Berita Jembrana
Bantuan Bencana Masih Berdatangan ke Jembrana, Tinggal 5 KK Bertahan di Posko Pengungsian
Banjir bandang di Jembrana, bantuan untuk korban bencana Jembrana masih terus mengalir
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Masing-masing KK akan mendapat lahan 1,5 are dan sertifikat tanah di tempat baru.
Relokasi akan diprioritaskan untuk rumah warga yang mengalami rusak berat atau hanyut saat banjir bandang.
Sementara ini ada 39 KK yang akan direlokasi dan 70 KK mendapat bantuan perbaikan rumah.
Ada dua strategi yang disiapkan untuk penanganan bencana alam di Jembrana.
Pertama, mengusulkan anggaran pembangunan rumah kepada Pemerintah Pusat melalui Kementerian PUPR.
Kedua menyediakan tanah aset Pemprov Bali untuk lokasi relokasi warga serta pemberian stimulan kepada warga terdampak sesuai Pergub 32 Tahun 2021 tentang bantuan sosial yang tidak direncanakan.
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba berencana mengajak masyarakat untuk melihat langsung tiga lokasi yang akan menjadi tempat relokasi.
"Semoga mereka (warga) mau bergabung di satu titik," harapnya.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin mengaku sudah menyusun rencana untuk relokasi warga terdampak bencana alam di Jembrana.
Relokasi ditujukan korban banjir bandang Daerah Aliran Sungai (DAS) Bilukpoh, Desa Penyaringan dan Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo.
Jumlah bantuan yang diberikan kepada warga relokasi dan stimulan yakni Rp 35 juta per KK.
Untuk relokasi, anggaran pembangunan dilakukan secara sharing dari Pemerintah Pusat dan daerah.
"Nanti masyarakat yang menentukan titik mana yang dipilih. Pembiayaannya nanti bisa dengan sistem sharing," jelasnya.
Rentin melanjutkan, biaya stimulan diberikan untuk korban meninggal dunia Rp 15 juta.
Kemudian perbaikan fasilitas umum per titik kerusakan maksimal Rp 100 juta, dan perbaikan rumah senilai Rp 35 juta.