Gempa Bali
Gempa Karangasem Bali Tidak Ada Hubungannya Dengan Erupsi di Jawa, Simak Penjelasan BMKG
Gempa Karangasem Bali Tidak Ada Hubungannya Dengan Erupsi di Jawa, Simak Penjelasan BMKG
Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gempa yang terjadi pada Selasa, 13 Desember 2022 masih terus membayangi masyarakat.
Walaupun dihimbau untuk tidak panik karena gempa tidak berpotensi tsunami, masyarakat perlu waspada karena masih ada gempa susulan.
Hingga Rabu, 14 Desember 2022 pukul 09.00 wita, tercatat sudah terjadi 61 kali gempa susulan pasca gempa besar 5,2 SR sebelumnya.
Di saat itu pula, terekam oleh BMKG Wilayah III Denpasar terjadi gemp terakhir dengan magnitude 3,3 SR pada pukul 08.42 wita.
Mengonfirmasi hal ini, Tribun Bali kemudian menghubungi salah satu geofisikiawan BMKG Wilayah III Denpasar, Aldila.
Baca juga: Puluhan Rumah dan Pelinggih Warga di Karangasem Rusak Akibat Gempa, BPBD: Ini Data Sementara
Aldila menjelaskan gempa susulan memang wajar terjadi setelah terjadinya gempa besar.
Gempa besar yang dimaksud ini adalah gempa dengan kekuatan 4,8 SR, 4,7 SR, dan 5,2 SR yang terjadi sehari sebelumnya.
“Setelah gempa besar biasanya memang akan diikuti oleh gempa susulan lainnya.
Gempa susulan ini terjadi untuk melepaskan sisa-sisa energi yang terjadi pada saat gempa besar,” jelas Aldila.
Melanjutkan penjelasannya, Aldila mengatakan bumi ini memiliki sifat yang sangat dinamis.
Dinamisnya bumi membuat setiap harinya akan ada pergerakan pada lempeng bumi.
Ketika lempeng itu tidak mampu lagi menahan gerakan, maka timbullah pergerakan yang disebut dengan gempa.
Aldila mengatakan banyak faktor yang mempengaruhi sehingga gempa bisa dirasakan manusia.
Sehingga tidak bisa dikatakan bahwa gempa besar bisa dirasakan sementara gempa kecil tidak dirasakan.
“Tergantung kondisi tanah, kedalaman kondisi geografis dan masih banyak lagi.
Baca juga: Gempa 5,2 SR Guncang Karangasem Bali dan Sekitarnya, 9 Bangunan Rusak