Cuaca Ekstrem di Bali
HNSI Tabanan Minta Nelayan Tak Melaut Karena Cuaca Ekstrem
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), mengimbau nelayan untuk saat ini tidak melaut karena cuaca ekstrem.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), mengimbau nelayan untuk saat ini tidak melaut.
Hal ini dikarenakan cuaca ekstrem yang terjadi selama beberapa waktu belakangan di Tabanan, Bali.
Hujan disertai angin kencang membuat perairan Bali atau Tabanan tidak cukup bersahabat untuk melakukan penangkapan ikan.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan, Ketut Arsana Yasa mengatakan, bahwa gelombang belakangan ini cukup tinggi.
Dampak cuaca ekstrem ini, tentu saja diharapkan supaya nelayan tidak melaut dulu dan menempatkan kapal-kapal di tempat yang dirasa aman.
Apalagi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melansir kondisi cuaca di Bali kedepan kurang bersahabat.
“Nelayan di Tabanan sudah hampir sepekan ini tidak melaut karena cuaca ekstrem. Jadi sejak Senin Pekan lalu. Karena memang gelombang mencapai 4 meter, dan saya melalui whatsapp grup meminta nelayan Tabanan tidak nekat melaut dan menunggu cuaca kembali,” ucapnya, Senin 26 Desember 2022.
Menurut dia, dari lansiran BMKG itu, pihaknya juga menyampaikan ke para nelayan waspada potensi hujan deras disertai angin kencang.
Karena prediksi di Bali bagian tengah, selatan dan timur dan potensi banjir. Seperti di wilayah Tabanan, Badung, Denpasar dan Karangasem.
Baca juga: Korban Meninggal Tertimpa Pohon Tumbang di Jalan Sudirman Denpasar Akan Dapat Santunan Rp 15 Juta
Sehingga disarankan untuk tidak melakukan aktivitas di luar seperti melaut atau berlayar, serta menghindari tempat yang rawan pohon tumbang.
“Jadi kemungkinan sampai sepekan ke depan berhenti melaut dulu,” imbuhnya.
Di bagian lain, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Tabanan, I Made Yudiana mengatakan, cuaca buruk yang mengakibatkan nelayan tak bisa melaut, memang cukup berdampak secara ekonomi.
Hanya saja, terkait hal ini, pihaknya belum ada program untuk menyasar para nelayan.
Pihaknya hanya baru sebatas imbauan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan, dengan ketinggian gelombang yang saat ini sampai 3 hingga empat meter.
“Program (stimulus belum ada) kami hanya imbauan. Dari data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tabanan nelayan di Tabanan ada sebanyak 1.247 orang dari 88 Kelompok Usaha Bersama (KUB) nelayan dengan rata-rata per kelompok KUB beranggotakan 10-12 orang,” paparnya.