BBM Langka

Solar Tersedia Lagi di Bali, Ada Syarat Beli, Eddy: Cuma Ada Kewajiban Harus Beli Dexlite 10 Persen

solar kini mulai tersedia kembali di Bali, namun bagi pengendara yang akan membeli solar, 10 persennya harus dibelikan BBM jenis dexlite

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Ilustrasi - Solar Tersedia Lagi di Bali, Ada Syarat Beli, Eddy: Cuma Ada Kewajiban Harus Beli Dexlite 10 Persen 

Hal ini bahkan sudah terjadi sejak tiga bulan belakangan.

Keluhan itu disampaikan saat Kapolres Buleleng AKBP I Made Dhanuardana, menggelar Jumat Curhat bersama sejumlah warga desa setempat, Jumat 9 Desember 2022.

Ketua Kelompok Nelayan Sinar Bahari, Kamarudin mengatakan, setiap ingin membeli pertalite di SPBU Dencarik, pihaknya harus ngantre berjam-jam.

Bahkan terkadang para nelayan tidak mendapatkan jatah, sebab petugas SPBU lebih mengutamakan pengecer yang menjual BBM di warung.

"Kami kadang harus ngantre sampai jam 11 atau 12 siang. Waktu kami banyak terbuang, karena kalau siang itu kami kebanyakan bikin alat pancing, untuk dipakai melaut pada malam hari. Kalau ngantre berjam-jam di SPBU kapan kami bisa istirahat," keluhnya.

Kamarudin menyebut, setiap melaut rata-rata BBM yang dibutuhkan hanya sekitar 20 hingga 40 liter.

Setiap hendak membeli BBM, Kamarudin selalu menunjukkan KTP-nya, yang pekerjaannya sudah tertera sebagai nelayan.

Namun petugas SPBU, kata Kamarudin, pernah menolak dan tidak percaya.

Sehingga Kamarudin diminta mencari Kartu Pelaku Utama Sektor Kelautan dan Perikanan (KUSUKA).

"Harus menunjukkan KUSUKA karena tidak boleh beli BBM pakai jeriken. Sementara mesin perahu kami itu mesin tempel. Masak kami harus bawa mesin itu ke SPBU, untuk ngisi BBM tentu harus pakai jeriken. Setelah disuruh bikin kartu KUSUKA saya langsung ke Dinas Perikanan, sudah bikin untuk 37 anggota kelompok nelayan lainnya. Namun sekarang kartu itu masih di kantor Perbekel, kami akan koordinasi ke kantor perbekel biar kartu itu bisa segera dibagikan," katanya.

Akibat kesulitan mendapatkan BBM, Kamarudin pun mengaku kadang tidak pergi melaut untuk mencari ikan.

Ia pun berharap permasalahan ini bisa segera diatasi oleh polisi dan dinas terkait.

"Kami berharap SPBU ini lebih mengutamakan nelayan lah ketimbang pengecer. Toh juga kami belinya hanya 20 sampai 40 liter. Kalau pengecer itu sekali beli sampai empat jerigen yang isi per jerikennya 6 liter. Pekerjaan kami membutuhkan BBM, kalau tidak ada BBM kami tidak bisa melaut," jelasnya.

Kapolres Buleleng, AKBP I Made Dhanuardana mengatakan, keluhan para nelayan ini akan segera ditindaklanjuti oleh pihaknya dengan berkoordinasi ke instansi terkait, serta pemilik SPBU Dencarik.

Koordinasi dilakukan agar kiranya para petugas SPBU dapat melayani para nelayan yang memerlukan BBM, sesuai dengan rekomendasi yang dimilikinya. (sar/rtu)

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved