G20 di Bali
Jelang Puncak G20, BNEF Summit di Bali Dorong Pencapaian Target Masa Depan Rendah Karbon
Jelang Puncak G20, BNEF Summit di Bali Dorong Pencapaian Target Masa Depan Rendah Karbon
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Harun Ar Rasyid
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - BloombergNEF (BNEF) Net Zero Summit di Bali menjadi wadah untuk menekankan tentang pentingnya kolaborasi dalam mendorong pencapaian target masa depan rendah karbon.
Seluruh perhatian dunia tertuju pada Bali menjelang pelaksanaan B20 dan G20 Summit yang diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia.
BNEF Summit menjadi acara resmi B20/G20, mempertemukan para pemimpin industri dan investor dari seluruh Asia untuk berkolaborasi bersama menuju net zero emission.
Chevron bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta the Asia Natural Gas and Energy Association (ANGEA) membahasnya
Partisipasi Chevron dalam BNEF Summit ini menyusul ditandatanganinya perjanjian kerja sama Chevron dengan Pertamina dan Keppel Infrastructure dalam mengeksplorasi pengembangan proyek hidrogen hijau dan amonia hijau di Indonesia kemarin.
Country Manager Chevron Indonesia, ujar Wahyu Budiarto, menyampaikan, kolaborasi ini merupakan hal yang penting dalam mendukung inovasi dan mendorong transisi energi dengan menggandeng berbagai pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan-tujuan energi nasional.
ANGEA dan Pemerintah Indonesia juga telah memberikan banyak masukan mengenai bagaimana industri, asosiasi, dan pemerintah dapat bekerja sama dalam mencapai target net zero emission, baik di Indonesia maupun kawasan Asia Pasifik.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan target penggunaan energi baru terbarukan (EBT) hingga 23 persen pada tahun 2025, yang tertuang dalam roadmap transisi energi sebagai bagian dari Grand National Energy Strategy (GSEN).
"Untuk mencapai angka tersebut, kolaborasi antara pihak swasta, pemerintah, dan lembaga lainnya menjadi suatu hal yang fundamental, khususnya dalam menyeimbangkan akses energi, dampak lingkungan dan sosial-ekonomi, serta pengembangan teknologi," kata Wahyu dalam acara yang digelar Sabtu 12 November 2022 itu.
Sementara itu, Direktur Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Ridha Yasser, optimis untuk mengakselerasi pencapaian target Indonesia untuk mencapai net zero emission.
"Kami percaya untuk akselerasi masa depan energi rendah karbon," tuturnya.
Vice President Strategy & Integration di Chevron New Energies, Manish Misra untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengembangan solusi rendah karbon di negara-negara yang memiliki kebutuhan energi tinggi.
"Kami dapat membantu mempercepat transisi energi yang sedang berlangsung melalui teknologi baru dan keahlian operasional,” kata dia
Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), kebutuhan energi Indonesia diproyeksikan mencapai 2,9 miliar setara barel minyak (SBM) pada tahun 2050.
Chief Executive Officer ANGEA, Paul Everingham, mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan tersebut penyedia gas alam dapat diselaraskan dengan meningkatnya penggunaan energi terbarukan.