Natal dan Tahun Baru
Kendaraan Dari Luar Bali Overload Sebabkan Macet, Ini Solusi Dari BTB
Hampir terdapat 13 ribu aktivitas penyebrangan pasca libur Natal dan Tahun Baru di Gilimanuk, Bali.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Fenty Lilian Ariani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hampir terdapat 13 ribu aktivitas penyebrangan pasca libur Natal dan Tahun Baru di Gilimanuk, Bali. Banyak kendaraan baru yang masuk ke Bali hingga sebabkan kepadatan kendaraan dibeberapa ruas jalan utama dan pariwisata.
Dikhawatirkan karena kemacetan ini dapat sebabkan wisatawan beralih tempat wisata diluar Bali. Ketua Bali Tourism Board, Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan kemacetan adalah isu yang paling penting.
“Sebelum pandemi sudah saya sampaikan. Jadi Bali selama ini sering dapat best destination salah satunya ternyata kategorinya waktu pandemi itu mudah diakses. Dari tempat-tempat wisatawan menginap ke Daya Tarik Wisata (DTW) tidak terlalu jauh,” jelasnya pada, Kamis 29 Desember 2022.
Ia pun turut berikan salah satu contoh yakni saat wisatawan ingin ke daerah yang dingin yakni Kintamani dapat dengan mudahnya bahkan biasanya jarak tempuhnya hanya satu setengah jam dari Kota Denpasar. Namun karena kondisi macet saat ini tentunya pergi ke DTW memerlukan waktu lebih karena macet.
“Ini kalau tidak segera dibenahi wisatawan tidak akan nyaman dan akan mengalihkan tempat wisatanya ke luar Bali atau Negara lain. Ini menjadi fokus pemerintah semuanya kalau ingin Bali ini kita sebagai stakeholder sudah lakukan yang terbaik untuk Bali dan infrastrukturnya harus dipikirkan,” imbuhnya.
Menurutnya, Bali harus belajar dari Singapura dimana tahun 2019 sebanyak 19 juta wisatawan datang kesana dengan notabene negara yang kecil bahkan jauh lebih kecil dari Bali namun tak alami kemacetan. Sedangkan Bali baru kedatangan 6 juta wisatawan saja di jalanan sudah sangat padat. Bali harus belajar bagaimana mengelola infrastruktur seperti Singapura. Dan tentunya semua pihak ingin Bali sebagai destinasi favorit kedepannya.
“Sudah pasti ada komplin (dari wisatawan), secara langsung saya belum dengar. Ya kita bayangkan keluar rumah macet jadi malas kan apalagi wisatawan,” paparnya.
Menurutnya, kemacetan ini terjadi karena penumpukan kendaraan baik di Bali maupun kedatangan dari Jawa dimana rata-rata kendaraan yang datang sebanyak 500 ribu dan penyebrangan sebanyak 13 ribu dari Jawa ke Bali yang hampir setiap hari terjadi jelang Nataru. Solusi kedepannya kalau Bali masih seperti ini akses angkutan diperbanyak sehingga masyarakat dari luar Bali tak perlu membawa mobil dari Jawa mungkin bisa sewa di Bali.
“Pokoknya jangan ada kendaraan baru nambah ke Bali karena itu kan overload. Mungkin itu salah satu solusinya. Ini sebagai pembelajaran untuk tahun depan kita pelajari tahun ini untuk tahun depan,” tandasnya.
Biasanya wisatawan akan komplin di agen perjalanannya dan ditumpahkan di Media Sosial. Ia berharap para pejabat terkait dapat memantau sosial media netizen dan portal-portal berita karena memantau sosial media itu jauh lebih cepat.
“Tidak usah memberikan alasan apa ya karena terjadi overload kendaraan dari Jawa. Saat ini kita tidak bisa melakukan apa-apa ya karena kalau dibilang berkah ya berkah, bencana ya bencana kemacetan ini. Tapi kalau bisa tahun depan tak terulang lagi dan kalau keulang lagi Bali tak nyaman untuk dikunjungi lagi,” tutupnya. (*)