Berita Bangli

Dinas Kesehatan Bangli Rancang Pembangunan Laboratorium Khusus Pemeriksaan Penyakit Mudah Menular

Dinas Kesehatan Bangli rancang pembangunan laboratorium khusus pemeriksaan penyakit mudah menular.

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Muhammad Fredey Mercury
Kepala Dinas Kesehatan Bangli, I Nyoman Arsana - Dinas Kesehatan Bangli rancang pembangunan laboratorium khusus pemeriksaan penyakit mudah menular. 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Kabupaten Bangli tengah merancang pembangunan fasilitas kesehatan khusus untuk penyakit-penyakit mudah menular (infeksius).

Pembangunan fasilitas berupa laboratorium ini dianggarkan sebesar Rp 4 miliar.

Kepala Dinas Kesehatan Bangli I Nyoman Arsana menjelaskan, pembangunan laboratorium ini merupakan arahan langsung dari Kementerian Kesehatan.

Di mana setiap provinsi diharapkan memiliki beberapa laboratorium kesehatan berstandar Bio Safety Level (BSL) 2. 

"Untuk di wilayah Bali ada dua lokasi yang dipilih untuk pembangunan Laboratorium berstandar BSL 2. Yakni Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Bangli. Anggaran pembangunannya juga dari DAK Kemenkes sebesar Rp 4 miliar lebih," ujarnya saat ditemui Selasa 10 Januari 2023.

Lanjut Arsana laboratorium BSL 2 fungsinya untuk pemeriksaan penyakit-penyakit infeksius.

Seperti penyakit TBC, Covid-19, flu burung, dan sebagainya.

Oleh sebab itu pembangunan laboratorium kesehatan ini harus sesuai standar yang sudah ditetapkan.

Mulai dari tata cahaya, tata udara, dan sebagainya.

Baca juga: Kepala Dinas Kesehatan Buleleng Sudah Koordinasi dengan Pemprov Bali Soal KLB Rabies

Arsana mengaku saat ini pihaknya masih melakukan proses perencanaan.

Terkait pembangunannya sendiri akan dimulai tahun 2023 dengan target pelaksanaan tender diperkirakan bulan Maret.

"Proses perencanaan ini harus dipikirkan secara matang, dan perlu mendapatkan persetujuan dari Kemenkes apakah sudah sesuai standar. Bisa dikatakan mulai dari perencanaan, gambar desain, hingga pembangunan dipantau langsung oleh Kemenkes," ucapnya.

Tujuan utama pembangunan laboratorium ini sebagai kesiapan dari masing-masing daerah, apabila kedepan terjadi lagi penyakit infeksius yang berkembang kedepannya seperti Covid-19 pada 2020 lalu.

Sekretaris Dinas Kesehatan AA Dwi Wulantari yang saat itu mendampingi lanjut mengatakan, tidak hanya dibangun gedung laboratorium, Kemenkes juga menganggarkan Rp 800 juta untuk prasarana.

"Itu untuk kelengkapan seperti genset, air bersih, IPAL, dan sebagainya. Adapula Rp 1,6 miliar untuk alat-alat pemeriksaan. Seluruh anggaran tersebut dialokasikan tahun 2023," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved