Berita Bali

Sering Dianggap Pencitraan, Ini Kisah Pancawara Bali Terjang Tumpukan Sampah di Sungai 

Tumpukan sampah nampak menggunung disekitaran Bendungan yang berlokasi di Jalan Gunung Agung, Denpasar, Bali.

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Pancawara Bali komunitas bersih-bersih dari pemuda Bali untuk Sungai di Bali. 

TRIBUN BALI.COM, DENPASAR - Tumpukan sampah nampak menggunung disekitaran Bendungan yang berlokasi di Jalan Gunung Agung, Denpasar, Bali.

Sampah-sampah ini merupakan sampah rumah tangga dari masyarakat sekitar.

Mungkin bagi sebagian orang, melihat tumpukan sampah ini seperti ‘jijik’.

Baca juga: Musim Angin Barat, 26 Ton Sampah Berhasil Dikumpulkan di Pantai Jerman, Kuta Badung

Tak bisa tinggal diam, Pancawara Bali yang merupakan komunitas bersih-bersih Sungai langsung melakukan aksi bersih-bersih disekitaran Bendungan itu. 


Baru dibentuk pada 6 Januari 2023 lalu, sudah enam sungai dan dua pantai yang mereka bersihkan.

Pancawara Bali awalnya beranggotakan lima orang, namun satu diantaranya sudah mengundurkan diri.

Baca juga: Dewan Bangli Desak DLH Segera Pindahkan Mobil Penyisir Sampah Yang Mogok

Mereka terdiri dari anak-anak muda Bali yang bernama Kadek Trisna Winanta (18), Komang Evan Febrian (17), Putu Kompyang Swastika (19), dan Ketut Jian Anandaputra (20).

Mereka mengaku membentuk Pancawara Bali ini terinspirasi dari komunitas bersih-bersih sampah asal Bandung yakni Pandawara. 


“Dari sana saya kumpulin teman-teman ini. Kebetulan ini teman-teman satu gang tempat tinggal. Akhirnya kita sepakat dan kita membentuk Pancawara Bali kita melakukan aksi bersih-bersih ini dengan penuh semangat tanpa mengharapkan imbalan atau apapun,” kata Evan selaku Perwakilan dari Pancawara Bali pada, Selasa 14 Februari 2023. 

Baca juga: Tabrak Truk Sampah, Seorang Jaksa Asal Medan Alami Kecelakaan di Bali, Penumpang Alami Patah Kaki


Bukan perkara mudah untuk membentuk sebuah komunitas peduli lingkungan. Mereka memulai ini semua dengan uang saku yang mereka punya.

Ketika sudah membagikan aksi bersih-bersihnya di Media Sosial, banyak yang melakukan donasi untuk mereka. 


“Karena awalnya belum punya alat kebersihan yang memadai, kita biasanya cuma pakai plastik hitam dan sandal tanpa alas kaki. Dan untuk operasional full pakai uang saku kita. Sekarang karena kita buka donasi dan ada yang mendonasikan sepatu boot dan peralatan bersih-bersih lainnya,” imbuhnya. 

Untuk uang bensin saat melakukan bersih-bersih Sungai juga didapatkan dari donasi, dikatakan Evan Pancawara Bali memiliki pembukuan untuk mengatur kas donasi.

Tantangan yang ditemui saat melakukan aksi bersih-bersih ini tentunya tak luput dari hewan-hewan kecil disekitar sampah yang tentunya juga berbahaya. Seperti ulat bulu, lintah juga pecahan beling hingga tinja manusia.

Sampah yang paling banyak mereka temui adalah sampah plastik, sterofoam, kayu, kaca, bahkan mereka pernah menemukan kasur yang dibuang ke sungai

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved