Berita Ekonomi
Jadi Kenaikan Tertinggi, Harga Beras di Tahun 2023 Naik sampai Rp 16 Ribu/Kg
Harga beras alami kenaikan di Bali sejak November 2022 lalu. Kenaikan harga beras di Tahun 2023 ini diprediksi akan menjadi kenaikan yang tertinggi
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Harga beras alami kenaikan di Bali sejak November 2022 lalu. Kenaikan harga beras di Tahun 2023 ini diprediksi akan menjadi kenaikan yang tertinggi dibanding tahun sebelumnya.
Kondisi ini diprediksi akan berlangsung hingga Maret 2023 mendatang saat panen raya mulai lagi dilakukan.
Beberapa waktu lalu, Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, Badan Ketahanan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa saat berkunjung ke Pasar Badung, mengatakan, secara nasional panen padi akan kembali pada Maret, April dan Mei.
Baca juga: Perkecil Ukuran, Upaya Perajin Penek Arcana di Tengah Kenaikan Harga Beras di Bangli
Untuk menstabilisasi harga beras, dia mengatakan, Bulog telah menyebarkan beras dengan harga tertinggi Rp9.450 per kilogram.
“Ini sebagai upaya mengendalikan harga. Bahwa di masyarakat ada juga beras yang dijual dengan harga terjangkau,” ujarnya.
Untuk harga beras premium, lanjutnya mengatakan, memang tengah mengalami kenaikan, karena saat ini produksinya tak seberapa.
“Peran Bulog disini dibutuhkan dalam operasi pasar. Sehingga yang terpenting adalah ada variasi harga, harga relatif terjangkau ada, yang tinggi juga ada. Jadi masyarakat bisa memilih," terangnya.
Baca juga: Jelang Nataru Harga Beras dan Telur di Denpasar Merangkak Naik, YLPK Bali: Sudah Banyak Keluhan
Kenaikan beras yang berlanjut inipun diakui Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Bali, Sudadi Murtadho, yang mana rata-rata beras mengalami kenaikan sebesar Rp2 ribu sampai Rp3 ribu per kilonya.
“Info dari pedagang yang saya terima naik. Jadi mencapai Rp 16 ribu per kilo,” katanya pada, Sabtu 7 Januari 2023.
Menurut Sudadi, adanya kenaikan harga beras ini lantaran pengaruh cuaca ekstrem, musim panen, yang mana harga-harga kebutuhan pokok turut berubah-ubah.
“Cabai juga naik sekarang, menyentuh angka Rp 90 ribuan perkilo,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar, Ida Bagus Mayun Suryawangsa, mengatakan, naiknya harga beras dikarenakan bulan Desember ini produksi turun.
Yang mana saat ini, tengah masa menanam sehingga hasil panen berkurang. Hal ini berdampak terhadap harga beras yang mengalami kenaikan di pasaran.
Salah seorang pedagang beras di Pasar Badung, Hajjah Nur, mengaku, kenaikan harga beras memang kerap terjadi di akhir tahun.
Namun kenaikan yang terjadi tahun ini cukup tinggi, bahkan tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya. “Biasanya belum pernah di atas Rp300 ribu (untuk 25 kilogram),” tutupnya. (*)
Berita lainnya di Kenaikan Harga Beras
Transaksi Perdagangan Derivatif Crypto Dalam Negeri Naik 61 Persen, Sentuh Rp9,61 T Mei 2025 |
![]() |
---|
107 Perusahaan Ikuti Penilaian IRCA 2025 di Indonesia |
![]() |
---|
Ekspor Manggis Bali Melonjak 395 Persen, 70 Persen Diekspor ke Cina |
![]() |
---|
Tiket Pesawat Turun 10 Persen, BI Bali Nilai Jadi Katalisator Tingkatkan Konsumsi |
![]() |
---|
Menteri UMKM Ungkap Alasan Pasar Tradisional Sepi Pembeli Setelah Direvitalisasi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.