Berita Buleleng

Tenun Buleleng Bermotif Mangrove Hingga Penyu Kambang Dipamerkan Saat G20

Tenun Buleleng Bermotif Mangrove Hingga Penyu Kambang Dipamerkan Saat G20

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Fenty Lilian Ariani
Ratu Ayu Astri Desiani
Artha Darma saat mengikuti pameran tenun pada kegiatan G20 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Kain tenun khas Buleleng dipamerkan dalam pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Kain tenun itu kolaborasi buatan Ketut Rajin pemilik usaha tenun Artha Darma asal Desa Sinabun, Kecamatan Sawan, Buleleng bersama empat siswa SMAN 3 Singaraja

Dikonfirmasi Kamis (27/10), Ketut Rajin mengatakan, pameran  G20 telah dilaksanakan mulai Kamis ini hingga Senin (31/10) di Bali Collection Nusa Dua. Dalam mengikuti pameran ini pihaknya mengikuti seleksi yang cukup ketat. Seleksi dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Dari seleksi itu akhirnya Artha Darma terpilih untuk mengikuti pameran dalam ajang G20 tersebut. 

Rajin menyebut, produk tenun yang dipamerkan dalam G20 ini mengambil tema ramah lingkungan. Seluruh bahannya menggunakan produk alami, seperti benang menggunakan bahan sutra dan katun,  sementara warna diambil dari tumbuh-tumbuhan. 

Terkait motif tenun yang dipamerkan sebut Rajin, berupa tanaman mangrove, burung jalak bali, hingga penyu kambang. Dimana filosofinya melambangkan Tri Hita Karana, menjaga keseimbangan alam semesta dengan segala isinya, antara hubungan manusia dengan alam,  manusia dengan manusia, serta manusia dengan sang pencipta. 

"Persiapannya saya lakukan cukup lama, hampir enam bulan mulai dari mendesain. Kami ambil tema ramah lingkungan karena bumi kita ini mengalami global warming. Kami kemudian mencoba membuat produk yang tidak mencemari lingkungan," terangnya. 

Sementara Kepala Sekolah SMAN 3 Singaraja, I Putu Eka Wilantara mengatakan, pihaknya memang telah bekerjasama dengan Artha Darma dalam menjalankan program ekstrakulikuler pertenunan. Selanjutnya Artha Darma mengajak empat siswanya untuk ikut serta dalam pameran G20. Selain memiliki keterampilan menenun, empat siswa tersebut juga memiliki keterampilan dalam berbahasa inggris. 

"Jadi siswa kami ikut latihan menenun selama satu bulan. Dalam pelatihan itu, kami bantu sarana prasarana berupa dua unit alat tenun dilengkapi dengan benang untuk merajut. Tenun yang dipamerkan itu kombinasi antara endek dan songket," terangnya. 

Atas keikutsertaan siswanya dalam pameran G20 ini, Wilantara berharap moment ini dapat menjadi penyemangat siswanya, agar terampil membuat produk-produk yang dapat dipasarkan dan dikelola langsung oleh sekolah. 

Sementara Putu Puspa Widyanti salah satu siswa SMAN 3 Singaraja yang ikut dalam pameran G20 mengatakan, awal mula dirinya bisa terpilih untuk mengikuti pameran ini karena dirinya sempat mendapatkan juara satu story telling yang diadakan sekolahnya. Kemudian untuk mempersiapkan penampilan di ajang pameran G20, Puspa diberikan kepercayaan mengikuti pelatihan tenun bersama tiga temannya yang sebelumnya sudah menguasai kemampuan komunikasi bahasa inggris.

"Meski sudah bisa berbahasa inggirs, namun tetap saja gerogi karena yang datang menghadiri acara G20 itu tamu-tamu penting, orang mancanegara juga. Saya sempat tidak percaya diri. Namun atas dukungan guru-guru, saya akan berusaha tampil secara maksimal," katanya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved