Berita Nasional
Pasukan Elite TNI AD Kopassus, Yuk Simak Sekilas Sejarah Kopassus dan Pasukan Elit Lainnya!
Seperti dilansir KOMPAS.com, Pasukan Elite ditugaskan dengan tugas-tugas khusus yang tentunya berbeda dengan prajurit pada umumnya.
Sementara Letkol Slamet Riyadi ditunjuk sebagai Komandan Operasi.
Operasi ini berhasil menumpas gerakan pemberontakan, tetapi tidak sedikit pula korban dari pihak TNI.
Setelah dikaji, ternyata dalam beberapa pertempuran, musuh dengan kekuatan yang relatif lebih kecil sering kali mampu menggagalkan serangan TNI yang kekuatannya jauh lebih besar.
Hal ini bukan karena semangat anggota pasukan musuh yang lebih tinggi, atau perlengkapan yang lebih lengkap, tetapi taktik dan pengalaman tempur yang baik didukung kemampuan tembak tepat, dan gerakan perorangan.

Pembentukan satuan pemukul
Peristiwa inilah yang akhirnya mendasari Letkol Slamet Riyadi, untuk memelopori pembentukan suatu satuan pemukul.
Satuan tersebut diharapkan dapat digerakkan secara cepat, dan tepat untuk menghadapi berbagai sasaran di medan yang bagaimana pun beratnya.
Namun, cita-cita Letkol Slamet Riyadi itu, tidak dapat diwujudkan karena ia gugur pada salah satu pertempuran di sekitar Kota Ambon.
Cita-cita luhur ini kemudian dilanjutkan oleh Kolonel AE Kawilarang.
Hingga akhirnya, lewat Instruksi Panglima Tentara dan Teritorial (TT) III No 55/Inst/PDS/52 tanggal 16 April 1952, terbentuklah Kesatuan Komando Teritorium III yang merupakan cikal bakal "Korps Baret Merah" atau Prajurit Kopassus.
Komandan Kopassus pertama dari eks tentara Belanda
Komandan pertama dipercayakan kepada Mayor Mochammad Idjon Djanbi, mantan Kapten KNIL, tentara Kerajaan Belanda yang pernah bergabung dengan Korps Special Troopen dan pernah bertempur dalam Perang Dunia II.
Sebagaimana diberitakan Harian Kompas, 17 April 2002, pendidikan komando angkatan pertama dibuka pada 1 Juli 1952 di Batujajar dengan diikuti 400 siswa.