KTT G20 di Bali
Dari Bali, Saatnya Aksi Nyata Bangun Perdamaian Dunia Melalui Pertemuan R20
Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (MWL) Syekh Mohammed Al-Issa menekankan bahwa begitu banyak masalah di dunia ini yang dilatari agama.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Harun Ar Rasyid
Syekh Al-Issa juga menyampaikan, Forum R20 ini sangat penting dalam membangun pemahaman antara budaya dan peradaban.
Sementara peradaban dan budaya itu juga dalam sejarahnya dibentuk dari agama.
Oleh karena itu, Forum R20 digelar dalam rangka untuk menjembatani konsep dialog tradisional yang berlangsung selama beberapa dekade tanpa mencapai tujuan yang diharapkan dalam membangun hubungan antarmanusia dan kerja sama kemanusiaan antara Timur dan Barat.
Selain itu, Forum R20 juga dilaksanakan dalam rangka untuk mencegah konsep atau inisiatif yang salah atau mencurigakan, ataupun yang menyebabkan bentrokan antara peradaban dan budaya.
“Di R20, terdapat konsep kemanusiaan yang mendalam dan bijaksana, kemanusiaan yang membangun hubungan yang diperlukan antara semua untuk kebaikan semua untuk membangun dialog antaragama, budaya, dan peradaban,” katanya.
Syekh Al-Issa juga menegaskan, sudah saatnya mengaplikasikan nilai-nilai kemanusiaan itu guna memberikan kontribusi yang besar bagi perdamaian dan keharmonisan di dunia dewasa ini.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan gagasan diadakannya konferensi para pemuka agama internasional ini telah dikembangkan oleh PBNU tepat setelah kongres nasional yang digelar Desember (2021) lalu.
Idenya adalah agar para pemimpin agama internasional berkumpul dan melakukan percakapan yang jujur, dan lugas mengenai dua topik mendasar.
Pertama, bagaimana menyikapi realitas problematika relasi komunal antar kelompok agama yang berbeda dan kenyataannya masih menjadi situasi yang sangat problematis dalam berbagai krisis di dunia.
Kedua, tentang bagaimana para pemuka agama dapat mengembangkan visi tentang agama yang dapat menjadi sumber solusi atas berbagai permasalahan global dengan menanamkan nilai-nilai luhur, dan spiritual agama ke dalam dinamika politik dan ekonomi internasional.
“Karena Indonesia menjadi tuan rumah G20 tahun ini sebagai presidensi tahunan G20 tahun ini, PBNU membawa ide itu ke pemerintah, Presiden Jokowi, dan mengusulkan ide ini untuk diadopsi ke dalam forum G20 dan kami sudah mendapat persetujuan sekarang,” imbuhnya.
Visi dan agenda ini yang ingin kami bawa lebih jauh bukan sekedar event atau konferensi tetapi kami sedang mencari perkembangan ide ini menjadi sebuah gerakan global.
Untuk itulah kami membawa ide ini kepada pemerintah untuk diadopsi dalam forum G20, sehingga R20 atau Forum Keagamaan G20 ini dapat diadopsi ke dalam forum tahunan G20 dari tahun ke tahun.