Berita Denpasar

SMPN 5 Denpasar Kembali Bergejolak, Beredar Pesan WhatsApp Pembelajaran Digelar Daring

SMPN 5 Denpasar Kembali Bergejolak, Beredar Pesan WhatsApp Pembelajaran Digelar Daring

Penulis: Putu Supartika | Editor: Fenty Lilian Ariani
Tribun Bali/Putu Supartika
Rapat - Selain itu, hadir pula Camat Denpasar Utara, Kapolsek Denpasar Utara, Lurah Ubung, Kaling, hingga Ketua Komite SMPN 5 Denpasar. Perwakilan siswa dari kelas VII, VIII, dan IX, kemudian diajak berdialog dalam satu ruangan. Di sana, beberapa siswa pun menyampaikan aspirasi mereka, terkait kepala sekolah baru ini. Salah seorang siswa Kelas IX A, I Made Satria Aldo Adinata, mengaku saat siswa memberikan salam kepala sekolah tak menggubris. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- SMPN 5 Denpasar kembali bergejolak dengan beredarnya WhatsApp pelaksanaan pembelajaran digelar daring.

Dimana sebelumnya, SMPN 5 Denpasar sempat bergejolak karena ada demo terhadap kepala sekolah.

Dalam pesan WhatsApp tersebut, ada enam point hal yang disampaikan terkait pembelajaran daring.

Dimana WA tersebut mengatasnamakan guru dan pegawai SMPN 5 Denpasar.

Point pertama menyebut, kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara daring karena kondisi sekolah belum kondusif.

Dimana hal ini terjadi sejak hampir 7 bulan lalu hingga saat ini guru dan pegawai sudah merasakan tidak tahan, tidak nyaman, dan tidak aman berada di sekolah.

Point, kedua pelaksanaan kegiatan daring ini sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan karena masih menunggu keputusan dari Disdikpora Kota Denpasar atau Walikota Denpasar.

Point ketiga ada permintaan agar orang tua siswa tidak perlu khawatir dg kegiatan pembelajaran secara daring ini karena kita sudah pernah melaksanakan pembelajaran daring selama 2,5 th (pada masa covid).

“Kami akan memastikan siswa akan tetap mendapatkan pelayanan  pembelajaran dari guru mapel dan perhatian dari wali kelas masing-masing,” tulis pesan dalam WA tersebut.

Baca juga: Menparekraf Sandiaga Ajak Sineas Bali, NTB, dan NTT Partisipasi di Festival Film Bulanan

Keempat, siswa juga tidak 100 persen melaksanakan pembelajaran daring karena siswa berada di sekolah belajar bersama dengan teman-temannya, dan hanya saja guru yang mengajar lewat daring karena belum bisa bertatap muka langsung ke sekolah.

Kelima, berdasarkan rapat MKKS (Rapat Kepsek se-Kota Denpasar) untuk Ujian Sekolah tingkat SD dan SMP ditiadakan dan diganti dengan Penilaian Sumatif atau PAT (Penilaian Akhir Tahun) kelas 7,8,9 yang akan tetap dilaksanakan secara daring.

“Dengan segala kerendahan hati kami para guru dan pegawai, memohon permakluman kepada Ibu/Bapak orang tua/wali siswa atas segala kondisi sekolah yang terjadi saat ini. Kami benar-benar sudah tidak bisa datang ke sekolah karena kondisi mental dan psikis kami yang telah hancur. Saat ini kami sedang berjuang agar saat proses pembelajaran berikutnya, kami dapat mengajar tanpa penuh tekanan dan bekerja sesuai dengan tupoksi kami sebagai guru dan pegawai. Kami sangat berterima kasih atas segala dukungan dan pendampingan dari Ibu/Bapak orang tua/wali siswa semua,” bunyi point keenam.

Terkait hal tersebut, kondisi ini pun sudah didengar oleh Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara.

Pihaknya pun mengaku sudah sempat memanggil Disdikpora serta BKPSDM untuk menindaklanjuti kasus ini.

"Kami sudah panggil Disdikpora serta BKPSDM untuk membentuk tim mencari apa sesungguhnya yang kendala di sana," kata Wali Kota, IGN Jaya Negara.

Ia mengatakan saat ini masih dilakukan kajian oleh tim.

Setelah hasil kajian tersebut rampung, pihaknya mengaku akan segera bersikap.

“Apakah akan merolling guru atau kepala sekolah. Ini semua akan terlihat setelah tim membuat kajian. Pokoknya dalam waktu segera kami akan sikapi ini," katanya. (*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved