Berita Tabanan

583 Bonsai yang Terbagi dalam 4 Kelas Unjuk Gigi, Ramaikan Rangkain Hut Kota Tabanan ke 529

583 bonsai yang terbagi dalam 4 kelas unjuk gigi dalam lomba di Tabanan, ramaikan rangkain Hut Kota Tabanan ke 529.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Kartika Viktriani
Istimewa
Pameran bonsai di Taman Kota Tabanan diikuti oleh 583 kontestan dari Bali dan luar Bali. 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- 583 pohon bonsai dipamerakan di Taman Kota, Kabupaten Tabanan sejak beberapa hari terakhir.

Dalam rangkaian Hut kota Tabanan yang ke 529 ini, ada 4 kelas bonsai yang dilombakan.

Mulai dari kelas prospek, pratama, madya dan kelas utama.

Kegiatan ini ditargetkan selain sebagai semarak hut kota, juga sebagai kebangkitan perekonomian Tabanan.

Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya mengatakan, bahwa pameran dan kontes bonsai ini, ajang memperkenalkan Kota Tabanan.

Maka dari itu, ajang ini juga diharapkan mempromosikan Tabanan kepada para penggemar tanaman yang memiliki ciri khas tidak tinggi itu kepada para penggemar bonsai maupun juri yang datang dari luar daerah. 

“Kami harap nanti disampaikan bahwa Tabanan memiliki sejarah yang panjang dan Tabanan ini sudah berumur 529 tahun, di 2022 ini,” ucapnya Jumat 4 November 2022.

Selaku Kepala Daerah, Sanjaya juga sangat mengapresiasi serta memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak penyelenggara Pelangi Bonsai Tabanan VI.

Dimana pameran ini, bekerjasama dengan penggemar bonsai Bali maupun daerah luar Bali.

Baca juga: Hari Raya Tumpek Landep di Bangli, Bali, Curhat Edi : Peminat Jasa Cuci Kendaraan Manual Menurun

Menjadikan kabupaten Lumbung Beras ini sebagai ajang pameran bonsai berskala nasional.

“Kami apresiasi setinggi-tingginya atas pameran yang digelar di Tabanan ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Pecinta Bonsai Indonesia (PBBI) Cabang Tabanan, I Wayan Supra Nanda, menyatakan, bahwa 583 bonsai ini milik kontestan yang didominasi dari Bali.

Adapun juga dari penggemar di luar Bali, misalnya dari Jawa Timur seperti dari penggemar Kabupaten Lumajang, Mojokerto, Banyuwangi, dan Madura.

Kemudian, ada juga penggemar asal Sumbawa NTB. Kontes sendiri sudah dimulai sejak Senin 31 Oktober 2022 lalu.

Dan pada Rabu 2 November 2022 kemarin resmi dibuka.

“Ada beberapa kategori yang dikonteskan. Mulai dari tahap awal yang disebut prospek. Kemudian berlanjut secara bertahap yakni pratama, madya, utama, hingga bintang,” katanya.

Menurut dia, untuk kategori bintang, bonsai yang dikonteskan, sudah tidak ada campur tangan atau faktor manusia.

Pertumbuhan bonsai sudah alami.

Bekas kawat untuk membentuk cabang dan ranting sudah hilang seiring pertumbuhan batangnya.

Dan bonsai di kategori ini jangan ditanya lagi harganya.

Bisa jadi juga tidak akan dijual.

“Kami semarakkan hut kota tabanan ini juga sebagai ajang mengkampanyekan pelestarian lingkungan. Karena dulu banyak penghobi yang membuat bonsai dengan cara mendongkel tanamannya yang besar-besar di alam liar. Kami dorong budidaya (pencangkokan atau stek),” jelasnya.

Ia mengaku, bahwa bonsai saat ini trennya ialah di ketinggian rentang sepuluh sampai 30 sentimeter.

Dan itu diterapkan di semua jenis bonsai mulai dari Sentigi, Sancang, Jeruk Kingkit, Anting Putri, serta tanaman dari keluarga Ficus atau beringin.

Ini juga dikarenakan lebih cepat dari sisi bisnis. Karena proses pembuatannya dari stek atau cangkok lebih cepat dan gampang.

Tinggal merawatnya dan faktor lamanya perawatan.

"Dan harganya juga tidak murah. Kalau sudah kategori bintang jangan ditanya harga lagi. Biasanya yang punya tidak akan menjualnya," bebernya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved