Berita Denpasar
Palebon Raja Denpasar IX Akan Digelar pada 21 Juni 2023, Malelet Dilaksanakan 6 Maret
Pelaksanaan palebon Raja Denpasar IX Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan akan digelar pada 21 Juni 2023 mendatang.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pelaksanaan palebon Raja Denpasar IX Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan akan digelar pada 21 Juni 2023 mendatang.
Di mana pelaksanaan palebon ini mengambil tingkat utama dengan nama upacara Sawa Ngasti Wedana.
Sebelum upacara puncak, dilalui dengan berbagai prosesi termasuk ngalelet atau memandikan jenazah digelar pada 6 Maret 2023 ini.
Baca juga: Massal, Sebanyak 1.500 Peserta Senam Sicita Meriahkan HUT ke-235 Kota Denpasar
Hal tersebut diungkapkan oleh putra pertama Raja Denpasar IX Anak Agung Ngurah Agung Wira Bima Wikrama saat ditemui di Puri Agung Denpasar, Selasa, 28 Februari 2023 siang.
Terkait persiapan palebon ini, pihaknya sudah tangkil ke beberapa griya yang merupakan nabe dari Ida Cokorda seperti di Griya Ann Klungkung, Griya Munggu Badung, hingga Griya Bodha.
“Sudah disepakati terkait malelet pada 6 Maret 2023 langsung munggah tumpang salu. Selanjutnya tanggal 21 Juni 2023 digelar palebon di Setra Badung,” katanya.
Baca juga: Dua Hari Wilayah Denpasar Bali Diguyur Hujan, BPBD : Tetap Waspada, Musim Hujan Belum Berakhir
Sementara itu, hingga 21 Juni, setiap Purnama dan Tilem digelar persembahan tarpana saji.
“Untuk tingkatan upacara adalah utama. Untuk pamereman (bade) menggunakan tumpang 11 dengan dasar putih dan ornamen kuning. Begitu juga untuk lembu menggunakan lembu putih,” katanya.
Saat pelaksanaan malelet akan menggunakan 6 sulinggih, sementara untuk tarpana saji juga dipuput sulinggih secara bergiliran.
Baca juga: Sempat Turun 0,46 Persen, Inflasi Kota Denpasar Kini Naik Lagi, Pemkot Gencarkan Pasar Murah
Nantinya, untuk jenazah Ida Cokorda akan munggah atau dinaikkan ke bade di Catur Muka atau di depan Puri Denpasar dulu yang kini menjadi Jayasabha.
Sementara itu, pangarajeg karya Ida Bagus Gede Pidada mengatakan, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan sudah menjalankan dwijati layaknya ida sulinggih.
Sehingga upacara yang digelar menggunakan tingkatan utama dan bernama Sawa Ngasti Wedana.
Baca juga: Sempat Turun 0,46 Persen, Inflasi Kota Denpasar Kini Naik Lagi, Pemkot Gencarkan Pasar Murah
“Ida Cokorda melaksanakan dwijati sehingga statusnya sama dengan Ida Sulinggih. Ngadeg dua kali yakni saat ngalelet dan saat akan puncak upacara. Sehingga Nyatur Lebah,” katanya.
Di mana sehari sebelum puncak upacara palebon jenazah Ida Cokorda akan dimandikan kembali, busananya diganti dan kemudian munggah panca datu.
“Menggunakan bedusa, seperti zaman batu ada namanya sarkofagus, di sini menggunakan sarkopah. Ini adalah tempat tidur beliau saat akan dipalebon,” katanya.
Selain itu, 5 hari sebelum pelaksanaan palebon akan terus dilakukan tarpana saji setiap hari yang dipimpin oleh Ida Sulinggih.
Setelah pembakaran jenazah di Setra Badung kemudian akan dilanjutkan dengan nganyud atau melarung abu ke pantai.
Diberitakan sebelumnya, Raja Denpasar IX, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan berpulang pada Sabtu 18 Februari 2023 pukul 00.00 Wita.
Beliau berpulang saat menjalani perawatan di RSUP Prof Ngoerah.
Diketahui, Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pemecutan lahir pada 15 Juni 1943 di Puri Agung Denpasar Bali.
Ayah beliau bernama Ida Cokorda Ngurah Agung dan ibu Ida Anak Agung Sagung Putri.
Ida kemudian menikahi Ida Anak Agung Ayu Oka Pamecutan yang merupakan keturunan dari Lanang Celuk Pamecutan, Jro Kelodan Kerobokan.
Beliau adalah pensiunan Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Provinsi Bali.
Ida Cokorda pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Bali dan DPR RI.
Beliau kemudian dinobatkan menjadi Raja Denpasar IX dengan gelar (abiseka ratu) Ida Cokorda Ngurah Jambe Pemecutan, SH pada tahun 2005.
Saat masih walaka Ida bernama AA Ngurah Mayun Samirana. (*)
Berita lainnya di Berita Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.