Berita Bali
Kisah Perajin Ogoh-ogoh Mini di Denpasar Bali, Kantongi Omzet Puluhan Juta Jelang Nyepi
Kisah Perajin Ogoh-ogoh Mini di Denpasar, Bali, kantongi omzet hingga puluhan juta jelang hari raya Nyepi.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Kartika Viktriani
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pada siang hari yang terik itu, tangan Ni Made Ayu Tuti Arini (40) sudah dipenuhi cat berwarna putih.
Dengan telaten, ia mengecat bagian badan ogoh-ogoh yang ‘sangar’ dan sudah dibentuk sebelumnya.
Ayu merupakan pemilik usaha perajin ogoh-ogoh mini yang berlokasi di Jalan Kapten Agung, Denpasar, Bali.
Wanita asal Kota Denpasar ini menuturkan ia sudah menjual ogoh-ogoh mini selama 20 tahun lamanya di Denpasar.
Jelang perayaan hari Nyepi di Bali Tahun 2023 ini ia sudah banyak mengantongi orderan ogoh-ogoh mini.
Dengan semangatnya ia dan suaminya pun segera membuatkan pesanan ogoh-ogoh mini tersebut.
Pemesannya pun berasal dari berbagai kalangan entah dari instansi pendidikan seperti Sekolah ataupun untuk pemesanan pribadi.
“Buatnya Tahun ini sudah 25 ogoh-ogoh untuk yang besar, 50 untuk yang kecil. Yang besar ukurannya 2 meter, yang kecil 80 sentimeter,” jelasnya pada, Kamis 16 Maret 2023.
Ogoh-ogoh mini ini ia jual mulai dari Rp 150 ribu hingga Rp 3,5 juta.
Baca juga: Anak-anak TK di Klungkung Bali Antusias Ngarak Ogoh-ogoh Mini
Untuk waktu pengerjaannya, pada ogoh-ogoh dengan ukuran paling besar dikerjakan hingga satu minggu.
Sementara untuk ukuran kecil biasanya ia kerjakan dalam waktu tiga hari saja. Pesanan ogoh-ogoh mini ini sudah ia terima sejak bulan Januari lalu.
“Ya, lebih banyak yang pesan tahun ini. Saat pandemi jualan juga, tapi dapat sedikit, cuma yang kecil-kecil saja. Tidak sampai 50 persen, sedikit dapatnya karena cuma sebentar saja dapat jualan. Karena sempat dibilang batal perayaan ogoh-ogohnya. Baru seminggu jelang ogoh-ogoh baru dikasi tahu lagi,” imbuhnya.
Tak sendiri, ia menggarap ogoh-ogoh mini ini bersama dengan suami dan satu tukangnya.
Untuk membentuk badan dan karakter ogoh-ogoh dilakukan oleh suami dan tukangnya.
Sementara Ayu membantu dalam proses pengecatan ogoh-ogoh.
Untuk memproduksi ogoh-ogoh mini ini, ia sudah menghabiskan sebanyak 10 balok Styrofoam.
Pemesan ogoh-ogoh mini ini tak hanya dari Kota Denpasar, melainkan juga dari luar Kota seperti Tabanan, Karangasem hingga Kintamani.
Para pembeli pun tak hanya dapat membeli ogoh-ogoh mini, namun juga bisa memesan tapel (wajah) ogoh-ogoh.
Cat yang digunakan pun merupakan cat tembok untuk dasarnya.
Bisnis yang ramai satu tahun sekali ini karena hanya akan ditemukan saat perayaan Nyepi, diakui Ayu mendatangkan omzet hingga puluhan juta.
“Omzet dalam sekali periode itu sampai puluhan juta,” tutupnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.