Berita Bali

Target Wisman China Datang ke Bali 235 Ribu, Direct Flight Jadi Kendala

Sandiaga Salahudin Uno, menyebutkan target kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) asal Tiongkok sebanyak 235.000 orang

Istimewa
Bandara Ngurah Rai - Target Wisman China Datang ke Bali 235 Ribu, Direct Flight Jadi Kendala 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Setelah membuka border internasionalnya, Indonesia khususnya Bali siap sambut kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) China.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahudin Uno, menyebutkan target kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) asal Tiongkok sebanyak 235.000 orang pada tahun 2023.

Menurut Ketua ASITA Bali, I Putu Winastra, target tersebut tidak terlalu besar.

Pasalnya, melihat data dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali kunjungan wisman ke Bali sepanjang 2019 dengan jumlah total 6.275.210 jiwa, wisman China berada pada posisi kedua tingkat kunjungan tertinggi ke Pulau Dewata yakni mencapai 1.186.057 jiwa atau 18,90 persen.

Baca juga: Strategi Pengembangan Pasar Wisman, Menparekraf Dorong Penambahan Penerbangan ke Bali dan Jakarta

Namun, yang menjadi tantangan sekarang ini, adalah belum tersedianya penerbangan langsung atau direct flight ke Bali dari Tiongkok.

“(Jika) melihat beberapa challenge yang masih kita hadapi. Pertama adalah terkait dengan direct flight dari China ke Bali kan belum ada. Jadi, harapannya adalah kalau direct flight sudah ada, saya kira target yang segitu sangat gampang dicapai oleh anggota Asita yang menangani pasar China ini,” jelasnya, Rabu 11 Januari 2023.

Meski masuk daftar pasar tertinggi, namun dalam daftar lima target negara yang dicanangkan Menteri Sandiaga Uno untuk digenjot kedatangan wismannya, Tiongkok tidak masuk.

Yang mana, lima negara tersebut diantaranya India, Australia, Selandia Baru, Malaysia, dan Singapura.

Mengenai hal ini, Winastra menepis bahwa Tiongkok telah dikesampingkan.

“Bukan dikesampingkan, China baru buka 8 Januari kemarin, bagaimana kita memberikan prioritas? Kan belum,” jelasnya.

Pun demikian, beberapa poin yang disebutkan seperti direct flight tengah diusahakan.

Sebab, untuk membahas ini tentunya harus bertemu dengan Menteri Perhubungan.

“Tidak dalam artian ini dikesampingkan. Justru dengan dibukanya ini (border Tiongkok), malah memberikan sebuah tantangan kepada pemerintah untuk menggarap pro aktif untuk hal itu,” imbuhnya.

Disinggung terkait kesiapan Asita dalam menggarap Pasar Tiongkok, pihaknya mengaku telah siap.

Bahkan paket wisata untuk wisman Tiongkok telah dirangkai sedemikian rupa.

Yang mana dalam paket wisata yang dibuat, tidak lagi mengedepankan jadwal berbelanja atau shopping.

“Kita arahkan agar mereka mengunjungi objek wisata yang ada di Bali. Saran Kementerian, spending money lebih besar untuk wisatawan China dengan menambah length of stay. Paling tidak, paket tur tidak hanya ke Bali Selatan, tapi juga around Bali, atau bahkan destinasi prioritas Kementerian, misalnya Mandalika,” tuturnya.

Disamping direct flight yang tak kunjung ada kepastian, Winastra menyebutkan, masalah lainnya yaitu masa berlaku paspor.

Sebab tentunya setelah sekian lama, masa berlaku paspor sudah habis dan mesti diperbarui.

“Kami minta kepada pemerintah, ada direct flight paling tidak tiga negara, Guangzhou-Bali, Shanghai-Bali, dan Beijing-Bali,” tutupnya. (*)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved