Berita Bali

Kondisi Pariwisata Bali Pasca Pandemi, Banyak Pengusaha Belum Bangkit, Ekonomi Tumbuh 6,68 Persen

Kondisi pariwisata Bali, masih banyak hotel-hotel di Bali yang okupansinya masih minim.

Dok. Tribun Bali
Ilustrasi - Kondisi Pariwisata Bali Pasca Pandemi, Banyak Pengusaha Belum Bangkit, Ekonomi Tumbuh 6,68 Persen 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Kondisi pariwisata Bali dikatakan sudah membaik seusai pandemi Covid-19.

Namun tidak sedikit pengusaha, khususnya di bidang perhotelan yang masih dalam kondisi belum pulih sepenuhnya.

Sebelumnya mereka telah mempertahankan hotelnya agar tidak gulung tikar akibat pandemi Covid-19.

Ketika dikonfirmasi, salah seorang pengusaha senior di Bali, Panudiana Kuhn mengatakan, masih banyak hotel-hotel di Bali, seperti di Kuta, yang okupansinya masih minim.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan IV 2022 Meningkat, Trisno Nugroho: Perbaikan Pariwisata Bali

Tidak hanya hotel, restoran, toko, juga banyak yang kosong.

Di kawasan Badung, menurut dia, Canggu mulai ramai saat ini.

“Ada, banyak pengusaha yang belum bangkit, yang utangnya masih banyak. Utangnya makin banyak, jualannya (kamar hotel) makin rendah. Bayar bunga terus setiap bulan. Itu yang menyebabkan banyak hotel dijual juga,” kata Panudiana Kuhn, Jumat 10 Februari 2023.

Terutama, kata dia, hotel-hotel kecil lokal masih mengalami kondisi berat.

Utang yang dimiliki pengusaha hotel tinggi, tetapi kamar-kamar yang disediakan dijual dengan harga murah.

Di samping itu, hotel-hotel yang disita bank juga banyak.

“Yang ngutangin (bank) banyak, karena jualannya (kamar hotel) makin murah di Bali. Sekarang hotel bintang lima lokal di Bali, kamarnya dijual murah, di bawah Rp 1 juta, seperti Rp 700 ribu, Rp 800 ribu, Rp 900 ribu, itu terlalu murah. Seharusnya jual Rp 4 juta, Rp 2 juta, seperti Hotel Ritz Carlton, Westin, bintang lima mewah lainnya, ini (harganya) tinggi-tinggi,” tambahnya.

Jika terus begitu, kata dia, hotel bisa sangat rugi.

Apalagi, jika hotel bintang lima yang letaknya di pinggir pantai. Ia menilai, harusnya bisa dijual lebih mahal.

Seperti hotel-hotel di Labuan Bajo. Yang mana per malam, harganya bisa mencapai Rp 2,5 juta hingga Rp 4 juta.

Tidak hanya hotel, transportasi di Bali juga dinilai masih murah.

Hotel, transportasi, hingga restoran Bali dinilainya masih murah jika dibandingkan dengan Jakarta.

Sehingga tidak heran, banyak pionir transportasi di Bali yang bangkrut.

“Tapi masih banyak akomodasi yang tua yang masih bisa bertahan. Seperti Grup Santrian, Grup Maya Ubud, Grup Ramayana, dan lainnya. Mudah-mudahan masih berkelanjutan,” harap dia.

Terkini ia melihat, sektor usaha tempat hiburan seperti beach club tengah naik daun.

Bahkan terbaik saat ini, sebut saja yang tengah viral seperti Atlas Beach Club.

Usaha di bidang perhotelan, restoran, toko, saat ini dinilainya cukup jenuh.

“Hotel sudah jenuh, karena kebanyakan kamar. Restoran, toko, transport jenuh karena kebanyakan. Sekarang yang trend-nya itu, dancing, pesta, minuman alkohol. Ini kenapa Bali harus dipromosikan, karena Bali punya beach club, provinsi lainnya seperti Jawa kan tidak boleh ada begitu-begitu,” katanya.

Gubernur Bali I Wayan Koster dalam sambutannya di di Bale Budaya Gianyar, Jumat 10 Februari 2023, mengaku bersyukur karena Provinsi Bali mampu menangani pandemi Covid-19 dengan strategi paling efektif, sehingga Bali meraih kategori terbaik di Indonesia.

Selain itu Bali kembali dipercaya menjadi daerah yang nyaman, aman, dan kondusif untuk dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara.

“Atas hal itulah, titiang berani menerapkan kebijakan tanpa karantina mulai 7 Maret 2022, pertama di Indonesia atas persetujuan Pemerintah Pusat yang diiringi dengan meningkatnya kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara ke Bali,” kata Koster.

Gubernur Koster mengatakan, pariwisata Bali telah pulih secara perlahan dan saat ini rata-rata wisatawan domestik yang ke Bali mencapai 10.000 sampai 11.000 orang per hari.

Sedangkan wisatawan mancanegara mencapai 12.000 sampai 13.000 orang per hari datang ke Bali.

“Titiang terus berkomunikasi dengan Menteri Perhubungan supaya penerbangan yang langsung ke Bali ditambah dan sekarang wisatawan China sudah masuk. Sehingga kepariwisataan di Bali sudah pulih dan bangkit kembali,” kata Gubernur Koster.

Menurut Gubernur Koster, pulihnya pariwisata Bali berdampak langsung pada pemulihan perekonomian, secara bertahap bangkit kembali.

Pada 2020, Bali mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) dengan rata-rata 9,31 persen.

Dan pada 2021 masih mengalami pertumbuhan negatif (kontraksi) dengan rata-rata -2,47 persen.

Pada 2022 ini, perekonomian Bali sudah tumbuh positif: pada triwulan I mengalami pertumbuhan 1,43 persen; pada triwulan II tumbuh 3,05 persen; triwulan III jadi 8,09 persen; dan triwulan IV tumbuh 6,68 persen (YoY). Jadi rata-rata dari triwulan I sampai IV pertumbuhan perekonomian Bali tahun 2022 sudah mencapai 4,48 persen.

Terkendalinya penanganan Pandemi Covid-19 yang sangat baik di Bali diiringi dengan fasilitas yang memadai, membuat percepatan pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali sangat dirasakan, karena Bali untuk pertama kalinya menjadi tempat pertemuan puncak Presidensi G20 15-16 November 2022 lalu.

Pertemuan KTT G20 dihadiri langsung oleh 17 kepala negara dan 3 Menteri Luar Negeri Wakil Kepala Negara G20, 9 Kepala Negara Undangan, serta 14 pemimpin organisasi/lembaga internasional. (sar)

Ekonomi Tumbuh 6,68 Persen

PARIWISATA Bali telah bisa dikatakan pulih pasca gempuran pandemi Covid-19.

Sebab kunjungan wisatawan per harinya mencapai lebih dari 35 ribu orang.

Itu pun jumlah yang datang ke Bali melalui Badara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Sementara pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV 2022 telah di angka 6,68 persen.

Hal tersebut dikatakan Gubernur Bali, I Wayan Koster di Bale Budaya Gianyar saat kunjungan kerja Kabupaten Gianyar, Jumat 10 Februari 2023.

"Setiap hari ada 12 sampai 13 ribu wisatawan mancanegara dan 23 sampai 25 ribu wisawatan domestik setiap harinya masuk Bali. Semuanya itu masuk Bali lewat Bandara Ngurah Rai. Pariwisata Bali secara bertahap sudah pulih dan bangkit kembali. Badai telah berlalu," ujar Koster.

Koster pun mengungkapkan dalam memulihkan ekonomi Bali dalam waktu sesingkat ini bukan hal yang mudah.

Sebab hal positif ini tak terlepas dari aturan ketat yang dikeluarkannya dalam memerangi Covid-19.

"Di awal, saya lakukan PPKM ketat. Saya di-bully terus oleh insan pariwisata. Kapan buka, kapan buka. Bagi saya, pemulihan Covid-19 lebih penting. Kita selamatkan dulu masyarakat, baru kita bicara ekonomi," ujar Koster.

Pejabat asal Buleleng itu tak menampik bahwa kondisi ekonomi sangat buruk saat aturan ketat diberlakukan.

"Saat itu ekonomi Bali mengalami perubahan. 2020, ekonomi Bali pertumbuhannya mengalami kontraksi negatif, minus 9,31 persen. Tapi di 2021 mulai membaik menjadi minus 2,47 persen," kata Koster.

"Dan, benar-benar membaik di 2022. Pada triwulan I pertumbuhan ekonomi positif di angka 1,46 persen. Lanjut triwulan II menjadi 3,05 persen, triwulan III 8,09 persen dan triwulan IV positif 6,68 persen. PDRB dari 34 provinsi di Indonesia, Bali nomer 4. Mengalahkan semua provinsi yang ada di Jawa. Gitu gubernurnya bekerja, masak di-bully. Kalau di-bully, kira-kira perlu minum arak nih," ujar Koster yang membuat hadirin tertawa.

Koster mengatakan, meskipun pandemi Covid-19 merusak ekonomi Bali, namun ia juga melihat berbagai hal positif.

“Pandemi jangan dipandang hanya dari sisi negatif, tapi juga ada berkah. Karena Covid, kita bisa melakukan tata kelola kehidupan, seperti ke pola digital, perilaku hidup sehat, mengatur pelaku usaha pariwisata juga lebih mudah. Dulu sulit, sombong sekali. Sekarang nurut," ujarnya.

"Dan, berkat Covid, kita dapat perhatian serius dari pemerintah pusat, karena Bali terdampak berat. Itulah sebabnya kita dapat anggaran triliunan untuk pembangunan Bali di masa Covid. Seperti pembangunan kawasan pura suci Besakih, shortcut, dll. Dan anggaran yang kita dapatkan tak ada yang dipotong (refocusing)," kata Koster. (weg)

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved