Berita Gianyar

Masyarakat Gianyar Tumpah Ruah Nangluk Merana di Pantai Lebih

Keramaian upacara nagluk merana di Pantai Lebih, Gianyar, Bali kembali terlihat, Jumat 23 Desember 2022.

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN BALI/ Wayan Eri Gunarta
Suasana nangluk merana di Pantai Lebih, Gianyar, Bali, Jumat 23 Desember 2022 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Keramaian upacara nagluk merana di Pantai Lebih, Gianyar, Bali kembali terlihat, Jumat 23 Desember 2022. Sebab umat Hindu telah kembali bisa berkumpul ramai-ramai, tak seperti tahun 2020-2021 akibat pandemi covid-19. Karena itu, umat Hindu dari seluruh desa adat se Gianyar pun datang bersama keluarga bersembahyang meminta keselamatan pada Ida Sang Hyang Widhi, agar dijauhkan dari segala bahaya selama sasih keenam ini. 

Pantauan Tribun Bali, dikarenakan jumlah umat yang membeludak, kendaraan-kendaraan umat sampai diparkir di kawasan By Pass Ida Bagus Mantra. Sebab lahan parkir di areal pantai steril dari kendaraan. Aparat kepolisian dan TNI pun terlihat mengatur lalu lintas di kawasan By Pass untuk mengindari hal yang tak diinginkan. 

Seorang pemedek, Putu Astra Dipa mengaku bersyukur bisa kembali menggelar upacara nangluk merana di Pantai Lebih, terlebih kini situasi sudah kembali nomal atau datang tanpa harus memakai masker. Pria asal Ubud itu datang bersama anak istrinya. "Mudah-mudahan tidak ada lagi wabah yang menyebabkan pembatasan bersembahyang. Saya cukup terharu melihat suasana yang kembali normal," ujarnya. 

Keramaian upacara nagluk merana di Pantai Lebih, Gianyar, Bali kembali terlihat.
Keramaian upacara nagluk merana di Pantai Lebih, Gianyar, Bali kembali terlihat, Jumat 23 Desember 2022.

Keramaian tak hanya terlihat dari umat. Namun para pedagang musiman juga berbondong-bondong berjualan ke Pantai Lebih. Sebab di Guanyar, hanya Pantai Lebih yang menjadi pusat nangluk merana. Segela jenis dagang ada di sini, di luar kuliner laut yang memang sudah memiliki kedai di sana, ada juga pedagang baru. Mulai dari sayur serombitan hingga sate babi. Selain itu, pedagang lumpia juga membeludak berjualan di sini.

"Biasanya saya jualan di Bedulu, keliling-keliling, sekarang fokus sehari di sini," ujar seorang pedagang lumpia.

Rejeki nangluk merana tak hanya menghampiri para pedagang. Namun para anak-anak pantai setempat juga kecipratan. Dimana mereka membantu umat mengambil air laut menggunakan jerigen. Untuk satu jerigen, biasanya anak-anak ini mematok ongkos Rp 10 ribu. Masyarakat yang menggunakan jasa mereka pun tak keberatan  dengan nominal tersebut, mengingat ombak cukup tinggi, dan mengambil airnya relatif ke dalam, lantaran Pantai Lebih langsung berbatasan dengan tanggul, sehingga air di pinggir cukup hitam karena bercampur pasir. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved