Berita Gianyar

577 Perempuan di Gianyar  Bali Kesepian Berdasarkan Data Dinas Sosial, Simak Ulasannya!

Dari total tersebut, sebanyak 577 jiwa berstatus perempuan rawan sosial ekonomi atau hidup sendirian, tidak menikah.

Pixabay
Ilustrasi - Kabupaten Gianyar, Bali, pada tahun 2021 mencatat sebanyak 11.640 jiwa hidup dalam permasalahan sosial ekonomi. Dari total tersebut, sebanyak 577 jiwa berstatus perempuan rawan sosial ekonomi atau hidup sendirian, tidak menikah. Kemudian cerai, atau suaminya meninggal dunia. Hal tersebut berdasarkan data Dinas Sosial Gianyar, pada Rabu 16 November 2022 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kabupaten Gianyar, Bali, pada tahun 2021 mencatat sebanyak 11.640 jiwa hidup dalam permasalahan sosial ekonomi.

Dari total tersebut, sebanyak 577 jiwa berstatus perempuan rawan sosial ekonomi atau hidup sendirian, tidak menikah.

Kemudian cerai, atau suaminya meninggal dunia.

Hal tersebut berdasarkan data Dinas Sosial Gianyar, pada Rabu 16 November 2022.

Baca juga: FAKTA-FAKTA Video Syur Wanita Berkebaya Merah: Diduga Influencer Bali hingga Usia Perempuan 24 Tahun

Baca juga: Post Summit Women20 di Bali: Bahas 4 Isu Peran Perempuan

Ilustrasi - Kabupaten Gianyar, Bali, pada tahun 2021 mencatat sebanyak 11.640 jiwa hidup dalam permasalahan sosial ekonomi.

Dari total tersebut, sebanyak 577 jiwa berstatus perempuan rawan sosial ekonomi atau hidup sendirian, tidak menikah.

Kemudian cerai, atau suaminya meninggal dunia.

Hal tersebut berdasarkan data Dinas Sosial Gianyar, pada Rabu 16 November 2022.
Ilustrasi - Kabupaten Gianyar, Bali, pada tahun 2021 mencatat sebanyak 11.640 jiwa hidup dalam permasalahan sosial ekonomi. Dari total tersebut, sebanyak 577 jiwa berstatus perempuan rawan sosial ekonomi atau hidup sendirian, tidak menikah. Kemudian cerai, atau suaminya meninggal dunia. Hal tersebut berdasarkan data Dinas Sosial Gianyar, pada Rabu 16 November 2022. (Istimewa)

Selain perempuan rawan sosial ekonomi.

Dari data 11 ribuan itu, sebanyak 5.333 jiwa hidup dalam kemiskinan, 2.750 jiwa masuk dalam status disabilitas yang perlu perhatian pemerintah, dan 167 anak telantar.

Sekretaris Dissos Gianyar, Nurwidyaswanto, membenarkan hal tersebut.

Dia menjelaskan, bantuan selama ini telah rutin diberikan pada masyarakat yang masuk dalam data tersebut.

Bantuan bukan hanya dari APBD Gianyar.

Tetapi juga dari Dinas Sosial Bali dan kementerian.

Terkait perempuan rawan sosial ekonomi, Nur menjelaskan, mereka adalah janda beranak.

Perempuan yang tidak menikah, dan perempuan yang sudah ditinggal suami karena meninggal dunia.

"Ada banyak kriteria terhadap perempuan rawan sosial ekonomi ini, yang jelas mereka ini sendirian dan masih dalam lingkup keluarga," ujar Nur.

Ilustrasi - Terkait perempuan rawan sosial ekonomi, Nur menjelaskan, mereka adalah janda beranak.

Perempuan yang tidak menikah, dan perempuan yang sudah ditinggal suami karena meninggal dunia.
Ilustrasi - Terkait perempuan rawan sosial ekonomi, Nur menjelaskan, mereka adalah janda beranak. Perempuan yang tidak menikah, dan perempuan yang sudah ditinggal suami karena meninggal dunia. (SHUTTERSTOCK Ilustrasi)

Perempuan dalam kategori demikian, kata dia, menyebar di setiap kecamatan di Gianyar.

Namun sebagian besar mereka ada di pedesaan, dengan kondisi fisik dan pengetahuan yang terbatas.

"Guna membantu persoalan ini, kami di Gianyar memohon bantuan berupa program ke Kementerian Sosial RI.

Sedangkan secara berkala dari Dinas Sosial Provinsi Bali sudah memberikan bantuan sembako kepada perempuan yang mengalami persoalan sosial ekonomi ini," jelasnya.

Namun di Gianyar, pada tahun 2023 nanti, Dinsos Gianyar tak menganggarkan perhatian untuk masyarakat kelas ini.

Hal itu dikarenakan keterbatasan anggaran.

Tetapi anggarannya dari OPD lain, yakni Dinas Pemberdayaan Perempuan, dibantu dengan program produktif yang berguna untuk jangka panjang.

"Perempuan ini sebelumnya sudah pernah mendapat bantuan mesin jahit, mesin giling tepung, bantuan ternak babi yang berkaitan dengan pemberdayaan.

Pada suatu desa, biasanya mereka bergabung menjadi satu kelompok, seperti Kelompok Usaha Bersama dengan usaha membuat jajan untuk kebutuhan upacara, usaha ternak atau usaha lainnya sehingga mereka produktif," bebernya.

Nur menjelaskan, tahun 2022 ini, jumlah perempuan dalam kategori demikian tak mengalami penambahan signifikan.

"Tidak bertambah signifikan, selain sudah ada yang meninggal dunia juga yang baru tidak lebih dari sepuluhan," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved