Pemilu Turkiye

Hasil Sementara Pemilu Turkiye 2023: Erdogan Unggul, Berikut Jejaknya Pimpin Turkiye Selama 20 Tahun

Update Pemilu Turkiye, Presiden Recep Tayyip Erdogan dan koalisi People's Alliance unggul sangat tipis dari pesaingnya, Kemal K l çdaro lu

|
Editor: Ni Luh Putu Rastiti Era Agustini
UMIT BEKTAS/POOL/AFP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan suaranya di tempat pemungutan suara untuk memilih dalam pemilihan presiden dan parlemen, di Istanbul, Turki, pada 14 Mei 2023. Presiden Turki berusia 69 tahun, yang mencalonkan diri kembali, menghadapi pemilihan terberat tantangan dari pemerintahannya selama dua dasawarsa karena ia perlahan-lahan kehilangan dukungan dari segmen utama populasi yang mendukungnya selama dekade yang lebih makmur setelah kebangkitannya pada tahun 2003. UMIT BEKTAS/POOL/AFP 

Penggunaan jilbab sebelumnya dilarang di sejumlah universitas dan tempat-tempat pelayanan publik di Turkiye.

Kritikus mengeluhkan bahwa Erdogan telah merusak pilar-pilar republik sekuler yang dibangun Mustafa Kemal Ataturk.

Erdogan selalu membantah bahwa dia ingin memaksakan nilai-nilai Islam meski religius.

Ia bersikeras hanya mendukung hak-hak orang Turkiye untuk mengekspresikan keyakinan mereka secara lebih terbuka.

Namun, dia berulang kali mengatakan bahwa peran perempuan di dalam masyarakat harus “memenuhi peran gender tradisional” dan bagi perempuan peran yang dimaksud itu adalah “menjadi ibu dan istri yang ideal”, di atas segalanya.

 

Erdogan Mengutuk Feminis

Erdogan mengungkapkan para laki-laki dan perempuan tidak bisa diperlakukan secara sama dan mengutuk feminis.

Ia telah lama memperjuangkan perjuangan Islam dan Islam politik, kelompok-kelompok yang secara ideologis dekat dengan Ikhwanul Muslimin yang tertindas di Mesir.

Dia terkadang menggunakan salam empat jari khas kelompok itu—rabaa.

Erdogan mengonversi Hagia Sophia yang bersejarah di Istanbul menjadi masjid, membuat marah banyak orang Kristen dan Muslim sekuler di Turkiye pada Juli 2020.

Hagia Sophia dibangun 1.500 tahun yang lalu sebagai katedral, dan dijadikan masjid oleh rezim Ottoman.

Namun Ataturk mengubahnya menjadi museum, simbol dari negara sekuler baru.

 

Dilarang Mencalonkan Diri

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved