Human Interest Story
Kisah Budi Adnyana, Tinggal di Rumah Tak Layak Huni di Badung, Atap Bocor, Was-was Saat Hujan
Saat Hujan Adnyana Tak Bisa Tidur, Warga Badung Tinggal di Rumah Tak Layak Huni, Tak Kunjung Dapatkan Bantuan, Unggah di Medsos
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Seorang warga Kabupaten Badung, I Nengah Budi Adnyana (38), mengeluarkan keluh kesahnya di media sosial.
Pria asal Banjar Madia Sari Lingkungan Umahanyar Kaja, Desa Sading itu memposting kondisi rumahnya yang rusak berat, namun tidak kunjung mendapatkan bantuan hibah dari Kabupaten Badung yang terkaya di Bali itu.
Saat ditemui di rumahnya, Minggu 30 April 2023 siang, Nengah Budi mengaku sudah mengusulkan bantuan rehab rumah pada tahun 2017 silam.
Hanya saja sampai ayahnya Ketut Budra meninggal tahun 2019 belum juga ada bantuan sama sekali.
Baca juga: Kisah Puneet Malhotra, Buka Restoran di Bali, Datangkan Bahan Masakan dari India
Karena alasan itulah akhirnya Nengah Budi akhirnya mengunggah kondisi rumahnya di media sosial agar bisa mendapat bantuan dari masyarakat.
“Saya sudah mengusulkan rehab rumah kepada staf kelurahan tahun 2017 silam. Namun sampai sekarang belum ada bantuan sama sekali,” katanya lirih, sembari menunjukkan kondisi rumahnya yang rusak parah.
Hanya Cukup Makan
Pria yang bekerja sebagai driver ojek online itu mengaku, tidak bisa memperbaiki rumah sama sekali.
Penghasilannya sebagai driver ojok online hanya cukup untuk makan sehari-hari.
Apalagi semenjak ditinggal istrinya meninggal pada bulan September 2019 lalu.
Sejak itu tak ada lagi tambahan penghasilan dari istri untuk membantu perekonomian keluarganya.
“Setelah ayah saya meninggal, istri saya meninggal karena sakit maag akut yang dideritanya. Kini saya hanya tinggal bersama ibu saya saja,” ucap Nengah Budi, yang saat ditemui baru pulang dari mengantar penumpang di Batu Bolong, Badung.
Saat ini, dirinya yang tinggal bersama sang ibu Wayan Seneng hanya bisa menunggu bantuan dari pemerintah.
Bahkan satu bangunan rumah dengan dua kamar yang dimilikinya sudah rusak parah.

“Kalau saya tidur, takut gentengnya jatuh. Bahkan saat hujan air netes ke kamar hingga terjadi banjir. Kasur saya pun saya berdirikan agar tidak terendam air,” sambung Wayan Seneng.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.