Berita Nasional
Ajudan Irjen Helmy Tewas Dengan Luka Tembak di Dada, di Mobil Dinas Terpakir Hidup Selama Dua Hari
Briptu RF ditemukan tewas di dalam mobil dinas, yang terparkir di GORR di Desa Ombulo, Limboto Barat, pada Sabtu (25/3) pagi.
TRIBUN-BALI.COM - Warga Desa Ombulo, Limboto Barat, Gorontalo digegerkan dengan penemuan polisi yang tewas di dalam mobil berpelat nomor milik kesatuan polisi.
Briptu RF ditemukan tewas di dalam mobil dinas, yang terparkir di GORR di Desa Ombulo, Limboto Barat, pada Sabtu (25/3) pagi.
Awalnya, seorang warga yang hendak pergi ke kebun melihat mobil dinas Briptu RF terparkir di dekat Jalan Gorontalo Outer Ring Road (GORR) wilayah Dusun I Desa Ombulo dari Jumat (24/3).
Karena tidak menaruh curiga, orang itu pun tak menghiraukan keberadaan mobil tersebut.
Namun keesokan harinya, Sabtu, mobil yang sama masih terparkir dengan posisi sama seperti sebelumnya. Posisi mesin menyala.
Baca juga: Diduga Banyak WNA Rusia Sewa Villa Dalam Waktu Lama, Untuk Tampung Temannya di Bali, Ini Kata PHRI
Baca juga: Upacara Ngaben Kepala BPKAD Gianyar Tunggu Panyineban di Pura Hyang Api, Simak Penjelasannya
Warga itu pun melaporkan ke aparat desa setempat. Sesampai di lokasi, beberapa warga pun menengok ke dalam mobil dan melihat sosok pria berbaju dinas polisi.
Lantaran sosok polisi itu tak juga bergeming setelah dipanggil berulang kali, warga pun melaporkan kejadian tersebut ke polsek setempat.
Selang beberapa menit, petugas pun datang. Mereka terpaksa memecahkan kaca jendela mobil karena pintunya terkunci rapat.
Petugas menemukan pria berseragam polisi itu sudah tak bernyawa. Terdapat luka tembak di bagian dada sebelah kiri. Senjata api terletak di dekat handle rem tangan.
Tak hanya jasad Briptu RF, polisi juga menemukan lima amunisi yang tersimpan di dashboard bawah.
Sementara, senjata ada di sebelah kiri badan korban dengan selongsong di dalamnya. Cairan minuman di kantong kresek putih juga ditemukan dalam mobil.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) sementara, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Briptu RF adalah ajudan Kapolda Gorontalo Irjen Helmy Santika.
Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Wahyu Tri Cahyono mengungkapkan, Briptu RF diduga tewas karena bunuh diri.
“Dugaan sementara, diduga korban melakukan aksi bunuh diri dengan cara menembak menggunakan tangan kanan," kata Wahyu.
Kendati demikian, masih akan dilakukan autopsi terhadap jasad Briptu RF untuk mengetahui penyebab kematiannya. Jasad Briptu RF masih berada di RS Aloe Saboe rencananya diautopsi Minggu (26/3).
Briptu RF adalah ajudan atau anggota Staf Pribadi Pimpinan (Spripim) Kapolda Gorontalo, Irjen Helmy Santika. “Benar, (Briptu RF) anggota Spripim Polda Gorontalo,” ungkap Kombes Wahyu.
Atas tewasnya Briptu RF, Irjen Helmy Santika melalui Kombes Wahyu, menyampaikan bela sungkawa. Ia juga mengungkapkan sosok Briptu RF. "Kami keluarga besar Polda Gorontalo merasa kehilangan. Korban dikenal baik, rajin dan juga pendiam," ujar Wahyu.
Briptu RF lahir pada 8 Januari 1994. Korban tewas saat berusia 29 tahun. Ia berasal dari Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa tengah. (tribun network)

Helmy Pernah Jabat Kapolsekta Denpasar
IRJEN Helmy Santika melalui Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Wahyu Tri Cahyono, mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya sang ajudan Briptu RF.
Di mata Helmy, Briptu RF adalah sosok yang rajin dan baik. Helmy pun meminta doa agar keluarga Briptu RF diberi ketabahan.
Dikutip dari Tribratanews Gorontalo, Helmy Santika lahir pada 20 Desember 1971 atau saat ini berusia 52 tahun.
Helmy memiliki seorang istri bernama Lurie Helmy Santika. Ia adalah lulusan Akpol tahun 1993 yang berpengalaman di bidang reserse.
Jabatan pertama yang diemban Helmy setelah lulus dari Akpol adalah Pama Polda Metro Jaya.
Setelahnya, ia menjabat sebagai Wakapolsek Setiabudi selama dua tahun, yaitu 1997-1999.
Dari Jakarta Selatan, Helmy Santika dimutasi ke Denpasar dan ditunjuk menjadi Kapolsek Kota Denpasar pada 2001-2003.
Setelahnya, ia kembali ke Polda Metro Jaya dan menjabat Kanit II/Psikotropika mulai 2003-2005.
Pada 2005, Helmy menjadi Kapolsek Metro Kebayoran Lama. Jabatan itu hanya ia emban setahun hingga kemudian menjabat Kasat Narkoba Polres Metro Jaksel pada 2006-2007.
Masih di tempat yang sama, Helmy Santika berganti jabatan menjadi Kasat Reskrim selama setahun, yaitu 2007-2008.
Di tahun 2010, ia kembali lagi ke Polda Metro Jaya setelah ditunjuk menjadi Kasubdit Resmob Dit Reskrimum.
Setahun setelahnya, ia menjabat sebagai Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya hingga 2013.
Jabatan itu menjadi jabatan terakhir yang diemban Helmy di Polda Metro Jaya sebelum akhirnya berpindah-pindah tempat.
Mulai dari menjadi Kapolres Lampung Utara (2013-2014), Wadirreskrimum Polda Banten (2014-2015), Kapolresta Barelang (2016-2017), hingga Dirresnarkoba Polda Kepri (2017). Setahun menjabat Dirresnarkoba Polda Kepri, Helmy ditarik ke Mabes Polri dan menjadi Analis Kebijakan Madya Bidang Pideksus Bareskrim Polri. Lalu, pada 2019, ia menjadi Wadirtipideksus Bareskrim Polri.
Helmy Santika kemudian dilantik menjadi Dirtipideksus Bareskrim Polri pada 2020. Di tahun 2021, ia menjadi Sahlijemen Kapolri hingga 2022. Pada 21 Juni 2022, Helmy dilantik sebagai Kapolda Gorontalo menggantikan Irjen Akhmad Wiyagus. (tribun network)
Demo 25 Agustus 2025 Ricuh, Tuntutan Bubarkan DPR Memanas di Jakarta |
![]() |
---|
RICUH Demo 25 Agustus, Tuntut Bubarkan DPR Panas di Jakarta! Ada Poster One Piece & 1 Motor Dibakar |
![]() |
---|
INIKAH Motif Pembunuhan dan Penculikan Kepala KCP Bank BUMN? Pelaku Utama Kerap Beri Seminar |
![]() |
---|
Dampak Gelar Nobar Sepakbola, Pemilik Warung Ini Didenda Ratusan Juta, Terancam 4 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Minat Masyarakat Pada Aset Digital Meningkat, Transaksi Tokocrypto Tembus Rp66 Triliun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.