Berita Klungkung
Perang Tarif Penginapan Masih Terjadi di Nusa Penida, Setiawan Terpaksa Tutup Penginapan
Pemilik salah satu penginapan di Nusa Penida, I Ketut Setiawan (49) harus menutup penginapannya karena dampak "perang tarif" yang masih terjadi
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Pariwisata di Nusa Penida berangsur pulih, dengan mulai ramainya wisatawan yang berkunjung ke destinasi yang dikenal dengan julukan The Blue Paradise Island tersebut.
Namun kondisi ini tidak lantas menguntungkan para pelaku pariwisata.
Seperti yang dialami seorang pemilik salah satu penginapan di Nusa Penida, I Ketut Setiawan (49) yang harus menutup penginapannya karena dampak dari "perang tarif" yang masih terjadi di Nusa Penida.
Baca juga: Berjualan Puluhan Tahun, Cerita Pedagang Seromboran Khas Klungkung, Bahan Dimasak Dengan Kayu Bakar
Sudah sebulan terakhir, Ketut Setiawan menutup penginapannya padahal menurutnya wisatawan cukup ramai berkunjung ke Nusa Penida.
Hal itu tidak lantas membuat "perang tarif" penginapan terhenti.
Justru "perang tarif" semakin menjadi-jadi.
Harga kamar dijual murah ke wisatawan, sehingga penginapan-penginapan kecil tidak bisa bertahan di tengah persaingan harga yang ketat.
Baca juga: Rekanan Kinerja Buruk di Klungkung Harus Diganjar Peringatan Tertulis, Banyak Proyek Fisik Molor
"Sekarang harga kamar di Nusa Penida dijual murah. Penginapan yang lokasinya di pinggir pantai, fasilitas lengkap dijual seharga Rp150 ribu sampai Rp200 ribu semalam," keluh Setiawan, Senin (5/12/2022).
Padahal harga normal, penginapan di pinggir pantai dengan fasilitas lengkap harganya rata-rata di atas Rp700 ribu.
Itu membuat penginapan milik Setiawan yang lokasinya berada di ketinggian, tidak bisa menjual kamar dengan harga yang normal.
Jika ikut mematok harga sangat murah, hanya cukup untuk biaya operasional dan tidak mendapatkan keuntungan.
Baca juga: Masih Banyak Digaji di Bawah UMK, Tahun 2023 Klungkung Rp 2.732.000, Denpasar Rp 3.027.160
"Imbasnya ke kami, pemilik penginapan kecil. Harga penginapan normal sebenarnya Rp400 ribu, tapi karena perang tarif ini hanya bisa jual dengan harga Rp100 ribu," keluh Setiawan.
Dengan harga Rp100 ribu per malam, para wisatawan sudah bisa menikmati fasilitas seperti internet dan sarapan.
Sehingga dengan harga itu hanya cukup untuk operasional.
Itupun jika penginapannya terus mendapat booking. Sementara untuk biaya penyusutan dan lainnya tidak dihitung.
Baca juga: Masih Banyak Digaji di Bawah UMK, Tahun 2023 Klungkung Rp 2.732.000, Denpasar Rp 3.027.160