Berita Tabanan
Diterjang Banjir, TPS3R KSM Bayu Suci Diharapkan Dapat BTT
TPS3R Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) ‘Bayu Suci’ di desa Batannyuh, Marga terdampak bencana banjir bandang 17 Oktober 2022 lalu.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- TPS3R Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) ‘Bayu Suci’ di desa Batannyuh, Marga terdampak bencana banjir bandang 17 Oktober 2022 lalu.
Akibat hal ini, kemudian menjadi persoalan karena TPS3R ini menjadi 10 persen dari jumlah total TPS3R yang “hidup” di Tabanan.
Oleh karena itu, Komisi II DPRD Tabanan berharap supaya ada BTT untuk keberlangsung TPS3R KSM Bayu Suci.
Ketua komisi II DPRD Tabanan, I Wayan Lara mengatakan bahwa pihaknya mendorong eksekutif untuk percepatan perbaikan TPS3R ini. Sebab, keberadaannya selama ini cukup membantu mengatasi persoalan sampah. Terutama, di kecamatan Marga. Bahkan, menjadi percontohan sekaligus studi banding dari mahasiswa maupun daerah lain. Karena dari jumlah total sekitar 43 TPS3R di Tabanan, hanya 10 persen yang aktif. Dan yang memiliki kinerja baik adalah di Marga ini.
“Karena itu hasil turun kelapangan ini akan dijadikan referensi sebelum rapat kerja dengan dinas terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup.
Kami akan mendorong eksekutif untuk penanganan di TPS3R di sini (TPS3R KSM Bayu Suci). Dan dalam waktu dekat bisa menggunakan dana BTT (untuk perbaikan),” ucapnya Jumat 11 November 2022.
Menurut Lara, komisi II akan turun tak hanya ke TPS3R yang sudah berjalan saja. Akan tetapi, yang mandeg atau tidak berfungsi dengan semestinya. Pihaknya akan memanggil pemilik atau pengelola TPS3R yang belum berjalan ini. Pastinya, hal itu untuk mengetahui apa sebenarnya masalah dan kendalanya. Sebab, berbicara tentang penanganan sampah ketika tidak segera dicarikan solusi tentu kondisi TPA Mandung tidak kuat lagi menampung sampah.
“Ketika tidak ada solusi, maka kondisi TPA Mandung sudah sangat mengkhawatirkan,” bebernya.
Sementara itu, Bendahara TPS3R KSM Bayu Suci, Made Putra Ariawan menjelaskan, TPS3R KSM Bayu Suci berdiri sejak 2016 lalu. Sebelum bencana, TPS3R ini mampu mengcover sampah rumah tangga yang datang dari 7 banjar di 2 desa, yakni Desa Batannyuh dan Desa Peken. Estimasinya mampu menampung sekitar 3000 kilogram setiap bulan untuk satu desa. Jumlah itu akan bisa lebih besar ketika ada hari raya ataupun rerahinan sebulan untuk satu desa.
“Jadi mulai di sini dipilah mana yang plastik, dan organik untuk dijadikan pupuk. Residu dari pemilahan inilah yang selanjutnya dibuang ke TPA Mandung dengan biaya Rp 800 ribu perbulan,” bebernya.
Ia mengaku, sejak adanya bencana ada kendala yang dihadapi TPS3R KSM Bayu Suci.
Itu setelah bangunan hangar yang biasanya dijadikan lokasi pemilahan rata diterjang derasnya air sungai. Bahkan, satu unit kendaraan operasional juga hanyut terbawa arus. Dan saat ini, hanya sistem angkut buang. Setiap sampah-sampah dari rumah tangga, tetap dibawa ke TPS, namun tanpa pemilahan. Untuk kemudian, dibuang ke TPA Mandung. Hanya saja untuk biaya pengangkutan ke TPA Mandung sebulan perlu anggaran Rp 800 ribu , itu yang belum bisa tercover. Pungutan iuran sampah dari rumah tangga baru bisa untuk memberikan upah tenaga sopir dan tenaga pengangkut sampah, yang bekerja dari pukul 08.00 sampai 16.00 Wita.
“Dulu ada 3 orang, sopir 1 orang, dan tenaga pilah plastik 2 orang. Karena tidak ada pemilahan, beberapa petugas sementara dirumahkan,” ujarnya. (ang).