Berita Bali
Perhatian Serius The Apurva Kempinski Bali Terhadap Ketahanan Pangan dan Sirkular Ekonomi
Perhatian serius The Apurva Kempinski, Bali terhadap ketahanan pangan dan sirkular ekonomi.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Putu Kartika Viktriani
"Ini harus menjadi gerakan nyata, kami getok tular ke komunktas desa setempat, saat ini kami masih 20-30 persen disupplai dari program kami ini, seperti tomat ceri lalu, daun-daun untuk garnish dan lain-lain," tuturnya.
Pendiri Samsara Living Museum, Ida Bagus Agung Gunarthawa, berkomitmen untuk melestarikan warisan budaya Bali serta memiliki visi untuk mendorong masyarakat serta melestarikan keberagaman Indonesia.
Terletak di desa Jungutan, kabupaten Karangasem di Bali, mereka memiliki misi yang holistik, berorientasi pada komunitas serta mendukung pembangunan keberlanjutan yang berperan penting dalam model bisnis mereka.
Museum tersebut menjadi insisiatif melahirkan permodelan mengembangkan potensi sumber daya unggulan penuh tantangan berbasis budaya dan agrikultur.
"Bagaimana pola pengembangan potensi berbasis budaya terhadap positioning suatu daerah menjadi episentrum budaya dunia, ini menjadi movement memberikan kehidupan yang selaras dengan alam dan seisinya menerjemahkan Tri Hita Karana dengan pemberdayaan berbasis kreatifitas mulai dari sekup terkecil yakni keluarga," paparnya.
"Bali adalah bumi banten, pembenihan atau pengkayaan dari yang sudah ada cocok dengan alam di sini (Kempinski, Red), sebgaian bisa tumbuh di lahan relatuf kering atau berkapur itu akan sangat dibutuhkan sustainability kearifan lokal, semakin dilestarikan semakin mensejahterakan," bebernya.
"Melalui kolaborasi ini, kami dapat melanjutkan visi kami dalam skala yang lebih besar serta memberikan dampak positif bagi komunitas tempat tinggal kami, pada khususnya untuk masyarakat Bali," pungkas Ida Bagus Agung.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.