Berita Bali

Siap Pasok 2 Ribu Ton, Antisipasi TPID dan Bulog Bali Jika Harga Beras Terus Naik

harga beras premium dari sebelumnya Rp 12.500 kini menjadi Rp 13.000 per kilogram di Bali

Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/Putu Supartika
Ilustrasi pedagang beras - Siap Pasok 2 Ribu Ton, Antisipasi TPID dan Bulog Bali Jika Harga Beras Terus Naik 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Harga beras di pasaran mengalami kenaikan sekitar 4 persen.

Menurut Data Disperindag Kota Denpasar, yang diterima Tribun Bali, Kamis 9 Februari 2023, harga beras premium dari sebelumnya Rp 12.500 kini menjadi Rp 13.000 per kilogram.

Sedangkan beras lokal C4 Super naik 2,08 persen menjadi Rp 12.250 per kg.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Gusti Agung Diah Utari menyampaikan, berdasarkan historis, rata-rata inflasi Februari selama 4 tahun terakhir tercatat deflasi.

Baca juga: Jika Harga Beras Terus Naik, Ini Kata TPID dan Bulog Bali: Siap Memasok 2000 Ton dari Jawa Timur

Namun, terdapat beberapa potensi risiko ke depan yang perlu diwaspadai seperti ketersediaan stok pangan, khususnya beras.

"Meskipun demikian, peningkatan alokasi beras pada program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) oleh Bulog diharapkan mampu mengurangi laju kenaikan harga beras," ujar Diah Utari dalam siaran pers yang diterima Tribun Bali, Kamis 9 Februari 2023.

Untuk itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus menekankan pentingnya melakukan pemantauan harga dan stok untuk memastikan tersedianya kebutuhan dengan harga terjangkau.

Saat dihubungi Tribun Bali, Budi Cahyanto, Pemimpin Wilayah Badan Urusan Logistik (Bulog) Kanwil Bali mengatakan stok beras saat ini masih cukup untuk kebutuhan operasi pasar beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sampai dengan pertengahan Maret 2023.

"Namun memang ada kenaikan harga beras yg membutuhkan tambahan suplai ke pasar-pasar. Dalam periode dua minggu ke depan Bulog Bali akan terus memasok ke pasar-pasar dan termasuk ke distributor di seluruh Bali. Jika dalam periode dua minggu tersebut harga masih tinggi, Bulog Bali telah juga mendapat kepastian pasokan dari Bulog Jatim sebanyak 2.000 ton," kata Budi. (avc)

Satgas Telusuri Dugaan Mafia Beras

KEPALA Subbagian Satgas Pangan, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Iksyanto Bagus Pramono buka suara ihwal penemuan barang bukti aktivitas mafia beras yang diduga sengaja mencampurkan beras merek lain dengan beras Bulog.

Iksyanto mengatakan, pihaknya saat ini masih mempelajari hasil penemuan tersebut dan sudah membawa barang buktinya, yakni beras ke labotarium untuk dicek lebih lanjut.

"Hasil laboratoriumnya beras yang ada itu yang kita amankan itu, kita berikan, sudah di laboratorium. Nanti dari laboratorium akan keliatan bahwa beras itu campuran, ada enggak beras Bulog atau beras yang lain. Jadi sementara sabar dulu karena kalau Polri harus berdasarkan kegiatannya ilmiah, harus ada yang dibuktikan, masih ditelusuri, sementara itu yang masih kita lakukan," ujarnya saat jumpa pers di Hypermart Puri Jakarta, Rabu 8 Februari 2023.

Sementara ketika ditanyakan kapan hasil laboratorium akan keluar, Iksyanto masih pelit bicara. Hanya saja dia bilang, pihaknya sudah memanggil saksi-saksi hingga pelaku usaha untuk ditanyai lebih lanjut.

"Sudah kita panggil semua (pelaku) yang ada di situ, saksinya juga sudah kita panggil," ungkap Iksyanto.

Adapun sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melakukan inspeksi mendadak alias sidak ke gudang beras PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta Timur, Jumat 3 Februari 2023.

Pada saat sidak, pria yang kerap dipanggil Buwas itu, sempat masuk ke beberapa gudang di sana. Salah satunya gudang milik Stephen yang berada di blok E.

Di sana Buwas menemukan tumpukan beras Bulog yang bersisian dengan beras merek lain.

Tersebar juga di beberapa sudut sejumlah karung beras kosong merek Bulog dan merek lainnya.

Sontak, Buwas pun memanggil pemilik gudang tersebut lantaran dia menduga pemiliknya mencampurkan beras Bulog dengan merk lain yang dimasukan ke goni yang kosong.

Pemilik beras tersebut, Stephen, menampik tudingan Buwas.

Stephen mengatakan, selain dari Bulog, ia mengatakan dirinya memang biasa membeli beras merek lain dari Karawang.

Buwas yang juga mantan Kabareskrim dan mantan Kepala BNN itu tentu tak langsung percaya.

Dia pun meminta sampel beras Bulog dan beras tersebut yang kemudian membandingkan kedua jenis beras itu.

Menurut Buwas, bila dilihat secara kasat mata, keduanya sangat mirip sehingga dia membawa dua sampel beras tersebut dan akan mengeceknya ke laboratorium.

Buwas juga berencana menjadikan hasil laboratorium nanti sebagai barang bukti kepada Satgas Pangan Polri.

Masih di gudang yang milik Stephen, Buwas berkeliling dan menemukan tempat yang diduga menjadi wadah pencampuran beras Bulog dan merek lain.

"Tadi kan dia bilang beras dari Karawang, saya berani bertaruh bukan dari Karawang. Ini sudah dimix, lihat sendiri kan tempat pencampurannya ada," ujarnya.

"Semakin saya jalan, semakin banyak yang saya temukan. Makanya mau saya cek lagi," kata Buwas. (kompas.com)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved