Berita Bali
Ini Konsistensi Pemerintah Dalam Upaya Mengurangi Sampah di Laut
Pemerintah menargetkan di tahun 2022 ini dapat mengurangi 38,5 persen sampah di laut.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN BALI.COM, MANGUPURA - Pemerintah menargetkan di tahun 2022 ini dapat mengurangi 38,5 persen sampah di laut.
Hal itu disampaikan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan usai menghadiri puncak acara Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut (Gernas BCL) di Taman Bhagawan Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Bali, Kamis 27 Oktober 2022.
"Target tahun 2022 ini kita bisa mengurangi 38,5 persen sampah di laut sudah berproses. Saya apresiasi sekali Pak Menteri KKP yang membuat program cinta laut ini. Jadi tiap tahun ada satu bulan penuh dimana orang tidak bisa menangkap ikan tapi diganti dengan menukar satu kilo sampah dengan uang itu saya kira nelayan kita tidak jadi suffering sekaligus mereka membersihkan laut," ujar Menko Luhut.
Ia menyampaikan tadi Pak Gubernur Bali dan Pak KASAL Laksamana Yudo bertekad, kalau kita semua bersatu padu saya kira kita bisa mengatasi masalah sampah ini.
Disamping itu tadi juga pemerintah seperti di Bali sudah akan menyelesaikan 3 RDF (Refuse-derived fuel) untuk penanganan sampah, sehingga sampah di Kabupaten Badung dan Kota Denpasar 1.200 ton per hari (ditampung di TPA Suwung) mulai bertahap akan habis.
"Mulai November sampai Januari puncaknya sudah habis sehingga Suwung tidak perlu ada. Kita bikin Bali jadi bersih karena apapun yang kita bikin kalau sampah banyak tidak ada gunanya. Kita bangun juga 52 spot seperti yang ada di bangun di Bali sekarang di penjuru tanah air sehingga nanti kita bosa mengelola sampah 12 ribu ton per hari yang bisa 80 persen jatuh ke laut sekarang kita tarik. Jadi kita yakin dalam beberapa tahun ke depan sampah yang jatuh ke laut bisa jauh berkurang," papar Menko Luhut
Menurutnya kerja sama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan KASAL dan Pemda seperti di Bali dengan Gubernur Koster itu akan membuat Indonesia lebih canggih.
Dan kita harus semua bahu membahu menyampaikan ini, ayo kita sama-sama membersihkan laut Indonesia dan membersihkan sampah di darat.
Penanganan sampah dari hulu ke hilir tentu juga dilakukan untuk itu dibangun 3 RDF di Bali.
"Tadi itu saya bilang kita bangun rdf tempat pengelolaan sampah ada rdf, ada kompos ada macam-macam ada juga yang bisa diproses sampai akhir. Dan itu saya kira berjalan jadi makin cepat, bisa menambah proses pengolahan sampah itu. Saya kira makin kecil sampah yang masuk ke laut juga, disiplin kita, disiplin nelayan tidak boleh membuang sampah ke laut mereka wajib hukumnya nanti di pelabuhan-pelabuhan mereka harus setor sampah yang mereka buat selama berlayar," kata Menko Luhut.
Lalu bagaimana pengendalian di hulu terutama untuk perusahaan yang packaging plastik?
Menko Luhut mengatakan mereka saya kira semakin sadar ini masalah dunia jadi perusahaan-perusahaan itu sekarang dinilai bagaimana dia memelihara lingkungan, jadi saya kira semua mendunia itu saya kira akan banyak berkurang.
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono target mengurangi 38,5 persen sampah di laut itu di seluruh wilayah Indonesia.
"Dari seluruh wilayah Indonesia tapi utama itu plastik yang paling concern itu plastik, sampah itu ada yang non plastik seperti dari tumbuh-tumbuhan kayak gitu masih gak papa dia tidak masalah. Yang sangat bermasalah itu adalah plastik karena plastik itu dia bisa ngendap di tingkat kedalaman tertentu dan kalau itu terjadi bisa dimakan oleh ikan. Nah ini yang berbahaya," ungkap Menteri Trenggono.
Lalu bagaimana dengan penanganan fenomena tahunan sampah kiriman di sepanjang pesisir Selatan Bali?