Berita Gianyar

Kena Percikan Saat Main Keplug-keplugan, Bocah di Payangan, Bali Dilarikan ke RSUP Sanglah

Kena percikan campuran sepretus dan minyak tanah saat main keplug-keplugan, bocah di Payangan, Bali dilarikan ke RSUP Sanglah.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Ilustrasi - Kena percikan campuran sepretus dan minyak tanah saat main keplug-keplugan, bocah di Payangan, Bali dilarikan ke RSUP Sanglah. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Tradisi keplug-keplugan atau petasan dari pipa paralon maupun bambu, telah menjadi tradisi setiap penghujung tahun baru.

Namun dikarena cukup berbahaya dan mengganggu kenyamanan, aparat kepolisian biasanya melarang aktivitas tersebut.

Jelang penghujung tahun 2022 ini, tak nampak adanya imbauan atau larangan bermain pesatan dari aparat.

Akibatnya, kejadian tak mengenakkan pun terjadi di wilayah Desa Buahan, Kecamatan Payangan, Gianyar, Bali.

Dimana seorang anak, I Wayan M (10) harus dilarikan ke RSUP Sanglah, karena mata kirinya terkena cipratan sepretus dan minyak tanah  yang menjadi amunisi petasan. 

Babinkamtibmas Buahan, Made Pras, Minggu 18 Desember 2022 membenarkan adanya peristiwa tersebut.

Pihaknya pun telah mengunjungi korban.

Namun saat ini yang bersangkutan masih dalam perawatan di RSUP Sanglah.

"Saat ini  masih dalam perawatan, kami himbau kepada orangtua,atau masyatakat setempat agar mengawasi anak-anaknya dalam bermain," ujarnya. 

Baca juga: Petasan Malam Tahun Baru Seorang Bocah Sebabkan Kebakaran, 30 Orang Kehilangan Tempat Tinggal

Kapolsek Payangan, AKP Putu Agus Ady Wijaya mengatakan, pihaknya telah mengumpulkan informasi terkait penyebab kejadian tersebut.

Kata dia, diduga saat bermain petasan paralon, mata kanan anak tersebut terkena percikan campuran sepretus dan minyak tanah. 

"Campuran itu gunannya agar mendapat suara ledakan. Bukan petasan biasa, tapi dari paralon yang pakai spritus, baru kita cek korbannya," ujarnya.

Pantauan Tribun Bali di sejumlah wilayah di Kabupaten Gianyar, saat ini permainan petasan kembali marak.

Biasanya dilakukan oleh anak-anak usia sekolah dasar.

Permainan itu biasanya dilakukan di belakang rumah maupun tegalan.

Dulu di bawah tahun 2000an, aktivitas ini cukup marak terjadi.

Biasanya, jenis petasan pun beragam.

Mulai dari mercon, busi dan petasan bambu.

Namun seiring waktu, kini jenia petasan tersebut berubah ke mode paralon.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved