Berita Nasional
Pasukan Elite TNI AD Kopassus, Yuk Simak Sekilas Sejarah Kopassus dan Pasukan Elit Lainnya!
Seperti dilansir KOMPAS.com, Pasukan Elite ditugaskan dengan tugas-tugas khusus yang tentunya berbeda dengan prajurit pada umumnya.
Dulunya, pasukan ini disebut sebagai Satuan 81 Penanggulangan Teror (Sat-81 Gultor) Sat-81 dibentuk oleh Luhut Binsar Pandjaitan dan Prabowo Subianto, pada akhir 1981 dan secara resmi berdiri pada 30 Juni 1982.
Saat pembentukan, Sat 81 Kopassus dinamai Detasemen Khusus 81 Antiteror yang berada di bawah Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha).
Pada awal 1990-an, Detasemen 81 digabung ke dalam Kopassus dengan nama Sat-81 Gultor.
Sat-81 dilatih untuk bergerak dalam unit kecil, dengan durasi sangat cepat.
Salah satu aksi pasukan ini yang paling dikenal, adalah operasi pembebasan sandera Pesawat Garuda Indonesia DC-9 Woyla di Bandara Don Mueang, Bangkok, Thailand.
Pesawat ini dibajak oleh kelompok yang menyebut sebagai Komando Jihad pada 28 Maret 1981.
Kopassus sendiri merupakan satuan pemukul yang dapat digerakkan secara cepat dan tepat untuk mengadapi berbagai sasaran di medan seberat apapun.
Pasukan ini disebut juga sebagai Korps Baret Merah dengan slogan “Lebih Baik Pulang Nama Daripada Gagal di Medan Tugas”.
Kopassus dapat melakukan serangan langsung untuk menghancurkan logistik musuh, antiteror, operasi intelejen khusus, dan combat SAR.
Selain itu, Kopassus juga bertugas melakukan bantuan kemanusiaan, operasi anti-insurjensi, separatisme dan pemberontakan, perbantuan terhadap kepolisian atau pemerintah, serta pengamanan VVIP.

Kopaska
Pasukan Elite TNI AL, Komando Pasukan Katak (Kopaska), didirikan oleh Presiden Soekarno dan ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Kep.M/KSAL.5401.13 pada 31 Maret 1962.
Namun, gagasan pembentukan pasukan ini telah ada sejak zaman revolusi kemerdekaan Indonesia.
Semboyan Kopaska adalah “Tan Hana Wighna Tan Sirna” yang artinya “Tidak Ada Rintangan yang Tidak Dapat Diatasi”.
Pasukan Kopaska memiliki kemampuan tempur dengan media dari udara, laut dan bawah permukaan.
Secara umum, dapat dikatakan pasukan ini memiliki kemampuan untuk infiltrasi dan exfilrasi melalui jalur laut.
Pasukan ini merupakan bagian dari TNI AL yang memiliki kemampuaan peperangan laut khusus.
Salah satu di antaranya adalah penerjunan freefall (terjun bebas).
Personel Komando Pasukan Katak (Kopaska)TNI AL dikenal menjalani latihan keras.
Pasukan Kopaska juga dijuluki Hantu Laut dengan topeng tengkoraknya.
Adapun tugas utama Kopaska, yakni:
- peledakan/demolisi bawah air termasuk sabotase/penyerangan rahasia ke kapal lawan dan sabotase pangkalan musuh,
- penghancuran instalasi bawah air,
- pengintaian,
- mempersiapkan pantai pendaratan untuk operasi amfibi yang lebih besar, torpedo berjiwa (kamikaze),
- dan anti teror di laut (maritime counter terrorism).
Jika tidak sedang bertugas dalam suatu operasi, tim-tim Detasemen Kopaska dapat ditugaskan menjadi pengawal pribadi VIP, seperti Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
Denjaka
Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) merupakan pasukan elite TNI AL.
Denjaka dibentuk berdasarkan Instruksi Panglima ABRI No. Ins/01/P/IV/1984 pada 13 November 1984.
Namun, cikal bakal pasukan ini telah ada sejak dibentuknya Pasukan Khusus Angkatan Laut (Pasula) pada 4 November 1982.
Pasukan ini dibentuk untuk menanggulangi segala bentuk ancaman keamanan dari aspek laut, seperti terorisme, sabotase, dan lainnya.
Prajurit Denjaka dituntut menguasai berbagai kemampuan, seperti pencapaian sasaran lewat teknik lintas udara, penguasaan metode bawah air, dan lintas atas air senyap.
Tugas pokok Denjaka adalah membina kemampuan anti teror dan anti sabotase di laut dan daerah pantai, serta kemampuan klandestein aspek laut lainnya. Mereka dilatih untuk memiliki kesiapan operasional yang sangat tinggi sehingga harus memiliki mobilitas, kecepatan, kerahasiaan yang tinggi.
Kopasgat.
Pasukan elite TNI yaitu Komando Pasukan Gerak Cepat atau Kopasgat yang dimiliki oleh TNI Angkatan Udara (A,U). Kopasgat adalah pasukan tempur yang bersifat infanteri dengan format organisasi tempur yang khas bagi kebutuhan matra udara. Kopasgat memiliki moto Karmanye Vadikaraste Mafalesu Kadatjana yang berarti bekerja tanpa menghitung untung dan rugi.
Seperti dilansir di Kompas.com, pasukan ini juga memiliki kemampuan terjun payung militer. Ciri khas pasukan elite ini yaitu pada baret warna jingganya. Kopasgat lahir pada 17 Oktober 1947, ditandai dengan penerjunan 13 anggotanya dengan pesawat Dakota RI-002 di Kota Waringin, Kalimantan Tengah.
Sama seperti pasukan elite yang lain, Kopasgat juga mengalami banyak pergantian nama. Awalnya, pasukan ini bernama Kopasgat, sama seperti penggunaan nama sekarang ini. Pada 1985, namanya berubah menjadi Pusat Pasukan Khas (Puspaskhas). Selanjutnya, tahun 1997 berubah menjadi Korps Pasukan Khas atau yang disebut Korpaskhas. Pada awal 2022, Paskhas kembali menggunakan nama Kopasgat.
Selama bertugas, para prajurit Kopasgat berhasil melakukan penumpasan RMS, DI/TII dan PRRI/PERMESTA, Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Seroja. Saat masih bernama Kopasgat, prajurit pasukan elite ini berhasil melakukan Operasi Seroja di Timor Timur.
Satbravo-90 Kopasgat
Satuan Bravo 90 (Satbravo-90) merupakan pasukan elite TNI AU di dalam Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) yang sebelumnya bernama Korp Pasukan Khas (Korpaskhas).
Satbravo-90 merupakan satuan pelaksana operasi-operasi khusus yang sifatnya inkonvensional di bidang matra udara. Satuan ini diresmikan pada 19 Oktober 1990. Sama seperti pasukan elit lainnya, Satbravo-90 juga bergerak diam-diam dalam melaksanakan operasi.
Adapun tugas pokok Satbravo-90 Kopasgat antara lain melaksanakan operasi intelijen, melumpuhkan alutsista/instalasi musuh dalam mendukung operasi udara dan penindakan teror bajak udara, serta operasi lain sesuai kebijakan Panglima TNI.
Selain itu Satbravo-90 juga bertugas mengatasi aksi terorisme, gerakan separatisme bersenjata, pengamanan presiden dan wakil presiden, pengamanan tamu negara, dan melaksanakan tugas perdamaian dunia, serta membantu Polri.
Satbravo 90 telah banyak terlibat dalam penugasan penting diantaranya evakuasi WNI dan staf Kedubes Afganistan dan yang terbaru evakuasi WNI di Ukraina.
Dijuluki Hantu Laut, Inilah Kesaktian Prajurit Yontaifib, Pasukan Elite TNI AL
Batalyon Intai Amfibi atau Yon Taifib merupakan pasukan elite yang merupakan bagian Korps Marinir TNI Angkutan Laut.
Pasukan ini memiliki semboyan Maya Netra Yamadipati yang bermakna “Bergerak dengan Cepat, Rahasia dan Mematikan dalam Setiap Pertempuran”.
Seperti dilansir Kompas.com, awalnya, Yon Taifib dibentuk karena Korps Marinir TNI A,L yang memerlukan data-data intelijen lengkap. Pasukan ini, awalnya bernama Komando Intai Para Amfibi atau KIPAM yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Komandan KKO AL No.47/KP/KKO/1961 tanggal 13 Maret 1961.
Kesaktian Prajurit Yon Taifib.
Peristiwa penemuan Black Box pesawat Lion Air J.T-610 tahun 2018 lalu menjadi satu di antara bukti kesaktikan dan kecermatan prajurit Yon Taifib.
Seorang prajurit TNI Yon Taifib 1 Marinir, TNI A,L Sertu Hendra berhasil menemukan Black Box pesawat Lion Air yang dilaporkan jatuh pada Senin, 29 Oktober 2018 dengan mengangkut 178 penumpang tenggelam di perairan karawang.
Perlu waktu 3 hari dengan 850 penyelam dan 44 kapal untuk menemukan black box pesawat Lion Air tersebut.
Seperti dilansir Tribunnews.com dam dikutip Sripoku.com, personel Taifib Marinir Sertu Hendra adalah yang pertamakali menemukan black box pesawat tersebut. Black box tersebut ditemukan di kedalaman 30 meter.
Mereka harus menyelam selama 5 jam sebelum akhirnya berhasil menemukan benda penting tersebut.
Kemahiran pasukan Yontaifib memang tidak perlu diragukan lagi, bahkan dunia pun mengakui kehebatan pasukan elite TNI A,L ini.
Dijuluki hantu laut.
Untuk menjadi anggota Yon Taifib, calon diseleksi dari prajurit marinir yang memenuhi persyaratan mental, fisik, kesehatan, dan telah berdinas aktif minimal dua tahun.
Salah satu program latihan bagi siswa pendidikan intai amfibi, adalah berenang dalam kondisi tangan dan kaki terikat, sejauh 3 kilometer.
Dari satuan ini kemudian direkrut lagi prajurit terbaik untuk masuk kedalam Detasemen Jala Mengkara, pasukan elitnya TNI Angkatan Laut.
Dijuluki hantu laut, karena keahliannya bertarung di dalam air sudah di luar batas manusia biasa.
Harus bisa menguasai segala medan, baik itu darat, laut maupun udara.
Salah satu latihan terberatnya adalah berenang sejauh 3 kilometer dengan tangan dan kaki diikat.
Memiliki dua semboyan menakutkan yaitu Mayanetra yang berarti tidak kelihatan dan Yamadhipati Malaikat yaitu
Pencabut Nyawa
Adapun tugas Yon Taifib adalah membina dan menyediakan kekuatan amfibi maupun pengintaian darat.
Selain itu, pasukan ini juga bertugas untuk melakukan operasi khusus dalam pelaksanaan operasi amfibi dan satuan tugas TNI AL. Tugas pokok lainnya, yakni melakukan pengamanan di berbagai obyek vital dan pejabat yang bernilai sangat penting (VIP), serta melakukan operasi SAR biasa ataupun SAR tempur.
Ciri Khusus Batalyon Intai Amfibi.
Pasukan khusus kebanggaan dari TNI AL ini memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan pasukan yang lain.
Pasukan ini memiliki ciri berupa latihannya yang super ketat. Seorang calon anggota YonTaifib harus menjalani latihan yang ketat baik di darat, laut, dan udara.
Mereka ditekan hingga tingkat stres tinggi untuk mengetahui kemampuan bertarung dan bertahan hidup di kondisi apa pun.
Program-program latihan yang dijalankan oleh calon anggota YonTaifib sangat berisiko tinggi.
Mereka harus bisa berenang di lautan dengan kaki dan tangan terikat sejauh 3 kilometer.
Mereka digembleng untuk mampu segala masalah yang ada dengan cepat dan tepat.
Seorang anggota yang tak bisa menjalani semua latihan dari YonTaifib akan tereliminasi dengan mudah tanpa harus menunggu waktu yang cukup lama.
Perekrutan Batalyon Intai Amfibi sangat ketat dan keras. Syarat utama yang harus dimiliki oleh calon anggota Yon Taifib adalah menjadi anggota Korps Marinir selama 2 tahun dengan usia maksimal 26 tahun.
Selanjutnya mereka juga harus memiliki kemampuan-kemampuan dasar seperti bertempur, dasar kemiliteran, pendidikan taktik operasi darat, pendidikan komando marinir, penyelaman, hingga free fall.
Setelah syarat-syarat dasar itu dipenuhi oleh calon anggota. Mereka akan memasuki tes-tes fisik.
Setelah tes fisik selesai, mereka akan dites secara psikologi untuk mengetahui mental asli dari prajurit yang nantinya akan menjadi ujung tombak perjuangan TNI AL.
Proses Pendidikan Batalyon Intai Amfibi
Setelah melalui proses panjang dan berliku, seorang calon anggota Batalyon Intai Amfibi akan mulai melakukan pendidikan.
Waktu pendidikan untuk program ini kurang lebih 9 bulan yang terbaik menjadi beberapa tahap dari yang mudah hingga yang terberat.
Semua siswa didikan Batalyon Intai Amfibi harus mempelajari hal-hal terkait pertarungan darat laut, udara, dan bawah air yang tak bisa dilalui oleh semua orang.
Peserta didik Batalyon Intai Amfibi akan diajari banyak oleh para Perwira Taifib di Pusat Latihan Tempur atau Puslatpur yang terletak di beberapa wilayah di Pulau Jawa.
Dalam latihan, biasanya akan ada anggota yang terseleksi secara alami hingga hanya menyisakan anggota yang benar-benar tangguh dan bisa diandalkan dalam setiap pertempuran.
Koopsus
Komando Operasi Khusus (Koopssus) merupakan pasukan elite TNI yang terdiri dari pasukan-pasukan elite di tiga matra. Koopssus TNI diresmikan pada 30 Juli 2019 oleh Marsekal Hadi Tjahjanto yang saat itu menjabat sebagai Panglima TNI. Tugas pasukan ini adalah mengatasi aksi terorisme, baik dalam maupun luar negeri yang mengancam ideologi, kedaulatan, dan keutuhan bangsa Indonesia.
Ada tiga fungsi yang dimiliki Koopssus TNI dalam pemberantasan terorisme, yakni penangkalan, penindakan dan pemulihan. Sebelumnya, satuan serupa pernah dibentuk pada tahun 2015 dengan nama Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopsusgab) oleh Panglima TNI saat itu, Jenderal Moeldoko. Namun, setelah Moeldoko turun dari jabatannya, Koopsusgab sempat dibekukan.
Wacana pengaktifan kembali Koopsusgab muncul pada 2018 sebagai efek aksi teror di Surabaya. Wacana ini baru terwujud pada 2019 setelah Presiden Joko Widodo meneken Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2019 yang menjadi dasar hukum pembentukan Koopssus TNI.
Dalam Perpres tersebut, Koopssus TNI bertugas menyelenggarakan operasi khusus dan kegiatan untuk mendukung pelaksanaan operasi khusus yang membutuhkan kecepatan dan keberhasilan tinggi guna menyelamatkan kepentingan nasional di dalam ataupun di luar wilayah Indonesia.
Referensi: Warsono, Heribertus Yudho. 2020. “Pendidikan Pasukan Katak TNI AL” dalam Cakrawala: Media Informasi TNI AL dan Kemaritiman Edisi 449 (hlm. 34-36). Jakarta: Dinas Penerangan Angkatan Laut.
Sumber
PENERANGAN KOPASGAT
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/05/06510621/deretan-pasukan-elite-andalan-tni-dengan-segala-kemampuan-khususnya