Tahun Baru 2023
Penjualan Arak Naik 80 Persen di Bali Jelang Libur Tahun Baru
Penjualan minuman beralkohol alami kenaikan di Bali dua kali lipat salah satunya adalah arak Bali.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN BALI.COM, DENPASAR - Penjualan minuman beralkohol alami kenaikan di Bali dua kali lipat salah satunya adalah arak Bali. Libur Tahun Baru memang identik dengan party atau pesta pergantian Tahun. Maka dari itu kehadiran arak dalam pesta pergantian tahun tentunya menjadi salah satu produk yang selalu dinanti peminatnya. I Komang Sedana selaku Praktisi dan Artisan Arak Bali membenarkan terjadi peningkatan penjualan arak jelang Tahun Baru 2023.
“Kalau dari saya sendiri terasa banget penjualan arak ini khususnya di Bali mengalami peningkatan. Yang awalnya agak ditolak sekarang sudah mulai dicari-cari oleh para pembeli,” katanya pada, Jumat 23 Desember 2022.
Bahkan, Komang mengatakan kini seluruh praktisi dan artisan arak sudah disupport habis-habisan dengan Gubernur Bali dan diterima oleh masyarakat. Event Internasional seperti KTT G20 yang dilaksanakan di Nusa Dua beberapa waktu lalu juga menghadirkan arak dalam acaranya. Penjualan arak jelang libur Tahun Baru ini mengalami peningkatan hingga 80 persen.
“Itu naiknya hampir 80 persen dan itupun capaian yang sangat luar biasa. Dari pengamatan saya dominan dari industri pariwisata, Cafe dan Restoran mereka sangat antusias gunakan produk arak,” sambungnya.
Jika dulu Arak dianggap tak sebanding dengan produk Luar Negeri, saat ini sudah diterima oleh dunia. Komang menjelaskan, arak sebetulnya memiliki nama yakni Sajeng Rateng. Jadi Sajeng ini dibagi menjadi 3 bagian ada Sajeng Matah (mentah), Sajeng Tasak (matang), dan Sajeng Rateng. Sajeng Matah adalah Tuak, Sajeng Tasak adalah minuman olahan tuak yang sudah diolah dan jadilah Sajeng Rateng. Hingga kini produk legal arak Bali pun sudah banyak tersedia.
“Untuk saat ini sudah ada 28 produk arak legal dan nambah terus dan dominan yang memiliki produk legal itu kaum-kaum milenial,” terangnya.
Ia pun berharap agar Arak bisa sejajar dengan produk lain seperti di Mexico ada Teqila dan China ada Soju. Sehingga posisi arak sejajar dan tidak dianggap dibawah lagi. Komang juga mengingatkan untuk masyarakat yang suka mengonsumsi arak agar jangan minum arak dicampur dengan komposisi yang aneh.
“Ada beberapa dicampur alkohol ini itu ujung-ujungnya nyawa melayang dan arak menjadi kambing hitam lagi. Karena arak sudah dilihat oleh orang sudah bagus tanggapannya dan sudah bagus juga dimata internasional, sangat positif tiba-tiba ada beberapa oknum yang menjatuhkan masak perjuangan kita sia-sia,” tutupnya. (*)