Berita Jembrana
Siswi SMK di Jembrana Karang Cerita Penculikan, Takut Dimarah Orangtua Saat Pulang ke Rumah
Pihak kepolisian dan masyarakat dibuat bingung dan heboh dengan adanya informasi penculikan terhadap siswi salah satu SMK Negeri di Jembrana
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Pihak kepolisian dan masyarakat dibuat bingung dan heboh dengan adanya informasi penculikan terhadap siswi salah satu SMK Negeri di Jembrana sejak Rabu 15 Februari 2023 sore.
Ternyata, setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut adalah hoax.
Alasan yang bersangkutan menyebar informasi tersebut karena takut dimarah orangtuanya.
Baca juga: Gubernur Wayan Koster dan Wagub Tjok Oka Sukawati Kerja Nyata Membangun Kabupaten Jembrana
Menurut informasi yang diperoleh, informasi terkait isu penculikan yang dialami oleh seorang siswi SMK Negeri di Jembrana berinisial NPSP (18) telah beredar di berbagai kalangan.
Hal itu pun membuat heboh warga Jembrana khususnya dan Bali secara umum.
Dalam informasi yang beredar tersebut, siswi SMK Negeri tersebut mengaku telah diculik oleh seseorang di pinggir Jalan Raya Denpasar - Gilimanuk tepatnya di depan kantor Camat Mendoyo, Rabu 15 Februari 2023 sore sekitar pukul 15.40 WITA.
Baca juga: Keswan-Kesmavet Jembrana Laksanakan Vaksinasi Rabies Emergency
Laporan tersebut tertulis bahwa peristiwa tersebut bermula dari siswi tersebut dipanggil oleh seseorang yang tak dikenal.
Pria tersebut mengaku meminta tolong untuk memperbaiki mobil bagian dashboardnya.
Kemudian siswi tersebut dimintain tolong untuk memperbaiki mobil/dasboard. Namun karena mengaku tak bisa memperbaiki mobil, ia kemudin mengaku dipaksa masuk ke dalam mobil dan dikunci dari luar.
Baca juga: Seorang ASN di Jembrana Meninggal Dunia, Sebelum Meninggal Sempat Tunjukan Ciri Mengarah ke Rabies
Setelah itu, si pria pun disebutkan langsung tancap gas untuk menuju timur. Namun sekutar 150 meter, mobil tersebut memutar balik ke arah barat.
Mirisnya, selama di perjalanan ke arah barat, yang bersangkutan mengaku sempat di dicekik oleh pria tersebut.
Tak hanya itu, karena menangis di perjalanan, pria tersebut disebutkan sempat menampar pipi sebelah kanan beberapa kali.
Baca juga: Polisi Segera Gelar Perkara Kasus Penganiayaan di Tempat Hiburan Malam Jembrana
Setelah itu atau saat tiba di SPBU wilayah Pendem, Kecamatan Jembrana, siswi ini sempat berteriak sehingga pria pengemudi mobil langsung nenurunkannya dan berhasil kabur ke arah timur.
Siswi tersebut juga melanjutkan ceritanya sempat meminta tolong kepada warga yang berada di lokasi jual tanaman hias tak jauh dari lokasi ia diturunkan.
Di sana, ia meminta tolong kepada warga meminjam telpon untuk menghubungi keluarganya.
Baca juga: Seorang ASN di Jembrana Meninggal Dunia, Sebelum Meninggal Sempat Tunjukan Ciri Mengarah ke Rabies
Ia pun dijemput oleh pihak keluargannya untuk diajak pulang.
Siswi tersebut juga sempat menyampaikan ke keluarganya bahwa mobil yang dibawa pria tersebut adalah jenis minibus warna putih dan tidak mengetahui nomor plat kendaraannya.
Atas informasi tersebut, Polres Jembrana pun melakukan penyelidikan dengan mendatangi tempat tinggal siswi tersebut.
Ternyata, setelah diminta keterangan, informasi tersebut hanya karangan dari siswi tersebut agar tak dimarah oleh keluarganya.
Kapolres Jembrana, AKBP I Dewa Gde Juliana menegaskan, pihaknya langsung menurunkan anggota untuk menelusuri informasi tersebut (dugaan penculikan).
Sebab, isu tersebut sangat sensitif. Bahkan dari rekaman cctv serta informasi warga, siswi tersebut tidak dipaksa oleh pria yang disebutkan sebagai pelaku.
"Setelah kita dalami, ternyata yang bersangkutan takut dimarah oleh orang tuanya. Sehingga mengarang cerita tersebut (dugaan penculikan)," kata AKBP Juliana saat dikonfirmasi, Kamis 16 Februari 2023.
AKBP Juliana mengungkapkan, dari hasil interogasi anggotanya, alasan yang bersangkutan adalah takut dimarah pihak keluarga kemungkinan karena keluar rumah tanpa sepengetahuan atau tanpa izin orang tuanya.
Sehingga, ia berpura-pura untuk meminta pihak keluarga menjemputnya di salah satu tempat yang jaraknya cukup jauh dari rumahnya.
"Pamitnya bilang ngambil paket barang di awal. Intinya tidak ada kejadian seperti di informasi tersebut. Tidak ada informasi dia diculik kemudian disakiti dan diancam. Bahkan si siswi ini kenal dengan yang disebutkan menculiknya," ungkapnya.
Kapolres mengimbau kepada seluruh masyarakat agar jangan menyebar informasi yang dikarang sedemikian rupa seperti misalnya penculikan.
Sebab, isu penculikan ini sangat sensitif. Artinya masyarakat dilarang untuk menyebar informasi penculikan hoax tersebut karena akan meresahkan banyak pihak.
Kemudian, kata dia, para orangtua diharapkan untuk memberikan pemahaman kepada anaknya bahwa ketika akan pergi dari rumah harus izin dan ditegaskan jangan menggunakan alasan seperti ini (penculikan).
"Kami imbau masyarakat agar jangan sekali-kali menggunakan isu penculikan dijadikan alasan karena akan meresahkan bagi yang lain. Karena di Jembrana tidak ada hal yang seperti itu (penculikan)," imbaunya.
"Terakhir, kami minta seluruh masyarakat agar tetap waspada terhadap orang yang belum dikenal. Itu sebagai antisipasi saja, tentu harus membatasi komunikasi dengan orang yang belum dikenal," tandasnya. (*)
Berita lainnya di Berita Jembrana
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.