Penebasan di Bangli

Mertayasa, Korban Penebasan Dirawat di RSUP Ngoerah Denpasar, Paman Sebut Kondisinya Lebih Baik

Penebasan di Bangli, polisi masih menunggu hasil forensik dari pihak rumah sakit, Komang sudah mulai sadar

TRIBUN-BALI.COM / Putu Yunia Andriyani
Situasi Ruang Kamboja RSUP Prof. Ngoerah yang merupakan tempat dirawatnya Komang Mertayasa, korban penebasan di Bangli - Mertayasa, Korban Penebasan Dirawat di RSUP Ngoerah Denpasar, Paman Sebut Kondisinya Lebih Baik 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Korban penganiayaan di Banjar Taksu, Desa Batur Selatan, Kintamani Komang Mertayasa masih menjalani perawatan di RSUP Sanglah.

Di sisi lain, pelaku penganiayaan, Made Umbara telah menyerahkan diri ke Polsek Kintamani dan telah ditahan, Jumat 4 November 2022.

Kapolsek Kintamani, Kompol Ruli Agus Susanto SH MH mengatakan, pasca menjalani perawatan di RSU Bangli sekitar pukul 21.00 Wita, Mertayasa dirujuk ke RSUP Sanglah, Kamis 3 November 2022, pukul 00.14 Wita.

"Informasi dari keluarga korban, kemarin yang bersangkutan baru menjalani operasi karena ada luka di bagian kepala. Dan sampai saat ini korban masih dirawat (di RSUP Sanglah)," ujarnya, Jumat 4 November 2022.

Baca juga: Kapolsek Kintami Sebut Korban Penebasan di Bangli Adalah Mantan Pacar Istri Pelaku

Dikatakan, polisi masih menunggu hasil forensik dari pihak rumah sakit.

Namun dari luka yang diderita korban, diketahui ada 8 luka tebasan.

Tujuh diantaranya di bagian badan, dan satu luka di kepala.

"Itu dari pengamatan luar saat kejadian di TKP. Mengenai luka yang lain kami belum tahu," ucapnya.

Kompol Ruli menambahkan, hingga saat ini baru keterangan dari pelaku yang diterima polisi.

Sedangkan keterangan dari pihak korban maupun keluarga korban belum diterima.

"Keluarga korban saat ini masih di rumah sakit. Kemarin hanya melaporkan resmi saja. Jadi belum bisa kami berikan penjelasan detailnya. Nanti kalau sudah ada perkembangan kami informasikan lagi," tandasnya.

Sebelumnya, Mertayasa menjadi korban penganiayaan atas kemarahan Made Umbara, Rabu 2 November 2022, lantaran kerap mengirim chat ancaman pada istrinya, dengan dalih meminta uang.

Alhasil pria asal Batur Tengah, Kintamani itu dipancing untuk datang ke rumahnya di wilayah Batur Selatan, Kintamani.

Mengetahui Mertayasa akan datang, Made Umbara kemudian mengambil sebilah pisau besar (blakas) di dapur, dan bersembunyi di kebun.

Saat melihat Mertayasa datang ke kebun belakang rumah, Made Umbara langsung menebasnya dengan membabi buta, hingga mengakibatkan Mertayasa mengalami luka bacok di sekujur tubuh dan kepala.

Dengan luka parah, Mertayasa berusaha melarikan diri ke arah tegalan, dan meminta tolong warga sekitar.

Sementara Made Umbara pergi dengan bersepeda motor ke Polsek Kintamani untuk menyerahkan diri.

Terpisah, perawat di IGD di RSUP Ngoerah Denpasar mengatakan, setelah selesai penanganan di IGD, pasien kemudian dipindahkan ke ruang Kamboja.

Di lokasi, Tribun Bali bertemu dengan paman korban yang sedang menunggu di depan ruangan.

Paman korban yang tak ingin disebutkan namanya ini mengatakan kondisi Komang sudah lebih baik daripada sebelumnya.

“Kemarin sudah langsung diberi tindakan oleh dokter untuk langsung dioperasi. Korban sedang ada di dalam ruangan ditemani istrinya, sedang dalam observasi,” kata pamannya, Jumat.

Pamannya mengatakan, Komang saat ini sudah mulai sadar, walaupun belum sepenuhnya.

Hal ini diperkirakan terjadi karena efek obat saat operasi kemarin.

Komang Mertayasa sudah mulai bisa makan dan minum.

Di sisi lain, kasus yang dialami oleh Komang ini tak bisa ditanggung BPJS Kesehatan.

Sehingga Komang harus membayar biaya operasi dan perawatan lainnya.

Di sisi lain, paman korban mengungkapkan perasaannya yang sedih melihat respon masyarakat.

Melalui berita-berita yang ia baca di media sosial, ia banyak melihat komentar masyarakat.

Banyak respon masyarakat yang ternyata membenarkan tindakan pelaku.

Hal dirasa kurang seimbang karena belum adanya keterangan lain dari sisi korban.

Sedangkan saat ini, semua pemberitaan hanya berdasarkan pada keterangan pelaku.

“Dari postingan atau berita yang saya baca memang banyak juga yang menganggap tindakan pelaku ini wajar. Keterangan yang ada kan baru keterangan dari pelaku, sementara dari korban belum ada,” kata paman korban.

Paman korban tak merasa disudutkan akan pandangan masyarakat, hanya saja menyayangkan hal tersebut.

Lelaki ini mengaku mereka sedang berusaha keras untuk kesembuhan korban.

Ia menuturkan hasil pemeriksaan dokter, kondisi korban sangat parah dan membutuhkan penanganan segera.

Biaya penanganan untuk pasien cukup mahal, bahkan mereka telah membayar DP perawatan Rp 30 juta.

Mereka sangat berharap korban mendapatkan penanganan yang tepat dan dapat segera sembuh.

Paman korban juga menuturkan hingga saat ini ada keluarganya yang terus dihubungi polisi untuk mengetahui kondisi kesehatan korban.

Kemungkinan, setelah sembuh korban akan memberi keterangan kepada polisi.

“Dari beberapa hari yang lalu keponakan saya yang di Bangli terus dihubungi oleh pihak kepolisian. Setiap dua jam sekali selalu di-chat dan tanya soal kondisi korban. Jadi kemungkinan kalau sudah sembuh akan langsung menghadap,” tambahnya.

Lelaki ini berharap agar masyarakat dapat lebih bijak melihat kejadian ini dengan tidak cepat berada di salah satu pihak.

Ia berharap masyarakat menunggu untuk mendengar keterangan dari pihak korban sehingga semuanya bisa seimbang.(mer/yun)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved