Berita Bali
Jika UU KUHP Rugikan Pariwisata Bali, Sekda Badung Berharap Ada Revisi
Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa, jika ada pasal yang merugikan pariwisata, tentu pihaknya sangat berharap agar DPR RI bisa melakukan revisi
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Pelaku pariwisata di Bali khususnya Badung sedikit resah setelah ditetapkannya RUU KUHP sebagai UU KUHP.
Hal itu karena adanya kekawatiran wisatawan datang ke Bali.
Bahkan kabarnya, beberapa turis Australia batal ke Bali karena UU KUHP tersebut.
Menyikapi hal itu, Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa mengaku masih mempelajari terkait hal itu.
Baca juga: BEM Unud dan Warga Orasi serta Bagikan Mawar di Bali, Tanda Duka Atas Pengesahan KUHP
Pihaknya pun tidak mau berkomentar banyak karena belum mengetahui secara pasti hal tersebut.
"Sebenarnya saya belum tahu lebih pasti. Namun sejatinya pemerintah pasti sudah memikirkan dampak-dampaknya," ujar Adi Arnawa saat ditemui, Jumat 9 Desember 2022.
Kendati demikian, pihaknya mengaku jika ada pasal yang merugikan pariwisata, tentu pihaknya sangat berharap agar DPR RI bisa melakukan revisi.
Sehingga tidak ada merugikan dunia pariwisata, dan yang lainnya.
"Bagaimanapun juga kita ini kan daerah pariwisata. Bukan berarti ada kebebasan seperti itu. Pasti ada kontrol dalam bingkai regulasi yang dibuat oleh pemerintah pusat. Jadi kalau memang rancangan KUHP seperti itu (merugikan pariwisata, Red) kita berharap bisa dilakukan koreksi kembali," jelasnya.
Pihaknya mengaku sebenarnya ada ruang untuk dilakukan sosialisasi dalam waktu 3 bulan.
Sehingga saat itu perlu dicermati terkait pasal yang disangkakan bisa merugikan dunia pariwisata.
"Jadi dari itu kita bisa pastikan apa benar ada pasal yang bisa membuat wisatawan takut, sampai batal liburan ke Bali," ucapnya.
Disinggung apa ada pembatalan bokingan hotel yang terjadi di Badung, Sekda Adi Arnawa mengaku belum tahu.
Namun sejatinya kata Adi Arnawa, dengan suksesnya KTT G20 hal itu akan memberikan angin segar bagi pariwisata di Bali.
"Karena suksesnya G20 pesawat Airbus A380 mau datang ke Bali. Artinya secara kuantitatif dia datang ke Bali dengan jumlah yang banyak wisatawan akan datang dan akan membawa kontribusi yang besar bagi pariwisata kita," imbuhnya.