Berita Bali

Terinspirasi Dari Kasus Aborsi, Ogoh-ogoh STT Dwiputra Beri Pesan Untuk Berpikir Sebelum Bertindak

Terinspirasi dari kasus aborsi, Ogoh-ogoh STT Dwiputra beri pesan untuk berpikir sebelum bertindak.

Penulis: Putu Yunia Andriyani | Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali/Putu Yunia Andriyani
Anak Agung Bagus Suendra Diputra bersama seluruh anggota STT Dwiputra mengusung tema ogoh-ogoh “Tumbal Rare” sebagai pengingat kepada masyarakat untuk berpikir sebelum bertindak serta berani bertanggung jawab. 

Kostumnya sederhana dan tidak dikenakan banyak ornamen-ornamen yang menghias dan duduk pada sebuah kursi. 

Selain itu, Jro Dalang juga akan membawa sebuah kayon atau sebuah wayang di sebelah tangan kanananya. 

Di bawah Jro Dalamg terdapat empat tumbal rare atau tuyul-tuyul laki-laki dengan ekspresi layaknya anak-anak pada umumnya. 

Ada  yang senang bermain bersama Jro Dalang, ada yang jail bermain di bawah Jro Dalang, dan ada juga yang menangis seperti bertanya kepada orang tua alasan dirinya dibuang. 

Gung Gus Adi menuturkan ogoh-ogoh ini menjadi sebuah pengingat kepada masyarakat untuk berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. 

Pikiran haris dimatangkan, bila perlu berpikir dua kali karena apabila sudah berbuat maka perbuatan itu harus ditanggungjawabi. 

Segala yang telah terjadi tidak boleh terpaksa ditunda dan justru hal-hal yang telah terjadi haris diterima karena itu pemberian Tuhan. 

“Jadi kalau sudah berani berbuat harus berani bertanggung jawab, jangan hanya cari enaknya saja, tetapi kita juga harus memikirkan ke depannya."

"Apakah yang dicari adalah benar tujuan kita atau bukan itu yang harus kita pikirkan,” ujarnya. 

Ditemui di Balai Banjar Tegal Agung, Gung Gus mengatakan semua karakter memiliki kesulitannya masing-masing saat dibuat. 

Namun, yang paling sulit adalah karakter Tumbal Rare yang sedang menangis karena ada banyak detail yang perlu diperhatikan. 

Selain untuk pengerupukan, ogoh-ogoh ini juga akan dilombakan di tingkat Provinsi dan Kota Denpasar, termasuk juga di tingkat desa. 

Diharapkan ogoh-ogoh ini dapat menyampaikan pesan yang dimaksud kepada seluruh masyarakat dengan baik. 

Disamping itu, kekompakan STT Dwiputra juga dapat meningkat karena tentunya seluruh anggota telah bersama melewati proses perjuangan selama membuat ogoh-ogoh. (yun)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved