Ritual Pujawali
Ritual Pujawali Jadi Daya Tarik Tersendiri di DTW Ulun Danu Beratan
Ritual Pujawali Jadi Daya Tarik Tersendiri di DTW Ulun Danu Beratan, Akhir Pekan Capai 3.000 Pengujung Dalam Sehari
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Pariwisata Budaya masih menjadi prioritas bagi Daya Tarik Wisata (DTW) Ulun Danu Beratan. Dimana keberadaan Pura Luhur Ulun Danu setiap tahun yang diempon oleh 18 desa adat itu rutin menggelar Pujawali setiap tahunnya. Hal inilah yang untuk kemudian masih menjadi daya tarik tersendiri di DTW Ulun Danu hingga saat ini.
Penguger Karya I Putu Suma Arta mengatakan, puncak karya atau yang disebut Puncak Karya Nyatur Niri Padudusan Agung ini baru pertama kali digelar usai Bali menutup pariwisata dan terjadinya banjir bandang di kawasan Ulun Danu Beratan. Nah, upacara ini, juga sebagai bagian yang bertujuan untuk pembersihan sekala dan niskala. Proses karya sendiri sudah dimulai sejak seminggu ke belakang sebelum puncak karya dilakukan Selasa 20 Desember 2022 ini.
“Selama proses karya telah berjalan sesuai rencana. Termasuk kegiatan parade gebogan yang dimaksudkan selain sebagai wujud persembahan juga dirangkaikan dengan upaya promosi kawasan wisata Ulun Danu Beratan,” ucapnya.

Ia menyebut, bahwa karya Agung ini dilaksanakan oleh pengempon pura dari 18 desa adat di empat desa dinas yakni Desa Candikuning, Desa Batunya, Desa Baturiti dan Desa Antapan. Pembersihan sendiri, katanya, dikarenakan pada 2016 silam banjir bandang melanda dan pandemi Covid-19 yang juga mengganggu pariwisata di Ulun Danu Beratan. "Kita ingin mengembalikan seperti semula, agar sekala niskala seimbang lagi," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pengelola DTW Ulun Danu Beratan, I Wayan Mustika menuturkan, bahwa DTW Ulun Danu Beratan memang tetap mempertahankan pariwisata budaya. Sehingga, upacara piodalan atau pujawali, tetap dilaksanakan setiap tahun. Meski sempat terhenti karena Covid-19. Kini, upacara bisa digelar kembali dan menambah daya tarik wisatawan.
“Ritual ini tentu saja memang menjadi daya tarik wisata dan sekaligus sebagai promosi wisata,” katanya.
Ia melanjutkan, bahwa sejak dilangsungkan kunjungan di DTW Ulun Danu meningkat tajam. Apalagi, saat weekend tiba, atau pada akhir pekan Sabtu dan Minggu. Kunjungan mencapai 2.000 orang pada Sabtu 17 Desember 2022 kemarin dan pada Minggu 18 Desember 2022 mencapai 3.000 wisatawan. Dan ini menjadi kunjungan tertinggi dalam sehari selama pandemi berlangsung.
“Sebanyak 800 orang merupakan wisatawan asing. Yang mendominasi tetap India. Dan yang lain ada dari Vietnam dan negara Asia lainnya,” ungkapnya.
Sedangkan untuk domestik, sambungnya, tetap wisatawan dari anak sekolah mendominasi. Itu dikarenakan saat ini memang sedang liburan sekolahan. Terutama dari Jawa. Bahkan, sampai pada akhir pekan kemarin, ketika cuaca tidak mendukung 10 bus sampai putar balik. Ketika cuaca bersahabat maka lebih dari itu yang berkunjung ke DTW Ulun Danu Beratan.
“Kami juga berupaya akan menambahkan dana pembinaan yang bersumber dari dana promosi dan pengembangan. Nanti akan diberikan kepada masing-masing 12 desa adat dan 6 kelian desa. Serta 2 banjar pengayah dari Pande Bayan dan Marga. Saat ini, kami hanya bisa memberikan dana pembinaan sebesar Rp 20 juta per desa. Dana tersebut untuk peserta parade gebogan, beleganjur dan STT,” bebernya. (*).