritik ke pemerintah tolong dilaksanakan setelah G20," ucap Putra Sukahet

Sukahet mengatakan, melibatkan sebanyak sekitar 25 desa adat dalam pengamanan G20 secara aktif terlibat di dalamnya.

"Sekitar 25 desa adat sudah dibriefing, sering kita sosialisasikan. Desa adat dan pecalang-pecalang siap mengamakankan dan menyukseskan G20," pungkasnya. (*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved