Edukasi Pengelolaan Sampah
11 SD di Pemogan Denpasar Diberikan Edukasi Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber
11 SD di Pemogan Diberikan Edukasi Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, Pembiasaan Sejak Dini
Penulis: Putu Supartika | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Pemerintah Desa Pemogan Denpasar Selatan, Denpasar, Bali memberikan edukasi kepada siswa SD terkait dengan pengelolaan sampah berbasis sumber.
Kegiatan edukasi ini menyasar 11 SD baik negeri maupun swasta yang ada di wilayah Pemogan.
Pelaksanaan edukasi ini dilakukan secara bertahap, dimana pada Kamis, 8 Desember 2022 pagi menyasar siswa SDN 9 Pedungan, Desa Pemogan.
Pelaksanaan edukasi ini dilakukan untuk membiasakan siswa sejak dini melakukan pengolahan sampah berbasis sumber.
Dikonfirmasi Perbekel Desa Pemogan, Made Suwirya mengatakan program edukasi ini merupakan program berkelanjutan Pemerintah Desa melalui TPS 3R Desa Pemogan.
“Kegiatannya berupa sosialisasi dan edukasi dini yang menyasar seluruh Sekolah Dasar yang ada di Wilayah Desa Pemogan yang terdiri dari 11 SD baik swasta maupun negeri,” kata Suwirya.
Dalam kegiatan ini, siswa diberikan materi terkait pengelolaan sampah berbasis sumber dan proses pemilahan sampah.
Pihaknya berharap, dengan kegiatan ini dapat memberikan pemahaman tentang kebersihan sejak dini bagi anak anak terkait bagaimana mengelola sampah dengan baik.
“Ini untuk membiasakan mereka dengan pola hidup yang ramah lingkungan dan bagaimana cara mereka mengelola sampah dengan benar. Demi masa depan yang lebih baik,” katanya.
Sementara itu, untuk mengatasi permasalahan sampah, Kota Denpasar juga telah membentuk ratusan bank sampah di sekolah yang tersebar di empat kecamatan.
Dimana berdasarkan data, terdapat sebanyak 149 bank sampah yang telah dibentuk di sekolah.
Pembentukan bank sampah di sekolah ini dimulai dari tingkat TK, SD, maupun SMP.
Untuk di Denpasar Utara terdapat 34 bank sampah di sekolah, Denpasar Timur terdapat 34, Denpasar Selatan 45 sekolah, dan Denpasar Barat 36 sekolah.
Kepala UPT Pengelolaan Sampah, DLHK Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gde Budhita mengatakan total untuk di Kota Denpasar sendiri sudah terbentuk sebanyak 317 bank sampah.
Selain bank sampah di sekolah, juga ada bank sampah mandiri di banjar, dusun, hingga beberapa instansi.
Pihaknya mengatakan, tugas bank sampah ini adalah memilah dan mengolah sampah organik dan non organik menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis dan berdaya guna dalam upaya pengurangan beban sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
“Juga melayani, menyiapkan dan menampung sampah masyarakat di wilayahnya untuk di daur ulang, juga menerima sampah masyarakat yang dapat dikonversi dalam bentuk uang yang dapat ditabung dan dibukukan pada buku tabungan,” katanya.
Ia mengatakan, ada banyak keuntungan yang diberikan kepada siswa pemilik kartu Sidarling ini. Bagi siswa 10 besar teraktif, pihaknya berikan kebebasan kepada siswa tersebut untuk memilih sekolah yang diinginkan.
Selain itu, ada juga banyak diskon belanja kebutuhan sekolah di beberapa supermarket ataupun swalayan.
“Misalnya saat ke Gramedia, ketika berbelanja dan menunjukkan kartu Sidarling ini akan mendapat diskon 10 persen. Beberapa tempat belanja yang sudah kami ajak kerjasama juga memberikan diskon,” katanya. (*)