Dharma Wacana
Warak Kruron,Upacara Khusus Bagi yang Pernah Alami Keguguran atau Menggugurkan Kandungan
Warak Kruron adalah upacara yang dilakukan untuk seseorang yang mengalami keguguran. Ida Rsi Bhujangga Waisnawa mengungkapkan makna upacara ini.
Penulis: Ni Luh Putu Rastiti Era Agustini | Editor: Ngurah Adi Kusuma
“Ketika suami istri telah melakukan hubungan dan membuahi maka saat itu jiwa sudah masuk.” tambahnya.
Ida Rsi Bhujangga Waisnawa juga mengungkapkan bahwa jika karena jiwa tersebut sudah ada di dalam diri bayi yang gugur, upacara Warak Kruron bisa segera dilaksanakan.
Beliau juga menjelaskan bahwa menurut konsep Ganapati Tattwa di bulan pertama, kandungan seseorang sudah berbentuk buih sehingga sudah ada jiwa yang bergerak.
Setelah 4 bulan, tubuh bayi sudah menjadi gumpalan darah yang artinya sudah memiliki kehidupan.
Dalam 6 bulan, kandungan tersebut sudah memiliki lingga.
Baca juga: Wuku Ukir, Berikut Hari Suci Pada Wuku Ukir
Selanjutnya dalam 7 bulan bayi tersebut sudah bisa bergerak-gerak.
Dalam 8 bulan, bayi sudah seperti kepompong sehingga bisa dilaksanakan upacara megedong-gedongan.
Dan pada bulan ke-9 bayi tersebut bisa dilahirkan.
Ida Rsi Bhujangga Waisnawa juga menjelaskan bahwa jiwa dalam bayi tersebut tidak boleh dimain-mainkan.
“Ketika keguguran maka jiwa itupun juga harus dibersihkan. Kemudian apalagi kita itu melakukan sengaja untuk menggugurkan sehingga kita jelas memutuskan kehidupan daripada jiwa itu sendiri.” jelasnya.
Beliau mengungkapkan bahwa upacara pembersihan ini bisa dilakukan kapan saja dan bertempat di lapangan atau pinggir laut.
Terkait dengan rangkaian upacara, Warak Kruron diawali dengan pengulapan.
“Upacaranya adalah pertama tiyang berikan gambaran sedikit. Pertama adalah upacara yang disebut dengan ngulapin. Itu menarik kembali apa namanya, roh-rohnya itu, supaya berkumpul di dalam satu pengulapan yang disebut dengan sanggah urip.” jelasnya.
Upacara lalu dilanjutkan dengan pebersihan untuk orang tua dan anak.
“Pebersihan pertama kepada orangtuanya, ayah dan ibunya. Pebersihan kedua baru kepada anak itu, kemudian sanggah urip itu kita upacarakan, Kita berikan bagaimana orang seperti ngaben tapi kecil. Ada bubur pirata-nya juga, ada tirta-tirta dan sebagainya kemudian ada soda dan sebagainya.” pungkasnya.