Pemilu 2024

Hengkang dari Nasdem, Ngurah Panji Berlabuh ke Gerindra Tabanan, Target 1 Kursi di Provinsi

Anak Agung Ngurah Panji Astika akhirnya berlabuh ke Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Tabanan.

|
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Istimewa
Anggota Parta Gerindra Tabanan AA Ngurah Panji Astika 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Anak Agung Ngurah Panji Astika akhirnya berlabuh ke Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Tabanan.

Tokoh dari Puri Anom Tabanan itu mengundurkan diri dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem), yang sebelumnya mengusungnya pada Pemilukada Tabanan 2020 lalu.

Mundurnya calon bupati 2020 lalu itu tentu saja membawa angin segar bagi partai besutan Prabowo Subianto di Tabanan.

Baca juga: 3 Politisi Senior Golkar Siap Bertarung Memperebutkan Kursi DPR RI di Pemilu 2024 Dapil Bali


Ngurah Panji mengatakan, bahwa seusai mundur dari Nasdem dirinya memiliki tujuan untuk membawa perubahan di Tabanan.

Di mana dirinya sampai saat ini belum melihat, kota kelahirannya itu berkembang maju dengan baik. Karena itu, dirinya ingin mengabdi di Tabanan melalui Gerindra.

Paling dekat, atau pada 2024 nanti, akan ada pemilihan legislatif.

Baca juga: Aliansi Masyarakat Pembela NKRI, Jaga NKRI Jelang Pemilu Hingga Rekomendasi Pilpres-Pilgub Bali 2024

Bahkan dirinya bersiap untuk memenangkan Prabowo Subianto sebagai Presiden 2024 mendatang. Dan bekerja untuk DPD Gerindra Bali mendongkrak suara di daerah.


“Ketika partai menugaskan maka sebagai kader saya siap saja, untuk maju ke Provinsi. Dan saya juga bertekad untuk memenang Pak Prabowo di 2024 mendatang sebagai Presiden. Dan bekerja dengan DPD Gerindra Bali untuk mendongkrak suara di daerah,” ucapnya ketika ditemui Jumat 24 Februari 2023 lalu.


Ia mengakui, bahwa pertarungan dari Tabanan cukup berat ke provinsi.

Di mana, dirinya akan memperebutkan enam kursi yang saat ini, 60 persen lebih atau empat kursi dimiliki PDI Perjuangan.

Kemudian, satu kursi Golkar dan satu lagi Gerindra.

Baca juga: Kejari Bangli Siapkan Posko Pemilu 2024, Simak Beritanya!

Namun, dirinya tetap optimistis dapat merebut satu kursi dan membuat Gerindra memiliki dua kursi di [rovinsi.

“Pileg akan berbarengan dengan Pilpres. Sangat besar pengaruh pemenangan calon Pilpres pada kemenangan Pileg,” jelasnya.

Data yang dihimpun, enam kursi saat ini DPRD Bali yakni dari PDI Perjuangan Nyoman Adi Wiryatama dengan perolehan suara sekitar 88.061 suara, I Ketut Purnaya 40.652 suara, 

I Ketut Suryadi alias Boping 37.079 suara, I Made Supartha dengan perolehan 22.930 suara.

Selanjutnya satu kursi berhasil diperoleh oleh Ketua DPD Golkar Tabanan, I Nyoman Wirya dengan perolehan 16.440 suara.

Baca juga: Pemilu 2024, 18 Parpol Ikut Kirab Akbar Keliling Kota Singaraja Bali

Terakhir ialah anggota Gerindra Tabanan I Gde Ketut Nugrahita Pendit dengan perolehan suara 14.953 suara.


Ngurah Panji mengaku, secara historis dirinya tumbuh di lingkungan Puri Anom Tabanan.

Di mana, Puri Anom Tabanan memiliki sejarah erat dengan Proklamator Indonesia, Soekarno.

Di mana DNA PNI atau Marhaen mengalir di tubuh puri Anom Tabanan.

Di mana puri dahulu sebagai pusat politik untuk kemakmuran masyarakat.

Meskipun basic dirinya adalah seorang teknokrat.

Seorang sarjana tekhnik mesin, yang menciptakan berbagai peralatan mengangkut teknologi.

Namun, dirinya terinspirasi Presiden Joko Widodo, dengan Mantan Gubernur DKI Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Terutama Ahok.

“Saya ingat betul perkataan Pak Ahok. Di mana, menyatakan bahwa jika ingin berbakti untuk negara dan masyarakat, maka jalan politik yang harus dipilih. Karena orang baik harus berada di politik. Supaya politik tidak dihuni orang-orang yang hanya ingin memanfaatkan rakyat,” ungkapnya.


Ngurah Panji melanjutkan, bahwa ketika di dalam lingkungan politik atau masuk sebagai kader partai.

Maka, setiap orang bisa melakukan sesuatu sebab politik itu alat bukan tujuan.

Alat untuk mencapai tujuan kemakmuran suatu bangsa dan negara serta rakyatnya ialah dengan politik.

Oleh karena itu dirinya dulu masuk ke politik dan masuk dalam kontestasi politik 2020.


Disinggung soal keluar Nasdem, Ngurah Panji mengaku, bahwa untuk menggapai cita-cita politik dirinya harus mempunyai kendaraan atau alat.

Terutama memajukan Tabanan, maka di pertarungan bupati, dirinya berani melawan partai PDI Perjuangan yang terbilang memiliki suara mayoritas di Tabanan.

Ia masuk ke Nasdem dulu dengan alasan ialah ideologi partai Nasdem. Di mana Nasdem berperan, atau memang memiliki keseriusan dalam membangun infrastruktur.

Namun dalam perkembangan ada sebuah perubahan di tubuh partai besutan Surya Paloh itu.

“Waktu itu Nasdem menjadi kurang jelas lagi. Di mana dahulu mendukung Jokowi dan Ahok. Kemudian saat ini, mendukung Anies Baswedan yang merupakan antitesis, dari Jokowi dan Ahok. Karena memang saya lebih mempertahankan ideologi (memilih mundur dari Nasdem),” ungkapnya.


Lantas alasan masuk Gerindra sendiri, sambungnya, Partai Gerindra memiliki ideologi patriotisme dan kebangsaan atau nasionalis.

Terlebih lagi ialah figur Prabowo Subianto.

Dimana, meskipun terlihat dari cerita masa lalu (ada pertarungan dengan Jokowi). Namun, terlihat dari kemarin, dirinya cukup terpesona.

“Seorang Ketua Umum Partai besar Indonesia, menurunkan ego. Demi kepentingan bangsa, Pak Prabowo menjadi bagian (Menteri Pertahanan) dari orang yang mengalahkan dia (Jokowi). Itu tidak segampang itu loh. Untuk sekelas pak Prabowo. Dia butuh apa sih? Tidak butuh apa. Tapi mau menurunkan itu semua. Dan mungkin mendapat tantangan besar dari orang sekelilingnya,” bebernya.

Menurut dia, melongok Tabanan saat ini, memang harus diakui kabupaten dengan jargon Lumbung Beras itu perlu memiliki identitas yang jelas.

Misalnya saja, dengan perwajahan kota, yang perlu ditata lebih baik lagi, kedua infrastruktur.

Meskipun, untuk jalan sudah menjadi lebih baik. Tapi infrastruktur yang lain seperti Taman terbuka perlu dilakukan pembangunan lebih baik.

Kemudian, sektor pendidikan.

Apalagi Tabanan mempunyai potensi besar danau gunung dan laut.

Jargon kabupaten lumbung beras pun sepertinya sudah tidak nyata. Karena dalam sektor pertanian sudah kalah dengan hasil produksi Kabupaten Jembrana.

“Kemudian soal semboyan kota pelangi, maka itu perlu dipertanyakan juga. Karena saat ini tidak lagi berwarna. Sekarang terlihat hanya satu warna. Jadi pada intinya, membangun Tabanan itu adalah mengembalikan Tabanan yang dahulu."

"Fokus pada kekuatan Tabanan di dunia pertanian. Tidak hanya slogan dan jargon (Kabupaten Lumbung Beras),” bebernya. (*)

 

 

Berita lainnya di Berita Tabanan

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved