Pilpres 2024
LSI Denny JA: 4 Dilema Hantui Surya Paloh dan Megawati, Ganjar Pranowo Kabinet Jokowi Jadi Faktor
Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA ungkap ada 4 faktor utama yang mempengaruhi peta politik jelang Pilpres 2024 mendatang
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA ungkap ada 4 faktor utama yang mempengaruhi peta politik jelang Pilpres 2024 mendatang.
LSI Denny JA menjelaskan 4 dilemma ini menghantui Surya Paloh dengan Partai NasDem dengan Megawati bersama PDI-P.
Bukan hanya soal elektabilitas Anies BAswedan yang tidak bisa mengalahkan Ganjar Pranowo, namun Partai NasDem juga akan menemui kendala dengan kabinet Jokowi.
Bukan hal yang rahasia kalau Surya Paloh adalah salah satu partai oposisi pemerintahan Jokowi sehingga Anies Baswedan yang digadang-gadang menjadi perubahan mungkin akan menemui rintangan.
Baca juga: Survei SMRC: Anies Baswedan Tak Tingkatkan Elektabilitas NasDem, Ganjar Pranowo Masih Tertinggi
Surya Paloh disebut sebagai salah satu dari empat pimpinan partai politik bakal menjadi king maker atau penentu peta politik pada Pilpres 2024.
Hal itu terungkap dalam temuan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada 10 hingga 19 Oktober 2022. Menurut LSI Denny JA, setidaknya ada empat dilema Surya Paloh menghadapi Pilpres 2024.
"Dilema pertama, Surya Paloh adalah kuat di suara yang beroposisi dengan Presiden Jokowi, tapi ia masih menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi," tulis rilis LSI Denny JA, Rabu (21/12).
Selain itu, kata LSI Denny JA, Surya Paloh juga dilema apakah meninggalkan atau tetap bersama dengan kabinet Jokowi-Ma'ruf.
"Dilema kedua Surya Paloh, NasDem tetap di pemerintahan atau keluar dari pemerintahan agar tegas bahwa Anies Baswedan yang diusung membawa isu perubahan," ujarnya.
Kemudian, dilema ketiga adalah mengusung Anies sebagai Capres akan membawa slogan penerus atau antitesa Jokowi.
Baca juga: Poltracking Indonesia: Ganjar Pranowo Tertinggal, Anies Baswedan Raih Nilai Elektabilitas Tertinggi
"Dilema ketiga Surya Paloh, dalam mengusung Anies Baswedan akan membawa slogan penerus Jokowi atau antitesa Jokowi," ucap LSI Denny JA.
Terakhir, LSI Denny JA mengungkapkan Surya Paloh juga dilema apakah tetap bersama Koalisi Perubahan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Cawapres, atau bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Golkar, PAN dan PPP.
"Dilema keempat Surya Paloh, menampung partai oposisi PKS atau Demokrat (dengan AHY sebagai cawapresnya Anies), atau memoderatkan diri bergabung dengan KIB dengan Airlangga Hartarto (Ketum Golkar) sebagai Cawapres," ungkapnya.
Survei ini digelar sejak 10 hingga 19 Oktober 2022 menggunakan riset kualitatif. Survei nasional ini menggunakan 1.200 responden pada 34 provinsi di Indonesia.
Wawancara dilaksanakan secara tatap muka atau face to face interview. Margin of error (Moe) survei ini sekitar 2,9 persen. Sementara riset kualitatif Desember 2022 dilakukan dengan analis media, Focus Group Discussion (FGD), dan in depth interview.
Menurut LSI Denny JA, dilema tidak hanya melanda Surya Paloh. Ketum PDIP Megawati yang juga menjadi salah satu pimpinan king maker Pilpres 2024, juga sedang dilanda dilema.
Baca juga: Loyalis Ganjar Desak Erick Thohir Jadi Calon Wakil Presiden Ganjar Pranowo, FGR: Hampir Sama
Megawati dilema apakah Ganjar Pranowo atau Puan Maharani dipasang sebagai calon wakil presiden (Cawapres) pendamping Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
Atau sebaliknya, meninggalkan Gerindra itu lalu mengusung kadernya sendiri.
"Dilema pertama Megawati, membuat kader PDIP menjadi Cawapres Prabowo (Puan atau Ganjar), atau meninggalkan Prabowo, dan kader PDIP maju sebagai Capres," demikian rilis LSI Denny JA.
Sementara temuan LSI Denny JA menunjukkan elektabilitas Ganjar adalah 25,8 persen, Prabowo 23,9 persen, dan Puan 2,9 persen.
Selain itu, LSI Denny JA menuturkan, Megawati juga dilema akankah mendorong Puan sebagai Cawapres Prabowo, namun konsekuensinya Ganjar bakal diusung partai lain sebagai Capres.
"Sulit bagi Ganjar menolak pinangan Capres partai lain jika partainya sendiri, PDIP, tidak mencalonkannya," ungkapnya.
Dilema ketiga Megawati, kata LSI Denny JA, yakni tak mungkin Ganjar sebagai Cawapres lantaran memiliki elektabilitas tertinggi di atas Prabowo.
"Jika menyerahkan Ganjar menjadi Cawapres Prabowo bukankah elektabilitas Ganjar lebih tinggi dan PDIP partai lebih besar dibandingkan Gerindra?" ucap LSI Denny JA.
Terakhir, LSI Denny JA menambahkan, Megawati dilema untuk mencari siapa sosok yang tepat mendampingi Ganjar sebagai Cawapres.
"Mustahil Cawapres Ganjar adalah Prabowo karena Prabowo ingin tetap menjadi Capres (ini berarti tidak berkoalisi dengan Gerindra)," tuturnya.
Di sisi lain, LSI Denny JA menilai, mustahil bagi Megawati ketika Cawapres Ganjar berasal dari Demokrat dan PKS karena mengusung Anies Baswedan.
Lebih lanjut, LSI Denny JA menerangkan bahwa pilihan terakhir bagi Megawati, yakni Cawapres pendamping kader PDIP berasal dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Bisa juga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) atau dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
"Pilihan tersisa bagi PDIP adalah Cawapres dari KIB (Airlangga Hartarto), atau dari PKB (Cak Imin atau dari kalangan NU)," pungkasnya.
Meskipun Pilpres 2024 masih lama namun geliat partai politik dalam bursa calon presiden sudah mulai terlihat dan sekarang 3 calon nama kemungkinan akan bersaing di Pilpres 2024 mendatang. (*)