Berita Badung
WNA Ajukan Petisi Keluhkan Ayam Berkokok di Jimbaran, PHRI Sebut Lokasi Homestay di Kawasan Penduduk
Sejumlah Warga Negara Asing (WNA) ramai-ramai mengajukan petisi menolak suara ayam berkokok yang diklaim mengganggu ketenangan mereka.
Dispar Panggil Pemilik Ayam dan Homestay
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan jika pihaknya telah memanggil pemilik ayam dan pemilik penginapan wisman tersebut kemarin.
“Komunikasi itu tetap wisatawan itu kalau memang dia mau tinggal ditempat kawasan pemukiman dia harus mengikuti apa yang menjadi kearifan lokal. Memang warga disana melihara ayam biasa bukan sebagai peternak yang besar-besaran,” katanya pada, Senin 6 Maret 2023.

Lebih lanjutnya ia mengatakan, pemilik penginapan tersebut juga sudah menyampaikan pada wisman tersebut bahwa kalau di Bali masyarakat pada umumnya memelihara ayam aduan, anjing, burung dan kucing.
Untuk jumlah ayam yang berkokok setiap pagi tersebut 7 ekor.
Ia pun menyarankan jika memang memilih tempat tinggal sementara di Bali yang cukup tenang hendaknya memilih Hotel yang berlokasi ditempat pariwisata.
“Saya tidak mengerti ini fenomena apa. Yang jelas Gubernur kemarin menugaskan untuk mendatangi juga dengan Kanwil Hukum dan HAM. Lokasinya di Jimbaran, dekat Fakultas Pertanian Unud. Posisi ayamnya disebrang tempat wisman tersebut meningap,” imbuhnya.
Sejauh ini belum pernah ada komplain terkait masalah ini dan baru ini saja.
Tentunya pihaknya tak bisa melarang masyarakat Bali untuk tidak memelihara ayam.
Baca juga: Soal Tamu WNA Keluhkan Ayam Berkokok, PHRI Badung: Kalau Mau Nyaman Nginep di Hotel Bukan Homestay
Terlebih memelihara ayam aduan ini merupakan suatu kearifan lokal di Bali.
Wisman Akui Biaya Hotel Mahal
Awalnya komplain ini dilayangkan oleh salah satu wisman yang menginap di penginapan tersebut.
Wisman tersebut berasal dari Amerika Serikat.
Setelah melayangkan komplain ia pun mengajak 17 WNA lainnya untuk membuat petisi terkait bisingnya suara ayam berkokok.
Ketika disarankan untuk pindah ke Hotel, WNA ini mengatakan untuk menginap di Hotel membutuhkan biaya yang mahal.
“Dia bilang kalau di Hotel mahal kan itu tidak benar jadinya. Itu kos-kosan, ada 9 kamar dan diisi WNA tersebut. Sebelum Pandemi mereka memang longstay disana biasa orang pensiunan mereka liburan kesini,” tutupnya.
(*)
(Tribun-Bali.com/Ni Luh Putu Wahyuni Sari, I Komang Agus Aryanta)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.