Satu Keluarga Tewas di Kalideres
Polisi Sebut Tak Ada Makanan di Kulkas Satu Keluarga yang Tewas di Kalideres: Kayak Orang Mau Pindah
Kapolsek Kalideres menyebut jika dalam rumah Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Jakarta Barat, tidak ditemukan ada sisa bahan makanan apapun
Masih berdasarkan otopsi, ditemukan fakta bahwa keempat orang tersebut meninggal sejak 3 pekan lalu, namun dengan waktu kematian yang berbeda.
"Semuanya di waktu berbeda meninggalnya. Sehingga waktu pembusukan jasad masing-masing berbeda," jelas Pasma.
Ia tak memerinci waktu meninggal masing-masing anggota keluarga itu. Namun demikian, Pasma menyebutkan, di antara keempatnya, ada satu yang waktu kematiannya paling lama, yakni sekitar tiga pekan lalu.
"Ya berdasarkan keterangan dokter forensik, ada yang kematiannya yang sejak tiga minggu lalu," ujar Pasma.
Berdasarkan keterangan sementara dokter forensik, tidak ditemukan pula tanda-tanda kekerasan pada tubuh keempat korban.
Selain itu, sejauh ini belum ditemukan tanda-tanda korban mengalami keracunan makanan. Sebab, berdasarkan pemeriksaan organ dalam, tidak ditemukan makanan apa pun.
Menunggak Bayar Listrik
Asiung, Ketua RT 015/RW 07 di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat menyebut sempat menegur salah satu korban yang ditemukan tewas bersama tiga anggota keluarganya.
Asiung mengatakan dirinya menegur DF (42) yang merupakan anak dari keluarga tersebut karena ada surat dari PLN soal tunggakan bayar listrik pada 31 Agustus 2022.
Baca juga: Fakta-fakta Mengejutkan Penemuan Jasad Satu Keluarga di Kalideres, Penyebab Kematian Jadi Misteri
Setelah itu, Asiung mengaku berkomunikasi dengan DF pada 5 September 2022 untuk mengingatkan agar membayar listrik agar tidak diputus.
"Dia ada tunggakan dari PLN, saya terima (surat teguran PLN) pada 31 Agustus. Saya ingatkan lagi ke anaknya (DF), 'tolong diurus jangan sampai diputus (listriknya)," kata Asiung kepada wartawan, Jumat 11 November 2022.
"Dibalas tanggal 5 September, 'Iya om, baik om, maaf ngerepotin. Nanti saya kabarin lagi' seperti itu jawaban dari si anak," sambungnya.
Setelah itu, Asiung mengatakan keluarganya sempat membayar listrik sebesar Rp300 ribu. Namun, pada Oktober 2022, mereka meminta petugas PLN memutus aliran listriknya.
"Oktober tanggal 4 dia kasih kabar petugas PLN, bang jangan dibayarin lagi, diputus saja. Nanti kalau saya mau pasang lagi, saya hubungin bapak ke petugas PLN. Tanggal 27 September petugas PLN menelpon hubungin atau chat tidak bisa sama sekali, ceklis satu," ucapnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Diduga Kelaparan, Polisi Sebut Kulkas Keluarga yang Tewas di Kalideres Kosong dan di Kompas.com dengan judul Bukan Dibunuh atau Keracunan, Penyebab Kematian Satu Keluarga di Kalideres Masih Jadi Teka-teki.