Satu Keluarga Tewas di Kalideres

Kejanggalan Satu keluarga Tewas di Kalideres, Ada Dugaan Gangguan Jiwa Pada Anak Margaretha

Kejanggalan demi kejanggalan berhasil diungkap oleh pihak kepolisian dalam kasus satu keluarga tewas di Kalideres

TribunJakarta.com Satrio Sarwo Trengginas/YouTube tvOneNews
Satu keluarga di Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, ditemukan tewas dalam kondisi membusuk, Kamis 10 November 2022. Kejanggalan Satu keluarga Tewas di Kalideres, Ada Dugaan Gangguan Jiwa Pada Anak Margaretha 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kejanggalan demi kejanggalan berhasil diungkap oleh pihak kepolisian dalam kasus satu keluarga tewas di Kalideres.

Usai misteri soal penyebab kematian yang masih belum terpecahkan sampai saat ini, kejanggalan kembali ditemukan terutama pada anak dari salah satu korban yakni Margaretha.

Anak Margretha diduga mengalami gangguan jiwa mengingat dirinya sempat merawat ibunya yang sudah meninggal dan bahkan memberikan susu hingga menyisir mayat.

Bukan hanya itu, sikap yang aneh juga ditunjukan oleh seluruh keluarga yang ditemukan berkomunikasi lewat ponsel yang memperlihatkan adanya pesan berkonotasi negatif.

Baca juga: 5 Kejanggalan Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Hidup dengan Mayat Ibunya, Ada Chat Negatif

Berikut beberapa kejanggalan dalam kasus satu keluarga tewas di Kalideres:

Hidup bersama mayat

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) Hengki Haryadi menjelaskan, anak dari anggota keluarga, Dian (40), itu ternyata masih memberikan susu dan menyisir rambut ibunya yang sudah jadi mayat.

Hengki mengatakan, keterangan itu berdasarkan keterangan pegawai koperasi simpan pinjam yang sempat berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarga tersebut.

Berdasarkan hasil penyelidikan, pegawai itu datang untuk mensurvei rumah karena salah satu penghuni, yakni Budyanto hendak menggadaikan sertifikat tempat tinggal tersebut.

Sesampainya di lokasi, kata Hengki, pegawai koperasi simpan pinjam dan pihak mediator pun mencium bau tidak sedap dan mencurigakan.

Pada saat itu Hengki menyebut bahwa pegawai koperasi meminta kepada Budyanto Gunawan untuk dipertemukan kepada Margaretha.

Sebab, sertifikat tersebut tercatat atas nama Margaretha. Saat itu, Dian berdalih bahwa ibunya sedang tertidur sehingga tidak menyalakan lampu.

Baca juga: FAKTA Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres: Polisi Temukan Chat Negatif, Jenazah Alami Mumifikasi

Pegawai yang curiga pun diam-diam menyalakan senter dari ponselnya dan mendapati Margaretha sudah menjadi mayat.

Dian mengaku masih memberikan ibunya minum berupa susu. Selain itu, ia juga mengaku masih setia menyisir rambut jenazah ibunya yang mulai rontok.

Saksi yang awalnya hendak melapor ke polisi pun dilarang oleh salah satu dari empat anggota keluarga yang akhirnya ditemukan tewas membusuk pada 10 November.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved