Breaking News

Berita Karangasem

Penyeberangan Fast Boat Amed Ditutup! Pelaku Wisata Mesadu ke DPRD Karangasem

Kedatangannya ke DPRD Karangasem, untuk menyampaikaan aspirasi terkait penutupan penyeberangan fast boat di Amed.

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Saiful Rohim/Tribun Bali
Puluhan warga dan pelaku usaha pariwisata, di sekitar Desa Purwakerti dan Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, mesadu ke DPRD Karangasem, Selasa (14/3/2023) siang hari. Kedatangannya ke DPRD Karangasem, untuk menyampaikaan aspirasi terkait penutupan penyeberangan fast boat di Amed. Penutupan penyeberangan dari Pantai Amed menuju Gili Terawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), karena belum memiliki pelabuhan. 

TRIBUN-BALI.COM - Puluhan warga dan pelaku usaha pariwisata, di sekitar Desa Purwakerti dan Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, mesadu ke DPRD Karangasem, Selasa (14/3/2023) siang hari.

Kedatangannya ke DPRD Karangasem, untuk menyampaikaan aspirasi terkait penutupan penyeberangan fast boat di Amed.

Penutupan penyeberangan dari Pantai Amed menuju Gili Terawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), karena belum memiliki pelabuhan.

Dasarnya yakni SE Kementerian Perhubungan.

Dari penutupan ini, ada tiga desa terkena imbasnya.

Diantaranya Desa Purwakerti, Desa Culik, dan Desa Bunutan, Kecamatan Abang.

Baca juga: DPRD Badung Minta Dispar Badung "Melek" Untuk Tangani Permasalahan Pariwisata

Baca juga: Penutupan Silicon Valley Bank Tak Berdampak Langsung Pada Industri Perbankan Indonesia

Ilustrasi - Puluhan warga dan pelaku usaha pariwisata, di sekitar Desa Purwakerti dan Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, mesadu ke DPRD Karangasem, Selasa (14/3/2023) siang hari.

Kedatangannya ke DPRD Karangasem, untuk menyampaikaan aspirasi terkait penutupan penyeberangan fast boat di Amed.

Penutupan penyeberangan dari Pantai Amed menuju Gili Terawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), karena belum memiliki pelabuhan.
Ilustrasi - Puluhan warga dan pelaku usaha pariwisata, di sekitar Desa Purwakerti dan Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, mesadu ke DPRD Karangasem, Selasa (14/3/2023) siang hari. Kedatangannya ke DPRD Karangasem, untuk menyampaikaan aspirasi terkait penutupan penyeberangan fast boat di Amed. Penutupan penyeberangan dari Pantai Amed menuju Gili Terawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), karena belum memiliki pelabuhan. (Tribun Bali/Saiful Rohim)

Koordinator lapangan, I Wayan Sentuni Artana, mengatakan, kedatangan kami untuk menyampaikan aspirasi tentang penutupan fast boat yang beroperasi di Pantai Amed.

Harapannya agar fast boat segera beroperasi.

Penutupan ini sangat berdampak terhadap kunjungan wisatawan, dan warga sekitar objek wisata.

"Kapal cepat yang beroperasi di Pantai Amed, Desa Purwakerti, Kecamataan Abang, Karangasem untuk bisa sesegera mungkin beroperasi. Karena ini sangat berdampak signifikan," kata Wayan Sentuni Artana setelah menyampaikan aspirasi ke DPRD.

Ditambahkan, dari sisi okupansi hotel, tingkat hunian mengalami penurunan setelah ditutupnya penyebrangan fast boat.

Sebelum ditutup, tingkat hunian hotel sekitar 80 sampai 90 persen, sekarang menurun signifikan.

Ini dikeluhkaan pelaku wisata dan pemilik hotel. Penutupan fast boat terjadi mulai 28 Februari 2023.

Puluhan warga dan pelaku usaha pariwisata, di sekitar Desa Purwakerti dan Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, mesadu ke DPRD Karangasem, Selasa (14/3/2023) siang hari.

Kedatangannya ke DPRD Karangasem, untuk menyampaikaan aspirasi terkait penutupan penyeberangan fast boat di Amed.

Penutupan penyeberangan dari Pantai Amed menuju Gili Terawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), karena belum memiliki pelabuhan.
Puluhan warga dan pelaku usaha pariwisata, di sekitar Desa Purwakerti dan Bunutan, Kecamatan Abang, Karangasem, mesadu ke DPRD Karangasem, Selasa (14/3/2023) siang hari. Kedatangannya ke DPRD Karangasem, untuk menyampaikaan aspirasi terkait penutupan penyeberangan fast boat di Amed. Penutupan penyeberangan dari Pantai Amed menuju Gili Terawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), karena belum memiliki pelabuhan. (Saiful Rohim/Tribun Bali)

Made Audi, salah satu manager hotel di Bunutan, mengatakan wisatawan mancanegara yang akan menginap dan berkunjung ke Amed mengalami penurunan.

Terutama wisatawan yang punya rute berlibur ke Gili Terawangan.

"Penurunan ada. Biasanya tamu yang ke Gili Terawangan menginap di Amed, sekarang sudah tidak," imbuh I Made Audi.

Sentuni menambahkan, warga yang berkerja di sekitar penyeberangan juga terkena imbasnya.

Seperti pedagang, tukang suun, pegawai fast boat sebanyak 46 orang.

Seandainya di kalkulasi keseluruhan bisa mencapai ratusan orang.

Untungnya pegawai hotel serta fast boat belum ada yang terkena PHK atau dirumahkan.

"Jumlah pegawai fast boat 46 orang. Jumlah fast boat 3 unit. Jumlah wisatawan yang menyeberang dari Pantai Amed - Gili Terawangan variatif.

Saat low season jumlah penumpang sekitar 70 orang, satu trip penyeberangan. Kalau high season bisa capai 300 orang, 2 trip," ungkap pengelola fast boat, Wayan Labih Arnawa.

Ketua Komisi III DPRD Karangasem, Wayan Sunarta, mengungkapkan penutupan penyeberangan fast boat merupakan wewenang Provinsi Bali.

Mengingat penyeberangan Amed merupakan penyeberangan lintas provinsi.

"Dampaknya pasti akan berimbas ke hotel dan restauran serta ke pajak,"imbuh Sunarta.

"Nantinya akan difasilitasi. Kita sudah komunikasi dengan pihak KSOP Padang Bai dan Bupati Karangasem. Semoga nantinya ada kebijakan dari KOSP sebelum dermaga dibangun," tambah politisi asal Manggis ini. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved