Berita Klungkung

Tradisi Ngaben Massal Desa Adat Pesisir Nusa Penida, Sorak Sorai Saat Bade Sentuh Air Laut

Warga tumpah ruah memadati pesisir Pantai Batumulapan dan Kutapang, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Rabu (17/5/2023).

Eka Mita/Tribun Bali
Warga tumpah ruah memadati pesisir Pantai Batumulapan dan Kutapang, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Rabu (17/5/2023). Teriakan bertalu saat mereka mengarak bade ke pesisir. Tradisi ini hanya bisa disaksikan setiap ngaben massal. Seperti diketahui, upacara ngaben massal di beberapa desa di Nusa Penida digelar secara unik. Seperti ngaben massal di Desa Adat Kutapang, Desa Batununggul yang mengarak bade dan petulangan ke pesisir pantai. 

TRIBUN-BALI.COM -  Warga tumpah ruah memadati pesisir Pantai Batumulapan dan Kutapang, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Rabu (17/5/2023).

Teriakan bertalu saat mereka mengarak bade ke pesisir. Tradisi ini hanya bisa disaksikan setiap ngaben massal.

Seperti diketahui, upacara ngaben massal di beberapa desa di Nusa Penida digelar secara unik.

Seperti ngaben massal di Desa Adat Kutapang, Desa Batununggul yang mengarak bade dan petulangan ke pesisir pantai.

Baca juga: Prana Jadi Metode Pengobatan Baru di RSUD Wangaya, Gunakan Cakra Untuk Penyembuhan

Baca juga: Kesembuhan Berkat Shamanic Healer Dalam Kehidupan Masyarakat Modern, Yuk Simak Beritanya!

Warga tumpah ruah memadati pesisir Pantai Batumulapan dan Kutapang, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Rabu (17/5/2023).

Teriakan bertalu saat mereka mengarak bade ke pesisir. Tradisi ini hanya bisa disaksikan setiap ngaben massal.

Seperti diketahui, upacara ngaben massal di beberapa desa di Nusa Penida digelar secara unik.

Seperti ngaben massal di Desa Adat Kutapang, Desa Batununggul yang mengarak bade dan petulangan ke pesisir pantai.
Warga tumpah ruah memadati pesisir Pantai Batumulapan dan Kutapang, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Rabu (17/5/2023). Teriakan bertalu saat mereka mengarak bade ke pesisir. Tradisi ini hanya bisa disaksikan setiap ngaben massal. Seperti diketahui, upacara ngaben massal di beberapa desa di Nusa Penida digelar secara unik. Seperti ngaben massal di Desa Adat Kutapang, Desa Batununggul yang mengarak bade dan petulangan ke pesisir pantai. (Eka Mita/Tribun Bali)

"Ngaben secara massal digelar sudah direncanakan dan dipersiapkan sejak setahun lalu," ujar Ketua Panitia Ngaben Massal Desa Adat Kutapang, I Wayan Pageh.

Ngaben massal Desa Adat Kutapang diikuti 50 sawa. Tidak hanya warga Kutapang saja yang menyaksikan tradisi ini, warga lain ikut beramai-ramai menonton. Ngarak bade yang menarik ini bagian atraksi budaya yang yang diwariskan secara turun-temurun.

Warga berjalan sejauh 300 meter dari pesisir menuju setra. Sebelum menuju setra, bade serta petulangan diarak ke pantai. Warga bersorak-sorai yang membuat suasana menjadi riuh saat bade dan petulangan menyentuh air laut.

"Kami mempersiapkan upacara ini dengan matang baik perencanaan hingga pembiayaan. Upacara ini tidak sebatas ngaben, namun sampai upacara nuntun," ungkap Wayan Pageh.

Bendesa Adat Kutapang I Made Sinta mengatakan, upacara ngaben massal dengan mengarak bade ke pantai sudah menjadi tradisi. Secara jarak dari pantai ngarak menuju setra tidak begitu jauh hanya 300 meter.

“Jika dirunut, ngarak bade di tepi pantai merupakan tradisi lawas. Hampir semua yang setra berada di tepi pantai melakukan tradisi yang sama, begitu juga di desa adat kami “ ujarnya.

Tradisi ini juga menjadi daya tarik para fotografer. Momen bade dan petulangan diarak menuju laut menjadi hal yang ditunggu-tunggu agar dapat foto terbaik. Para juru foto berbasah-basahan. (mit)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved