Bocah Hanyut di Tabanan

Wira Terseret Arus Saat Melukat di Tabanan, Sempat Menolong Ibunya, Dewi Yakin Anaknya Masih Hidup

Putu Pasek Wira Suputra terseret arus dan tenggelam di Muara Sungai Tukad Balian Tabanan

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Tribun Bali/I Made Ardhiangga Ismayana
Wira Terseret Arus Saat Melukat di Tabanan, Sempat Menolong Ibunya, Dewi Yakin Anaknya Masih Hidup 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Seorang bocah warga Jalan Gunung Agung, Denpasar hilang terseret arus dan tenggelam di Muara Sungai Tukad Balian, Desa Lalang Linggah, Kabupaten Tabanan, Bali, Minggu 16 April 2023.

Bocah 13 tahun itu, ialah Putu Pasek Wira Suputra alias Wira yang terseret ombak saat melakukan penglukatan bersama keluarganya.

Ternyata, ada kisah pilu pada korban yang hingga saat ini tubuhnya belum ditemukan.

Hal ini terungkap dari penuturan ibu korban, Putu Sintya Dewi (36).

Baca juga: Putu Pasek Terseret Arus Saat Melukat di Tabanan, Pencarian Dilanjutkan Pagi Ini

Ibu korban, Sintya Dewi mengatakan, bahwa saat itu dirinya dan keluarga awalnya nunas raos ke daerah sekitaran Polsek Negara, Kecamatan Negara, Jembrana. Karena saat itu akan dilaksanakan upacara.

Kemudian, dirinya pulang dan sempat mampir makan ke salah satu rumah makan di Jembrana.

Pada saat yang sama, suaminya Made Sujana (47) mengajak ia dan kedua putranya Wira dan Ade Ravindra Ananda (8) untuk melukat di Muara Sungai Tukad Balian.

“Kami dari Negara nunas raos karena mau ada upcara. Terus makan dan ke sini. Maksudnya melukat karena suami dulu pernah sekali ke sini. Habis dari sini langsung tujuan pulang balik ke Denpasar,” ucapnya, Senin 17 April 2023, ditemui di TKP.

Menurut dia, dirinya saat itu mandi dengan keluarganya berjumlah delapan orang.

Pada saat itu, datang sekitar pukul 15.00 Wita. Kemudian melakukan pengalukatan.

Sejam waktu penglukatan dilakukan.

Kemudian, dirinya dan keluarga masih mandi-mandi di sekitaran muara sungai.

Dan memang air tidak begitu tinggi, hanya sekitar 30 centimeter.

“Jadi anak saya itu sebenarnya selamat. Dia sudah duduk di pinggir. Tapi karena saya masih seperti tenggelam dan saat itu panik, terus anak nyelamatin saya,” ungkapnya.

Sintya Dewi mengaku, anaknya sejatinya bisa berenang. Makanya ketika melihat dirinya panik di dalam air, anaknya berusaha menolongnya.

Awalnya dirinya itu meminta bantuan ke suaminya.

Tapi, karena suaminya sudah menyelamatkan anak keduanya, maka anak pertamanya Wira itu berinisiatif menolong dirinya.

Sayangnya, saat di dalam muara itu, air yang sepertinya landai, ternyata memutar.

Dirinya mengibaratkan seperti ketika seseorang sedang menyalakan mesin cuci, memutari seperti mesin cuci.

“Karena memutar itu saya panik. Anak nyelamatin saya sambil ngomong ‘kasihan ibu, kasihan ibu’ nyelamatin saya dan arus terus memutar. Terus kami diberi kayu sama warga. Tapi saat mau saya kasih kayu, saya lihat anak saya sudah gak ada,” ungkapnya.

Sintya Dewi mengaku, anaknya itu berusia 13 tahun dan saat melukat hanya memakai celana pendek.

Dirinya semalaman berada di warung di dekat TKP, dan tidak dapat tertidur dengan pulas.

Ia masih meyakini bahwa anaknya dalam kondisi hidup.

Meskipun, diakuinya saat ini seperti dalam kondisi 50 dibanding 50.

“Saya tetap yakin. Meski saya bicara tapi terus saya berdoa anak saya selamat,” bebernya. (ang).

Kumpulan Artikel Tabanan

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved