Berita Tabanan
Terseret Arus Tukad Yeh Ho Tabanan, Ini Tanda yang Ditinggalkan Ketut Suada Sebelum Hanyut
I Ketut Suada, 49 tahun, warga Banjar Dinas Langan, Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan, Tabanan. Diduga terseret arus Tukad Yeh Ho, Kamis 27/10/2022
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - I Ketut Suada, 49 tahun, warga Banjar Dinas Langan, Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan, Tabanan.
Diduga terseret arus Tukad Yeh Ho, Kamis 27 Oktober 2022 kemarin.
Proses pencarian pun dilakukan oleh Tim SAR Gabungan, mulai dari kemarin pagi.
Saat ini, Jumat 28 Oktober 2022, proses pencarian terus dilanjutkan.
Di sisi lain, rekan kerja korban mengungkap ada tanda-tanda sebelum korban terseret arus Tukad Yeh Ho.
Baca juga: Tukad Yeh Ho Makan Korban Lagi, Dikabarkan Ada Warga Hanyut, Simak Berita Selengkapnya!
Baca juga: Keluarga Ikhlas, Luh De Puspasari Korban Hanyut Tukad Yeh Ho Diaben di Setra Desa Adat Tanggun Titi

Rekan kerjanya, Putu Juni mengatakan, bahwa dirinya dan Ketut Suada bekerja dalam satu proyek.
Korban ikut dengannya, mengerjakan rumah.
Proyek yang masih berlangsung sendiri, mengerjakan rumah di Banjar Belong Desa Belumbang, Kecamatan Kerambitan.
Dan tanda-tanda sebelum menghilang itu, saat sehari sebelum kejadian korban menumpahkan satu galon cat.
“Dia (korban) ikut kerja ke saya. Belum selesai proyeknya (membangun rumah).
Tanda-tanda, sehari sebelum kerja itu, seperti kurang konsentrasi.
Jadi numpahin satu galon cat,” ucapnya Jumat 28 Oktober 2022.
Juni mengaku, temannya itu bisa menjadi kuli dan menjadi tukang bangunan.
Namun, korban juga serabutan di tempat lain.
Ketika libur tidak ada kerja dengannya, maka akan kerja di tempat lain, untuk menempel batu alam.
Paling tidak selalu ada kerjaan.
Dan kalau libur paling seminggu atau dua minggu kemudian bekerja lagi.

“Selain kerjaan serabutan juga dia hobi mancing.
Ketika musim ikan di sungai, dia selalu mancing.
Biasanya mancing ikan sidat.
Kalau musim banjir gini banyak ikan sidatnya.
Kalau gak ada ikan, biasa mancing ke laut, nyari ikan sedapatnya apa saja,” ungkapnya.
Menurut dia, temannya itu juga pemberani kalau memancing.
Bahkan, ketika malam dan debit air tinggi bisa mancing sendirian.
Padahal kalau dirinya sendiri, tidak akan mungkin berani kalau harus mancing malam sendirian di aliran Tukad Yeh Ho.
“Iya berani memang sendiri. Malam-malam gitu sendiri mancing ikan,” jelasnya.
Hal senada dikatakan, saudara satu sanggah korban, Putu Balik, yang mengatakan bahwa korban saat itu diketahui sedang mencari kepiting kecil untuk umpan.
Biasanya memang berada di bebatuan di sungai.
Korban sendiri merupakan lima bersaudara, dan belum menikah.
Dan kerjanya, memang sudah biasa kalau tidak ada kerjaan memancing di sungai dan laut.
“Ya biasa kalau mancing memang hobinya. Dan memang belum menikah, dan dia lima bersaudara. Kalau malam-malam juga berani sendiri mancing di sungai,” bebernya. (*)